13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Karena Kita adalah Semeton Dewata” – Kebangkitan BU, Rujuk Suporter, dan Puisi Moh Yamin

Kambali ZutasbyKambali Zutas
February 2, 2018
inOpini

Kredit foto: semetondewatanewshol.wordpress.com

290
SHARES

 

EUFORIA kemenangan Bali United (BU) atas tamunya PSM Makassar Minggu (23/07/2017) malam masih terasa hingga hari ini. Tim tamu berstatus mentereng klub papan atas dibungkam dengan skor 3-0 pada laga yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar. Kemenangan itu sebagai pelecut semangat lagi menggapai posisi atas klasemen sementara Liga 1Indonesia 2017 pada putaran pertama.

Terbukti pada laga terakhir putaran pertama Liga I, BU mampu membungkam tuan rumah Persegres Gresik United dengan skor 3-1, Senin (31/07/2017). Tiga gol Serdadu Tridatumasing-masing dicetak Ahmad Faris menit ke-18 (gol bunuh diri), Fadil Sausu (‘84), dan Sylvano Comvalius (’88). Sedangkan gol hiburan tuan rumah Persegres GU diciptakan Arsyad Yusgiantoro (68’). Kemenangan laga kandang yang digelar di Stadion Surajaya Lamongan ini pun menempatkan anak asuh Widodo C Putro di posisi runner up paruh musim. Tepat di bawah Madura United dengan nilai yang sama 32 poin dari 17 laga. Hanya BU kalah secara head-to-head, sehingga MU mulus duduk di singgasana juara paruh musim.

Tetapi jauh lebih daripada itu adalah aksi yang dilakukan komunitas suporter pada laga BU kontra PSM Makassar lalu. Setelah pertandingan berakhir seluruh suporter di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, berdiri dan bersama-sama menyanyikan satu chant atau lagu. “Rasa Bangga” judul lagu dinyanyikan waktu itu.

Pemandangan itu tidak hanya membuat merinding para pemain dan ofisial BU yang melingkar di tengah lapangan menghadap ke suporter pada saat ritual tersebut, namun seisi stadion dihinggapi perasaan yang sama, “merinding”.

Begini lirik lagu Rasa Bangga itu:

/Mari Bersama, kita berjuang/ /Tak akan ada kata menyerah/ /Berjuang sepenuh jiwa/ /Penuh percaya, kau kebanggaan/.

Lirik-lirik dalam lagu itu pun begitu menyengat hati. Satu misi mendukung Bali United mengobarkan rasa persatuan antarsuporter. Menupuk rasa kebersamaan dalam lingkaran di tribun penonton. Kekuatan lirik dan lagu itu seolah bukan sebuah ekspresi pribadi namun ekspresi gagasan sebagai suporter Bali United.

Momentum itu pun ramai diperbincangkan di media sosial. Sebagaian besar menyatakan salut dan momentum fenomenal ini. Harapan pun begitu banyak terhadap aksi bersatunya kelompok suporter Bali ini. Aksi bernyanyi bersama seperti ini terus ada pada pertandingan-pertandingan BU selanjutnya.

Harapannya, para suporter BU bersatu dan menunjukkan kekompakan di stadion. Mereka kelompok suporter bersuara lantang menggema di seluruh penjuru sudut seolah-olah mengembalikan taksu Stadion Dipta. Tak tampak lagi, kelompok-kelompok yang saling bersaing dalam subkultur di stadion.

Inilah saatnya suporter kembali bersatu. Sepertinya, nama-nama kelompok suporter Northsideboys12(NSB12), Brigaz Bali, Curva Sud Semeton Dewata, Semeton BULDOG, Semeton BUST Tabanan, Semeton Bangli, Semeton Hooligan, Semeton Badung Utara (BADUT), Semeton Kenwa Negaroa, Semeton Sukawati, Semeton Buser Klungkung, Semeton Padangbai, Semeton Bangli, Semeton Ubud, Semeton Serdadu Kotaatau Semeton Dewata Reborn, dan lain-lain sedang bersatu padu melebur bernyanyi bersama dalam langgam Semeton Dewata.

Deklarasi Sanur

Siang itu, Minggu28 Desember 2014 lalu sebuah momentum penting terjadi. Tepatnya di Warung Kayu Api, Sanur, Denpasar, terjadi pertemuan antarkelompok suporter yang ada di Bali. Perwakilan dari berbagai elemen suporter atau koordinator lapangan masing-masing wilayah Bali waktu itu urun rembug bareng. Tidak ada lagi suporter Persekaba Badung, Perseden Denpasar, Persegi Gianyar, dan Perst Tabanan, atau Persibu Buleleng, atau Persada Jembrana. Dalam pertemuan tersebut ada nama-nama dari perwakilan suporter sebagai jubir Dewa Sanur, manajemen Bali United Pusam, Pieter Tanuri kakak kandung CEO BU, Yabes Tanuri dan pelatih BU waktu itu coach Indra Sjafri.

