AGUSTUS menjadi bulan yang penuh dengan kegiatan seni di Bali. Salah satunya adalah pameran Faces of Bali dari kelompok yang mengatasnamakan diri mereka #GNDLMGLJ di Littletalks Ubud. Pameran ini diadakan sebagai bagian dari perayaan setahun Littetalks Ubud, dibuka Kamis, 10 Agustus 2017.
Berangkat dari sebuah keyakinan bahwa seni adalah untuk siapa saja, dapat dilakukan dimana saja maka kolektif #GNDLMGLJ ini makin memantapkan diri bahwa tidak ada batasan dalam berkarya. Sebelumnya kelompok ini telah melangsungkan seri #RekamJalan di Denpasar Bali, kali ini seri #RekamWajah menjadi hal yang sangat menarik untuk dipamerkan dan diperbincangkan.
“Senangnya berada dalam kolektif #GNDLMGLJ ini kita tidak ada tekanan, semuanya dibawa fun, tapi tetap berisi dan berusaha menyajikan yang terbaik. Kami ingin foto-foto kami yang selama ini kami kumpulkan tidak hanya kami nikmati sendiri dan tidak bisa bercerita ke publik luas. Adanya ruang kerjasama dengan café-café seperi Littletalks Ubud ini juga menambah percaya diri kami untuk berpameran.”, ujar Mario Andi Supria, salah satu peserta pameran.
Seperti yang dikutip dari catatan kecil #RekamWajah yang disebar, konsep ini khususnya wajah-wajah Bali ini tercetus dari sebuah ide bahwa yang mereka tangkap lewat kamera itu tidak sekadar muka saja, tapi dapat merepresentasikan apa yang ada di Bali. Kearifan lokal, industri seni, komodifikasi, peranan, semua dapat terbaca dari wajah-wajah ini.
Bali dengan budayanya yang kuat dan banyaknya upacara-upacara adat mempunyai daya pikat yang luar biasa. Perempuan Bali khususnya memainkan peran penting dalam upacara adat, tanpa mereka keseluruhan sistem tidak akan berjalan baik meski peran mereka berbeda dengan para lelaki Bali.
Bahkan sedari kecil, anak perempuan Bali pun sudah diberikan peran dalam tugas-tugas adat di desanya. Belajar menari, membuat canang, menghaturkan banten, sudah menjadi bagian dari tugas kesehariannya. Sisi cantik perempuan Bali ini yang diangkat oleh tiga fotografer Mario Andi Supria, Stefanus Bayu dan Joe Christian. Cantik dengan definisi mereka masing-masing.
Sementara, Ruth Onduko melihat sisi cantik dari wajah bali yang ia rekam adalah sebuah bentuk komodifikasi dengan warna yang indah. Kecantikan yang dibuat sedemikian rupa agar Bali mampu bertahan dengan menjual keindahannya sebagai sebuah industri.
“Kebudayaan Bali yang unik dimanifestasikan melalui industry kesenian tradisional. Bali dikenal sebagai destinasi wisata dengan keindahan alam dan budayanya. Semuanya menampilkan estetika yang tinggi dan rumi dalam perayaan-perayaan yang massive dan teatrikal. Awalnya saya sebagai orang luar Bali juga melihat indahnya saja, tetapi tinggal lama dan mengenal lebih dekat masyarakat dan budayanya saya sadar bahwa ada banyak persoalan yang tak tersingkap.” sahut Ruth Onduko.
Pameran dibuka dengan memperkenalkan masing – masing peserta pameran dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung cukup hangat. Pembukaan malam itu dihadiri oleh beberapa fotografer senior, penulis muda Bali, dan seniman yang ada diseputaran Ubud dan Denpasar.
Salah satu fotografer yang tidak hadir saat pembukaan pameran, Kass Sudrajat karena sedang berada di pulau Jawa menangkap ekspresi para penari wayang wong Tejakula mulai dari persiapan sebelum pentas hingga selepas pentas.
Satu-satunya yang membuat pameran ini sangat unik adalah merekam wajah dengan guratan tangan, seperti yang dipersembahkan oleh Ilustrasi Arzelita. Arzelita mencoba mengangkat wajah-wajah lelaki bali yang terkadang menjadi pilihan kedua dari perempuan Bali, sebagai inspirasi kekaryaannya.
Sudut pandang berbeda dalam #RekamWajah dilihat dari kacamata gender. Ada kesadaran bahwa lebih banyak dokumentasi wajah bali yang rata-rata didominasi oleh perempuan. Arzelita mencoba menawarkan keindahan dalam bentuk dan persepsi yang berbeda.
Littletalks Ubud malam itu menjadi ruang hangat para pencinta visual untuk saling berdiskusi. Pameran ini akan berlangsung sampai tanggal 31 Agustus 2017 di Littletalks Ubud, Bali. Mereka juga menyediakan beberapa merchandise yang sangat menarik untuk dibawa pulang. (T)