3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Novel Terakhir yang Hilang – Mengenang 2 Tahun Kepergian Seniman I Gde Dharna

Eka PrasetyabyEka Prasetya
February 2, 2018
inEsai
15
SHARES

 

DUA tahun sudah seniman I Gde Dharna tutup usia. Sang maestro menghembuskan nafas terakhirnya 13 September 2015 lalu di RSUD Buleleng, karena penyakit komplikasi yang dideritanya.

Selama dua tahun belakangan, nama besar I Gde Dharna mulai dilupakan. Tetapi karya-karya besarnya, terus diingat.

Karyanya yang paling monumental adalah lagu “Merah Putih”. Lagu itu tercipta pada tahun 1950 silam, dan itu adalah lagu pertama yang mendiang buat.

Begini liriknya: Merah Putih benderan tityange// Berkibaran di langite terang galang// Nika lambang jiwan rakyat Indonesia// Merah berani medasar hati ne suci// Pusaka abdi lan luhur jaya sakti// Merah putih benderan tityange//

Dulu, lagu “Merah Putih” adalah lagu wajib ketiga yang harus dihafal oleh anak sekolah dasar di Bali. Lagu pertama adalah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, kedua Hari Merdeka, ketiga Merah Putih ciptaan mendiang I Gde Dharna.

Pasca reformasi, lagu ini mulai jarang terdengar di ruang kelas. Beberapa musisi kemudian menggubah nadanya. Lagu yang semula memiliki laras selendro, dimainkan dalam nuansa lagu rock maupun punk.

Lagu Merah Putih dalam nuansa rock, pertama kali dimainkan oleh Bintang featuring Bobby SID pada tahun 2011 silam di GOR Bhuana Patra Singaraja. Selang beberapa lama, Superman is Dead bersama Balawan juga memainkannya pada acara Radio Show. Terakhir Nanoe Biroe turut menyanyikannya.

Semua lagu itu sudah pernah didengarkan oleh Dharna. “Saya sudah dengar lagunya. Ternyata pakai musik begitu, enak juga didengar juga ya,” ujar Dharna dalam sebuah perbincangan pada 7 Juli 2015 silam.

Selain lagu Merah Putih, Dharna punya segudang karya lainnya. Sebut saja genjek, jejangeran, gending rare, tembang Pop Bali, hingga Bali Anyar ia tekuni.

Dharna bukan hanya musisi. Dia juga sastrawan. Seniman besar. Sederet penghargaan sudah dia kantongi. Sebut saja penghargaan “Piagam” Dharma Kusuma dan Wija Kusuma. Kata “Piagam” sengaja saya tulis dalam tanda petik. Saya tidak tahu apakah penghargaan itu pada tahun 1980-an sudah berbentuk medali, atau masih berbentuk selembar piagam.

Belum lagi penghargaan Sastra Bali Modern “Rancage” pada tahun 2000. I Gde Dharna juga satu-satunya seniman yang menerima penghargaan Lifetime Achievement pada Buleleng Festival 2013 lalu. Seingat saya itu adalah penghargaan pertama dan terakhir. Hingga kini pada ajang Bulfest, penghargaan serupa tak pernah lagi diberikan.

Karya-karyanya di bidang sastra juga sangat banyak. Sebut saja buku Leak Macelek Bunga; Kumpulan Puisi Bali Modern berjudul “Denpasar Lan Don Pasar”; Kumpulan Puisi Delapan Penyair Buleleng berjudul “Pantai Pantai” (1976); Gita Pahlawan (Perang Jagaraga Dalam Puisi) (1979); Antologi Puisi ASEAN (1983); Buku Kumpulan Puisi “Kaki Langit” (1984); Kumpulan Drama dan Puisi Bahasa Bali, “Kobarang Apine” (1999); dan Antologi Puisi “Tentang Putra Fajar” (2001).