Lalu puncaknya menyatukan persepsi membuat nama suporter Bali United (Pusam waktu itu).Ada yang mengusulkan nama di antaranya Laskar Dewata, Bala Dewata. Namun lantaran dua nama tersebut identik dengan nama organisasi masyarakat (ormas). Nama semeton juga waktu itu masih ada yang mengganjal karena akan teridentifikasi sebagai bagian Semeton Jokowi. Namun kuatnya makna Semeton dan dengan keyakinan tidak ada kaitan dengan Semeton Jokowi, nama satu kata “SEMETON” yang berarti “teman” akhirnya disepakati.

Lalu kata berikutnya, muncul kata Bali United, Bali, dan Dewata. Kalau digabung waktu itu, Semeton Bali United, atau Semeton Bali, atau Semeton Dewata. Musyawarah dan diskusi begitu cair sambil makan siang itu dan sepakat suporter Bali United adalah “Semeton Dewata”. Selain itu juga julukan tim Bali United dengan Serdadu Tridatu. Kesepakata ini ketok palu, dan akan ditindaklanjuti dengan pertemuan berikutnya di Stadion I Wayan Dipta Gianyar untuk menyusun organ.

Selesai makan siang kemudian foto bersama di depan warung itu. Merentangkan tangan dan saling berpegangan (kebetulan saya kebagian motret momentum itu) tampak begitu antusias dari wajah mereka. Bersatu membentuk satu jalinan Semeton Dewata.

Sepertinya kehadiran BU membuat semangat suporter Bali bangkit dan rindu menggelora untuk mendukung tim sepak bola Bali yang sudah lama vakum. Nah, di saat pamitan tiba-tiba ada yang berbisik dan terdengar begitu jelas di telinga saya. “Ah, ini mungkin tidak akan lama. Akan jalan-jalan sendiri.”

Wah,saya tidak percaya!

Jeg sajan! Perjalanan organ Semeton Dewata seolah penuh dengan rintangan. Setelah terbentuk struktur organisasi dengan Ketua Semeton Dewata, Ida Bagus Gaga Mahardika alias Gus Casper, permasalahan dan friksi membayangi. Kabar Semeton Dewata pecah dan bercerai berai mulai merebak menjelang pembukaan Turnamen Piala Presiden 2015. Tepat pada Minggu1 November 2015, kelompok suporter Brigaz dan Buldog keluar dari organ Semeton Dewata. Buldog dan Brigaz membuat barisan baru dengan memakai nama Buldog Brigaz Bersatu (BBB).

Perpecahan ini disulut dari berbagai permasalahan. Mulai isu penjualan baju atau jersey, perlakuan manajemen terhadap pengurus suporter, dan status-status di media sosial yang saling menyudutkan dan saling serang komentar. Pada saat Piala Presiden 2015 digelar pun tampak suporter Semeton Tribun Kelod BBB (STK BBB) menempati tribun selatan.

Lalu dalam beberapa pekan berikutnya tepatnya 17 November 2015, Semeton Dewata Buldog menegaskan tetap bergabung bersama Semeton Dewata. Mereka kembali bergabung bersama korlap-korlap lain Semeton Dewata di tribun timur Stadion Kapten Dipta Gianyar. Tidak ada genderangan bunyi penyemangat pemain. Sorak sorai dan koreografi khas suporter sepak bola. Ketika perpecahan itu terjadi tribun timur tampak kosong di beberapa laga. Bahkan pernah hanya tampak kelompok suporter Semeton Dewata Buldog dengan membawa bendara berada di pojok tribun timur. Lupa peristiwa itu?

Laga antara Bali United versus Pusamania Borneo FC pada lanjutan kompetisi Liga I pada 15 Mei 2017 lalu seolah menjadi titik balik Semeton Dewata. Dalam laga yang dimenangi Bali United dengan skor 3- 0 ini tampak ada koreo bertuliskan “UP” di tribun timur. Dalam laman blog semetondewatanewshol.wordpress.com tertulis kata “UP”disebut-sebut dipilih menjadi koreo karena berbagai pertimbangan dan memiliki banyak pengharapan. Satu di antaranya pengharapan terhadap bangkit kembalinya Bali United yang memberikan kepuasan tersendiri bagi Semeton Dewata.

