3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Hakikat Seni – Membaca Kembali Prasasti Sukawana Bali Tahun 891

Sugi LanusbySugi Lanus
February 2, 2018
inEsai

Lomba tari Oleg Tamulilingan, Bali Mandara Nawanatya II-2017, /Foto: Widnyana Sudibya

110
SHARES

SUKAWANA adalah sebuah desa dalam jajaran desa-desa tua di pegunungan Bali. Pura Penulisan dan Pura Balingkang mengapitnya. Sebuah kawasan yang bertutur banyak ketika seseorang hendak merunut perjalanan kebudayaan Bali. Kawasan arkeologis abad-abad awal masa keberaksaraan Bali.

Seperti desa-desa sekitar lainnya: Penulisan, Dausa, Serai, Manik Liu, Batur, Kintamani, dan Bwahan, di Sukawana juga ditemukan prasasti. Sebuah prasasti yang oleh Dr. Roelof Goris disebut sebagai Prasasti Sukawana AI dalam buku Prasasti Bali, Incripties Voor Anak Wungsu (1954), ditemukan di sana.

Prasasti itu disurat dalam bahasa Bali Kuna, berangka tahun Saka 804 (891 Masehi), menjelaskan perihal pemberian izin kepada beberapa bhiksu untuk membangun pertapaan dan pesanggrahan (satra) di daerah perburuan (atau perguruan?) di Bukit Cintamani. Batasnya ditetapkan. Bhiksu-bhiksu tersebut dibebaskan dari bermacam-macam pajak. Jika ada salah seorang bhiksu yang meninggal, tentang warisannya diurus dan ditetapkan. Sebagian dari warisannya dipakai untuk membeli perkakas pesanggrahan.

Muasal Kata Seni

Ada satu kata dari dalam prasasti tersebut yang akrab dengan telinga kita, yaitu seni, yang dalam prasasti ini ditulis senhi: “… hangga tukad ye kalod, anada tua bhiksu, grama musirang ya marumah ditu, tani kabakaten laku langkah, kayu tringtihing tanggung yathakrtya bsar senhi…”

Dibandingkan dengan yang tertulis dalam Prasasti Srodokan (tahun Saka 837), kata ini ditulis tanpa huruf /h/: sni.

Kata itu mempunyai makna yang berbeda dengan maknanya sekarang. Kata senhi atau sni dalam dua prasasti ini berarti kecil.

Saya meyakini inilah akar arti kata seni yang pakai sekarang dalam berbagai bentukan kata: seniman/wati, kesenian, nyeni, berkesenian, dan seterusnya. Semua deretan kata tersebut kehilangan konteks bila kata seni-nya diganti dengan arti kata senhi, yaitu kecil. Namun, jejak arti ini dapat kita temukan dalam sebuah istilah yang tetap berarti sama walaupun pasangan kata-nya diganti dengan kata kecil. Istilah air seni tetap punya artinya sama dengan air kecil. Atau, ular seni sama maksudnya dengan ular kecil. Dan atau, dalam bahasa Bali, kata cenik (kecil) berasal dari dari kata seni?

Lalu, adakah hubungannya dengan ungkapan Inggris: Small is beautiful? Yang jelas: senhi berarti small, pada masa Bali Kuno!

Hal yang mengganggu dalam benak kita adalah sebuah pertanyaan: Kenapa kata seni sekarang begitu “jauh” perkembangannya dengan arti sebelumnya?

Bahasa adalah sebuah media yang bersifat mirip organisme yang hidup, selalu berubah sesuai gerak perubahan pola pikir dan situasi kultural pemakainya yang terus berubah sesuai perubahan zaman. Banyak kata yang hilang atau tidak banyak dipakai, banyak kata yang “bergeser” maknanya. Dalam rentang waktu panjang dan situasi kultural yang berubah inilah, banyak kata, dalam hal ini kata seni terus mendapat pemaknaan baru hingga “bergeser” sampai maknanya seperti yang sekarang kita kenal.

Dengan menyadari “pergeseran” makna kata semacam ini, sebut saja pendekatan etimologis, kita akan mereka-reka kembali pemaknaan arti kata seni. Jika seni berarti kecil, berkesenian berarti usaha untuk memperkecil “sesuatu”?

Nyeni berarti melakoni “laku pengecilan” dalam hidup?

Keyakinan yang paling mendasar untuk meraih kedamaian hidup dalam masyarakat Bali adalah memperkecil momo dalam diri. Kata momo adalah akumulasi dari kerakusan, kekusutan, kegilaan, keangkuhan, keakuan, kemarahan, kecongkakan, kebingungan, dan seluruh potensi destruktif dalam diri manusia yang akan meledak memberangus kemanusiaan kita, bila kita tiada kendali untuk memperkecilnya.

Orang Bali, secara tradisional, melakukan kesenian dalam rangka untuk murnayang ati (menyempurnakan jiwa), dengan jalan nguwangin momo (memperkecil momo). Memperkecil momo inilah letak mendasar arti seni. Seni merupakan kendaraan kecil — “hinayana” — wahana memperhalus pekerti, dengan jalan masuk ke dalam diri untuk mengenali hakikat, kehalusan diri. Lewat seni, manusia sebagai makhluk spiritual bergerak untuk pengidentifikasian diri memasuki kehalusan semesta dan manunggal (menyatu) dengan Sanghyang Licin (Keillahian Yang Terhalus).

Dalam pandangan para seniman atau sastrawan tradisional di Bali, seni dapat dikatakan seni, hanya apabila seni mampu memperkecil momo. Jadi, seni-man/wati adalah sosok yang hidup dalam kesederhanaan, nyeni adalah melakoni hidup dengan selalu memperkecil momo dalam diri. Karya seni dapat dikatakan karya seni apabila mampu lebih memperhalus pekerti manusia.

Karya seni merupakan hasil pewujudan insipirasi dari ketiadabatasan yang tiada terbatas dengan keterbatasan bentuk. Namun, pengecilan yang mampu menggugah kembali ketiadabatasan yang terkandung dalam diri manusia yang bersentuhan dengannya. Di luar itu semua, seni bukanlah seni, hanyalah hasil kekusutan pikiran manusia, geliat-geliat kegelisahan yang tiada berujung pangkal. Peracunan seni. Pembenaran laku hidup atas nama kata seni yang salah kaprah.

Di Sukawana, di titik ditemukannya prasasti itu, alam membahasakan diri lewat kabut. Kabut datang dalam tiupan angin, berangkat dalam tiupan angin. Pada lahan pertaniannya, perbukitan dan lembahnya, dalam tiupan anginnya; manusia yang bertani di lahan-Nya dan berumah di sana lebih paham arti kata seni. Seorang petani, yang ketika ditanya, tersenyum sebelum menjawab. Laku-nya lebih keras dari bicaranya. Yang selalu setia berdamai dengan alam, pada diri sendiri. Yang ritme hidupnya menyatu dalam ritme alam. Padanya, alam bertutur lebih pasti tentang hakikat senhi. (T)

Toya Bungkah, Batur, 6 Mei 1997

 

Tags: balibali kunoprasastiSeni
Previous Post

Teater 28 Siliwangi di Singaraja: Paduan Olah Cerita, Gerak Aktor dan Tata Artistik

Next Post

Arnata Pakangraras# Bertamu ke Perbatasan, Senja Oleng di Teras

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Arnata Pakangraras# Bertamu ke Perbatasan, Senja Oleng di Teras

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co