Itu beberapa karya sastra yang berhasil saya catat. Selebihnya, saya yakin masih ada banyak lagi karya-karyanya yang telah dibukukan, maupun belum dibukukan.

Novel Terakhir

Bicara soal karya sastra mendiang I Gde Dharna, sebenarnya ada sebuah karya yang kini berstatus hilang. Karya itu adalah novel berjudul “Bintang Denbukit”. Novel itu ditulis menjelang seniman besar itu tutup usia. Bahkan diduga penyakitnya kala itu kambuh karena terlalu sibuk menyelesaikan novel itu, sehingga jarang tidur dan istirahat.

Novel ini ditulis mendiang sepanjang tahun 2015 lalu. Novel kemudian dirilis pada 16 Agustus 2015. Dicetak apa adanya. Hanya beberapa pekan, sebelum I Gde Dharna tutup usia.

Tepat pada momen tatap muka Pemkab Buleleng dengan para veteran di Buleleng, novel itu diserahkan pada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana. Momen itu terjadi di Lobi Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng.

Harapan Dharna saat itu novel tersebut dicetak dan diterbitkan oleh Pemkab untuk dibagikan ke sekolah-sekolah.Seingat saya, setelah diterima oleh bupati, buku itu diserahkan kepada seorang staf. Entah siapa, saya sungguh-sungguh lupa. Padahal saat itu saya ada di sana.

Ternyata, novel yang diserahkan itu adalah hasil cetakan satu-satunya. Novel itu kini hilang, tidak ditemukan lagi. Entah diletakkan di mana. Selama dua tahun, buku itu berada di tempat antah berantah. Entah masih berwujud, atau sudah tak berwujud.

Sepengetahuan saya, hingga hari ini novel itu tak kunjung diterbitkan. Seorang teman, Made Adnyana Ole, mantan wartawan Bali Post yang kini mengelola lembaga sastra Komunitas Mahima sempat menanyakan keberadaan novel itu, namun sejumlah pejabat dan staf mengaku tak mengetahuinya.

Hari ini, pada peringatan dua tahun meninggalnya sang maestro I Gde Dharna, saya hanya bisa berharap ada banyak pihak yang lebih peduli lagi dengan karya-karyanya.

Pernah saya membayangkan, Perpustakaan Daerah melakukan cetak ulang pada karya-karya I Gde Dharna pada periode 1970-an hingga 1990-an. Upaya itu jauh lebih penting, ketimbang membeli buku-buku yang tak jelas juntrungnya.

Seorang seniman, apalagi sastrawan dan penulis lagu, monument paling penting bagi mereka adalah bagaimana hasil karya mereka bisa dibukukan, dikoleksi di perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, atau perpustakaan besar milik pemerintah daerah.

Mungkin mereka tak perlu dibuatkan patung atau namanya diukir di prasasti gedung dan dipakai nama jalan. Tapi bagaimana buku mereka bisa memberikan pengaruh baik pada generasi, meski si seniman sudah tak ada.

Tapi itu hanya bayangan semu. Bayangan yang semakin kabur, hingga akhirnya hanya jadi angan semu. (T)

Tags: balibulelenglagunovelsastra
Previous Post

Kuliah Masih Penting Gak Ya? Jawabnya: Oh, Tentu Saja!

Next Post

Romantika Cewek Karaoke dan Lelaki Pelamun #1: Rayuan di Pasar Malam

Eka Prasetya

Eka Prasetya

Menjadi wartawan sejak SMA. Suka menulis berita kisah di dunia olahraga dan kebudayaan. Tinggal di Singaraja, indekost di Denpasar

Next Post

Romantika Cewek Karaoke dan Lelaki Pelamun #1: Rayuan di Pasar Malam

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025

LANGIT Ubud pagi itu belum sepenuhnya cerah, tapi semangat Rikha sudah menyala sejak fajar. Di tengah aroma rempah yang menyeruak...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co