18 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan

Film “I Made In Traffic Jam”: Gambaran Sukses Manusia Abad 21

Juli Sastrawan by Juli Sastrawan
February 2, 2018
in Ulasan
10
SHARES
  • Film: I MADE IN TRAFFIC JAM
  • Tahun: 2013, Denpasar-Indonesia
  • Sutradara: I Wayan Suhendra
  • Bahasa: Bali (with English Subtitle)
  • Durasi: 04:41 | 16:9 | color

Vox populi, vox dei. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Artinya, suara rakyat harus dihargai sebagai penyampai kehendak. Ketika pemimpin mendengar suara rakyat maka secara tidak langsung pemimpin tersebut medengar saran-saran yang disampaikan oleh Tuhan. Begitu pun dengan penokohan yang digambarkan dalam film pendek yang berjudul “I Made in Traffic Jam”.

“I Made in Traffic Jam” merupakan sebuah film pendek tahun 2013 yang disutradarai oleh I Wayan Suhendra. Film pendek yang singkat penuh satir ini sukses menggambarkan penokohan atas nama Wayan dan Made.

Film ini bagian dari beberapa karya hasil workshop dan kompetisi film My Life My Dreams: Jönköping – Denpasar: Short Film Competition & Workshop 2013. Film ini terasa enak ditonton, mungkin hingga bertahun-tahun kemudian, karena film ini menggambarkan sisi manusia masa kini, mungkin juga sisi manusia di masa depan.

Merujuk pada karakter-karakter dalam film tersebut, sangatlah berkaitan erat dengan karakter manusia di abad 21 ini. Bagaimana tidak, orang-orang pada jaman ini melakukan segala sesuatunya dengan terburu-buru. Begitu pula digambarkan oleh film ini, karakter dalam film menabrak kandang ayam dan lupa mengunci pintu kamarnya. Tidak hanya itu kejadian mencari kunci mobil yang tidak ditemukan meskipun diletakkan di tempat biasa semakin menguatkan pendapat kalau orang-orang ini amatlah sangat terburu-buru.

Selain itu, pada abad 21 ini orang-orang sangatlah lihai dalam mengkritik tanpa pernah ikut ambil andil dalam mengatasi masalah. Alih-alih mengatasi masalah, mencari solusi saja sudah ogah. Begitu pula yang digambar karakter dalam film ini, mereka mengeluh dan mengkritik pemerintah dengan pernyataan lebih banyak menambah ruas-ruas jalan atau menciptakan jalan layang, sehingga persoalan macet bisa teratasi, bukan dengan menambah banyak sekali mobil.

Meskipun mereka tahu terdapat beragam tingkah polah manusia di jalan raya yang menyebabkan kemacetan, tetap saja Made dan Wayan menggendarai mobilnya. Di satu sisi mereka menuntut pemerintah untuk mengurangi jumlah kendaraan, di sisi yang lain malah mereka yang mengendarai mobil, meskipun mereka hanya berdua di dalam mobil yang bisa diisi oleh 8 orang.

Selanjutnya, menilai sesuatu tanpa pernah ada niat untuk membantu atau mencari tahu. Hal pertama yang ditemui Made dan Wayan ketika ingin memasuki mobilnya adalah 2 orang yang berlari lengkap dengan topeng. Bukannya mencari tahu apa yang terjadi, mereka sudah menilai dan menyimpulkan lebih dulu kalau kedua orang itu adalah pencuri, padahal bisa saja 2 orang itu sedang melepaskan jenuhnya dengan cara main tangkap-tangkapan. Bisa saja bukan?

Sangat beragam tingkah polah orang-orang yang bisa kita lihat dalam film pendek ini. Rakus adalah salah satunya. Sebagian orang menganggap bahwa manusia adalah mahluk paling sempurna karena dianugerahi otak untuk berpikir, tapi kita jarang dan bahkan tidak pernah sadar kalau manusia adalah sumber bencana, misalnya perusak alam hanya untuk memenuhi kepuasaan nafsu pribadi. Kita lupa bahwa kita tidak hidup sendiri, ada binatang dan alam yang kita ajak hidup berdampingan.

Dalam sebuah bagian film diperlihatkan kalau seekor sapi berkeliaran di jalan raya. Sutradara ingin memperlihatkan pada kita kalau sapi tersebut sudah kebingungan untuk mencari makan dan tempat tinggal akibat massive-nya pola pembangunan atas nama modernisasi dan pariwisata. Setelah sawah semua hilang diganti oleh villa, rumput diganti oleh beton, di mana lagi sapi dan segala binatang yang biasa hidup bebas harus tinggal? Kita terlalu rakus untuk mengelola alam ini.

Terakhir,karakter Made dan Wayan bisa kita tiru dalam sikap kritis dan keinginannya untuk menyampaikan pendapat. Tapi terlepas dari itu, mereka hanya menyuarakannya dalam mobil. Bukankah itu pengecut untuk takaran tukang kritik? Sudah seharusnya suara-suara rakyat disuarakan sekeras mungkin agar para pemimpin yang pura-pura bongol tahu kalau rakyatnya tak mudah dibodohi hanya dengan beras murah dan beragam festival hiburan-hiburan. Apalagi? Reklamasi atas nama pariwisata? Hi hi hi… (T)

Tags: balifilmmodernresensi
Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Esai

Musuh Dokter Itu Bernama Keseriusan

Rohaniwan Ajahn Brahm berujar, “Saat raga sakit, biarlah pikiran kita tetap sehat.” Sepertinya ia tak serius, ia telah mengajak kita ...

March 28, 2019
Rio Johan
Khas

“Ibu Susu”, Oleh-oleh Rio Johan dari Berlin

  TERPILIH sebagai satu dari sepuluh penulis yang mengikuti Program Residensi Penulis 2016 dari Komite Buku Nasional, Rio Johan memutuskan ...

February 2, 2018
Para seniman Nusa Penida dalam Pawai Pembukaan PKB 2019
Khas

Nusa Ning Nusa dari Nusa Penida

Para seniman rakyat dari kepulauan Nusa Penida yang mewakili Kabupaten Klungkung memberi warna lain pada pawai Pembukaan Pesta Kesenian Bali ...

June 16, 2019
Foto: Dok Komunitas Mahima
Opini

Teater Menyepi Tak Cuma Denpasar, di Bali juga, Jong! Tapi Tunggu Dulu…

MENELISIK apa yang  telah disampaikan oleh kawan saya, Santiasa Putu Putra dalam tulisannya di tatkala.co, 3 Januari 2017 dengan judul ...

February 2, 2018
Ulasan

“Menanam Puisi di Emperan Matamu” – Melihat Esa Menanam Kata-Kata Tak Biasa

Mengulas buku antologi puisi berjudul Menanam Puisi di Emperan Matamu karya Wayan Esa Bhaskara adalah salah satu pengalaman berharga bagi ...

November 2, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gus Bass [Foto dokumentasi penulis]
Esai

Gus Bass, Bumbu Sate dan Tempe | Catatan Orang Tua tentang Menu untuk Anak

by Gus Surya Bharata
January 17, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1349) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In