3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kisah-kisah dari Negeri Muram

Surya GemilangbySurya Gemilang
February 2, 2018
inCerpen

Ilustrasi: IB Pandit Parastu

96
SHARES

Cerpen: Surya Gemilang

/1/ Oh, Jaden

Seorang pria bernama Jaden terjun dari atap sebuah gedung tujuh lantai. Selama di udara, wajahnya menghadap ke bawah, ke arah orang-orang yang menyaksikan dirinya melompat dari atap gedung itu.

“Jangan bunuh diri, Tuan!” teriak seseorang di bawah sana.

“Masih ada banyak wanita lain di dunia ini!” teriak yang lain—ia menyangka bahwa Jaden berbuat senekat itu karena patah hati.

Orang yang menduga bahwa Jaden berlaku demikian karena masalah utang pun berteriak, “Aku akan memberikan kau uang, berapa pun, untuk melunasi seluruh utangmu!”

Ketiga teriakan itu tentu saja percuma karena baru muncul ketika Jaden sudah terjun, alih-alih sebelumnya.

Sementara seorang wanita sintal sedang merekam peristiwa itu dengan kamera telepon genggamnya, seorang pria tambun memosisikan dirinya tepat di bawah Jaden—berpatok pada letak bayangan—hendak menangkapnya, atau setidaknya lemak di badan tambunnya itu bisa menjadi semitrampolin.

Orang-orang yang lain hanya menjerit-jerit di tempat. Jangankan bergerak, berkalimat pun mereka tak mampu karena saking terkejutnya melihat Jaden terjun dari atap gedung itu.

Menurut perhitungan Jaden, satu setengah detik lagi tubuhnya bakal menghantam bumi. Ah, bukan! Yang benar adalah menghantam pria bertubuh tambun itu! Tapi, menghantam apa pun tubuhnya, bukanlah masalah buat Jaden sebab apa yang dilakukannya itu—melompat dari atap gedung tujuh lantai—hanyalah khayalan. Namun, reaksi orang-orang di bawah sana adalah sesuatu yang nyata ….

/2/ Sebutir Bom

Wanita itu berpikir bahwa saya telah menanam “bibit” di rahimnya. Padahal, saya menanam sebutir bom. Meski daya ledaknya tidaklah seberapa, setidaknya ledakan itu pasti dapat membunuh si Pemilik Rahim.

Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana bisa saya menanam sebutir bom di rahimnya. Jikalau benar demikian, maka akan saya jawab secara singkat: Segalanya bermodalkan sebuah puisi cinta, suasana kamar hotel yang mendukung, dan kasih sayang—palsu saja—yang terpancar dari kedua bola mata saya.

Sekitar satu menit lagi, bom itu akan meledak ….

***

Pria itu berpikir bahwa dirinya telah berhasil menanam sebutir bom di rahim saya. Tapi, ia salah besar. Saya tidak mempunyai rahim. Bahkan saya tidak mempunyai vagina. Tapi saya mempunyai otak dan jiwa untuk menikmati puisi cinta yang dibacakannya, suasana kamar hotel yang dipesannya untuk kami, dan kasih sayang—entah asli atau palsu—yang terpancar dari kedua bola matanya.

Sebutir bom itu sesungguhnya hanya ada di dalam pikirannya. Dan, sekitar satu menit lagi, bom tersebut akan meledak ….

/3/ Wanita yang Menari di Bulan

Malam itu, orang-orang di Negeri Muram—mungkin juga di seluruh belahan Bumi—dikejutkan oleh keberadaan seorang wanita yang menari di bulan. Terlihat jelas wanita itu mengenakan gaun merah yang mewah, bertelanjang kaki, berambut panjang, berkulit putih, dan … begitu cantik.

“Astaga! Kalau ia turun kemari, aku akan langsung melamarnya!” seru seorang pria sembari memotret wanita itu dengan kamera DSLR-nya yang berlensa tele.

“Kalau aku, sih, tidak akan melamarnya,” sahut pria yang lain, “meskipun dia cantik sekali.”

“Ah, berarti kau bodoh sekali!”

“Bukan begitu, Kawan! Apa kau yakin bahwa kau mau menikah dengan wanita yang bertubuh sebesar itu?”

“Bertubuh sebesar itu?”

“Ya! Dari Bumi saja ia sudah terlihat sedemikian jelas. Bukankah itu berarti ukuran tubuhnya luar biasa besar?”

“Hmmm … benar juga.”

Bukan hanya kedua pria itu, seluruh pria di Negeri Muram—mungkin juga di seluruh belahan Bumi—pun dihinggapi oleh rasa kagum yang serupa karena kecantikan paras dan tarian wanita itu. Maka, para kekasih dan para istri pun cemburu, walaupun mereka juga terkagum-kagum pada wanita yang sama.

Karena saking cemburunya, ada seorang wanita jenius yang memutuskan untuk terbang ke bulan malam itu juga dengan Pesawat Super-nya. Kecepatan Pesawat Super amatlah luar biasa sehingga si Wanita Jenius sampai di bulan hanya dalam waktu beberapa menit. Ketika mendarat di bulan, si Wanita Jenius segera membacok wanita penari yang ukuran tubuhnya luar biasa besar itu hingga tewas.