Foto: semetondewatanewshol.wordpress.com

Jauh sebelum itu, elemen suporter menggelar pertemuan di Stadion Dipta pada Rabu 3 Mei 2017. Meskipun tidak semua kelompok suporter datang, namun ada beberapa poin menjadi kesepakatan. Di antaranya rapat rutin suporter dan menyanyikan chant bersama di awal babak pertama yaitu chant “Padamu Bali” dan satu chant penyemangat tim. Lirik-lirik dan lagu telah menyatukan semaunya.

Puisi Mohammad Yamin

Sekarang saatnya euforia makna persatuan antar suporter kembali menggelora. Mari kita rujuk risalah sumpah pemuda yang diawali puisi “Tanah Air” dan “Tumpah Darahku” karya Mohammad Yamin. Sebuah gagasan persatuan di awal-awal gambaran negara Indonesia lahir.

Puisi Yamin tidak hanya bermakna secara struktural maupun pragmatik, namun benar-benar memberikan arti secara nyata. Semangat mempersatukan kelompok-kelompok membuatnya ia dikenal sebagai tokoh pemersatu. Penulis dekade 1920-an ini legawa dan membuang ego kedaerahan Tanah Air Sumatera diubah menjadi Tanah Air Indonesia. Pada tahun 1922 silam, puisi “Tanah Air” Yamin ditulis. Dalam puisi tersebut yang dimaksud Tanah Air adalah Minangkabau di Sumatera. Isinya pun masih banyak menyebut keagungan Sumatera.

Lalu tepatnya pada 28 Oktober 1928 karya Yamin muncul lagi dengan “Tumpah Darahku”. Dalam puisi ini sangat penting, karena Yamin dan beberapa pejuang kebangsaan lainnya memutuskan menghormati satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. “karena kita sedarah-sebangsa/tanah air di Indonesia.”

Dalam buku “Jalan Puisi” yang ditulis Maman S Mahayana (2016: KPS) secara detail menyebutkan Yamin dalam menulis puisi tidak sekadar sebagai alat mengekspresikan perasaan pribadi namun ekspresi sebagai warga bangsa. Dalam pemikiran Yamin dalam puisi, mula-mula mengangkat tema kedaerahan sebagai ekspresi kekagumanannya pada alam. Namun melihat alam tanah leluhur dikuasai penjajah maka pemikiran Yamin bergerak menuju tema kebangsaan.

Ia menempatkan alam kedaerahan (Minangkabau) dalam hubungannya dengan Tanah Air Indonesia. Nah, menelusuri puisi-puisi Yamin “Tumpah Darah” maka tampak gagasan pemikiran Yamin. Di antaranya Indonesia sebagai Tanah Air, Indonesia sebagai bangsa, dan Indonesia yang terdiri dari keanekaragamaan suku bangsa memerlukan sebuah bahasa untuk mempersatukannya.

Maka tidak berlebihan jika Yamin adalah tokoh konseptor utama penyusan teks Sumpah Pemuda yang mampu mempersatukan pemuda. Teks yang disusun dengan model tipografi pusi yang di sana ada permainan repetisi, metafora, dan kata-kata simbolik dengan keseluruhan membangun sebuah tema: Indonesia. Jadi kekuatan kata-kata dalam puisi dan lagu mampu menjadi alat pemersatu.

Nah,mumpung sekarang lagi tren islah suporter, maka tidak salah dengan membusungkan dada lalu berteriak “Kita adalah Semeton Dewata.” Dan karena Yamin piawai menerjemahkan karya penulis ternama di luar negeri, ia kemudian menuliskan “Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi” ketika ia menerjemahkan ungkapan William Shakespeare, “What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.” (T)

Tags: balibali unitedIndonesiaPuisisemeton dewatasepakbola
Previous Post

Cinta Bahasa, Kafe Bahasa, Cinta Puisi, di Littletalks Ubud

Next Post

“Ayo Membaca!” – Inilah E-Book untuk Guru & Penyuluh Bahasa Bali

Kambali Zutas

Kambali Zutas

Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, kini tinggal di Denpasar, Bali. Kesibukan sehari-hari selain jurnalis, juga menulis esai, puisi, dan cerpen. Berkecimpung di organisasi profesi sebagai Anggota Bidang Etika dan Profesionalisme AJI Kota Denpasar.

Next Post

"Ayo Membaca!" - Inilah E-Book untuk Guru & Penyuluh Bahasa Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co