Barangkali sebab mewujudnya karma, atau sekadar kesialan, wanita jenius itu tak bisa kembali ke Bumi. Bahan bakar Pesawat Super-nya ternyata sudah habis! Kemudian, si Wanita Jenius pun menari di bulan, berharap kecantikan paras dan tariannya bakal membuat orang-orang, terutama para pria, terkagum-kagum, sehingga, mudah-mudahan, ada wanita pencemburu lain yang segera pergi ke bulan untuk membunuhnya. Tapi tentu saja si Wanita Jenius akan membunuh wanita pencemburu yang lain itu terlebih dahulu—“Semoga saja bisa,” doanya—sehingga ia bisa mencuri pesawatnya, lantas kembali ke Bumi—itu pun kalau bahan bakar pesawat milik wanita pencemburu yang lain itu mencukupi. Sayangnya, ukuran tubuh si Wanita Jenius begitu “kecil” sehingga ia tak terlihat dari Bumi, tak menarik perhatian siapa pun apalagi membuat orang-orang kagum. Apa yang orang-orang di Negeri Muram—mungkin juga di seluruh belahan Bumi—lihat di bulan hanyalah mayat wanita penari—yang tergeletak bersimbah darah—itu.

/4/ Pembunuh Bayaran dan Puisi

Dari sekian pembunuh bayaran yang pernah saya bayar untuk membunuh para pesaing bisnis, pembunuh bayaran yang satu itulah yang paling unik: ia meminta puisi, bertemakan apa saja, sebagai bayaran atas jasanya. Satu nyawa, satu puisi. Puisi yang bagus, tentu saja, dan mesti buatan saya sendiri.

Awalnya saya tak tahu siapa nama pembunuh bayaran itu sebab ia enggan memberi tahu, dan saya pun sebetulnya tak pernah ingin tahu. Tapi saya benar-benar ingin tahu kenapa ia meminta puisi sebagai bayarannya alih-alih sekoper-uang sebagaimana yang diminta oleh pembunuh bayaran lainnya.

“Uang tak seberharga puisi,” jelasnya. “Toh, kalau nanti saya butuh uang, saya bisa mengirimkan puisi-puisi dari Anda ke redaksi media massa agar dimuat, lantas mendapatkan honor.”

Saya ingin berkata, “Bagaimana kalau puisi-puisi itu tidak dimuat?” namun saya urungkan karena saya yakin bahwa puisi-puisi buatan saya pasti dimuat—sebab memang bagus. Kemudian, saya ingin berkata, “Bukankah honor dari media massa tidaklah sebanyak sekoper-uang?” tetapi saya urungkan pula karena takutnya pembunuh bayaran itu “berpikir ulang”. Akhirnya, saya memutuskan untuk diam saja sebagai tanggapan atas penjelasannya.

Berhubung menulis puisi adalah hobi saya, saya pun memutuskan untuk menjadi pelanggan tetap pembunuh bayaran itu. (Penghematan yang saya lakukan sungguhlah luar biasa!)

***

Setahun kemudian, pembunuh bayaran itu menerbitkan sebuah antologi puisi berjudul Kisah-kisah dari Negeri Muram. Puisi-puisi di dalamnya adalah puisi-puisi buatan saya yang saya berikan kepadanya sebagai bayaran. Saya hadir di acara peluncuran antologi puisi itu karena ia mengundang saya. Di acara itu, saya pun membeli—bukan meminta!—antologi puisinya dan meminta tanda tangannya di halaman terdepan. (Oh ya, dari sampul antologi puisi itu, saya jadi tahu siapa namanya: Jaden Bonay. Entah itu nama asli atau nama pena.)

“Ini semua berkat Anda,” bisik Jaden Bonay pada saya sembari menandatangani antologi puisinya yang saya beli.

Saya lantas tertawa kecil dan berbisik juga, “Berkat kau, bisnis saya jadi semakin hebat. Oh ya, sekalipun antologi puisimu sudah terbit, kau tetap mau, kan, melakukan pekerjaan itu untuk saya?”

Jaden Bonay mengangguk.

Saya tersenyum.

***

Satu setengah tahun kemudian, bisnis saya hancur total! Kau tidak perlu tahu apa penyebabnya karena saya tidak ingin memberitahukannya kepada siapa-siapa. Jaden Bonay pun mendadak lenyap dari kehidupan saya. (Siapakah pelanggannya sekarang?)

Dua bulan setelah kehancuran bisnis saya, saya resmi kehilangan segala harta benda saya—kecuali pakaian yang saya kenakan—karena masalah-yang-menghancurkan-bisnis-saya itu rupanya sekali lagi “menyerang”. Dan, jadilah saya seorang pengemis yang tinggal di kolong jembatan.

Satu bulan setelah saya menjadi seorang pengemis yang tinggal di kolong jembatan, saya mendadak didera oleh penyesalan yang amat berat karena pernah membayar seorang pembunuh bayaran dengan puisi-puisi karya saya. Kau tahu kenapa? Karena—saya ketahui dari kabar yang tersiar di mana-mana—Jaden Bonay mendapatkan Penghargaan Utama di Bidang Sastra dari penguasa Negeri Muram berkat antologi puisinya yang berjudul Kisah-kisah dari Negeri Muram! Dan, dengan penghargaan itu, seluruh biaya hidupnya akan ditanggung oleh negeri ini sampai akhir napasnya! (T)

Tags: Cerpen
Previous Post

Petualangan Dua Tupai – Healing Story untuk Membantu Menangani Anak Cengeng

Next Post

Ida Ayu Putri Adityarini# Cerita Tentang Kelahiran Matahari dan Bulan

Surya Gemilang

Surya Gemilang

Lahir di Denpasar, 21 Maret 1998. Antologi cerpen tunggal pertamanya berjudul Mengejar Bintang Jatuh (2015). Tulisan-tulisannya yang lain dapat dijumpai di lebih dari delapan antologi bersama dan sejumlah media massa.

Next Post

Ida Ayu Putri Adityarini# Cerita Tentang Kelahiran Matahari dan Bulan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co