13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lulus, Coret Seragam? Ah, Kuno! Bagaimana kalau Bagi-bagi Nasi Bungkus…

Julio SaputrabyJulio Saputra
February 2, 2018
inEsai

Sejumlah pelajar SMAN 1 Negara bagi-bagi nasi bungkus untuk perayaaan kelulusan mereka. /Foto: FB/Witari Ari

1.5k
SHARES

KAMU lulus? Wow, selamat ya, selamat. Setelah melewati ujian nasional sebulan lalu, tepat di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2017, ini kamu dinyatakan lulus. Selamat, ya, selamat.

Saya beberapa tahun lalu, waktu lulus SMA juga gembira dan bahagia. Iya, iya-lah. Lulus dapat dikatakan sebagai hasil belajar yang keras dan kerja yang keras juga. Belajar siang malam, belum lagi ikut bimbingan belajar, belum berkorban untuk pacar, teman, sahabat dan lain-lain. Begitu dinyatakan lulus, langsung merasa lulus dari semua rintangan, bukan sekadar lulus dari ujian nasional, tapi lulus juga dari bimbingan belajar dan lulus dari guru kiler yang rajin masuk kelas.

Bentuk kebahagian memang harus diungkapkan. Tentu setiap pelajar punya caranya masing-masing untuk mengekspresikan kebahagiannya. Ada yang melompat-lompat kegirangan, ada yang menangis (menangis bahagia), ada yang menulis status di media sosial dengan kata-kata lebay, dan tak lupa mengucapkan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa.

Di Indonesia umumnya, tak terkecuali di Bali, ada sejumlah ungkapan ekspresi yang sepertinya menjadi tradisi dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi. Selalu ada, tak pernah tak ada. Selalu hadir, tak pernah absen.

Corat-Coret Seragam Sekolah

Ini dia tradisi atau ritual yang selalu ada setiap pengumuman kelulusan ujian nasional pelajar sekolah menengah. Corat-coret seragam sekolah. Tradisi turun temurun. Entah sejak kapan dimulai dan siapa yang memulai. Semuanya misteri.

Biasanya seragam sekolah dicoret spidol dan pilox warna-warni. Ciee, mungkin biar hidupnya juga penuh warna, bukan grayscale melulu. Coretan yang dituangkan di seragam itu pun bermacam-macam. Biasanya para pelajar akan menulis nama dan tanda tangan mereka.

Ada juga pesan dan kesan, contohnya “Jangan lupakan aku”, “Aku rindu masa-masa kita dulu”, “Semoga kamu bahagia dengannya yang tak lebih mencintaimu daripada aku”. Hahaha, ketahuan deh kalau yang nulis itu pasti mantan, entah mantan pacar atau mantan calon pacar.

Yang hobi main gitar bisa saja menulis sepenggal lirik lagu lengkap dengan chord gitarnya. Pelajar yang menjadi budak-budak sajak akan menuliskan kata-kata puitis, kadang romantic. Ciee, jadi baper.

Yang jago matematika menulis rumus matematika. Yang jago kimia menulis rumus kimia. Yang jago fisika menulis rumus fisika. Kalau yang jago biologi? Hhmmm mungkin akan menggambar alat reproduksi. Eits.

Ada pula yang sudah menggambar sehari sebelum kelulusan. Ya, ada lho. Yang digambar juga bermacam-macam. Ada gambar monster, karikatur, kartun, anime jepang, dan lain-lain. tapi sebenarnya yang paling banyak ada adalah coretan-coretan tidak jelas, tidak berbentuk, abstrak, tidak terdefinisi. Hanya pelajar yang mempunyai jiwa seni tingkat tinggi yang bisa membacanya.

Modifikasi Seragam Sekolah

Seragam sekolah yang dicorat-coret pun juga dimodifikasi, atau istilah lainnya dipreteli. Pelajar cowok merobek celana panjang di bagian lutut. Lengan baju juga ada yang dirobek. Pelajar cewek juga ikut-ikutan merobek roknya dari paha sampai ke ujung. Pokoknya di beberapa bagian ada robek-robeknya. Ya, positivef thinking sajalah.

Dengan begitu para pelajar jadi terlihat lebih gaul dan keren, bukan? Iya, kan? Iya dong. Hahaha, atau robek-robek memang lagi trend ya? Ah, terserah deh. Entah siapa yang mulai dan siapa yang mempopulerkan. Tak ada yang tahu, selain Tuhan.

Konvoi Motor dan Mobil

Setelah puas corat-coret, modifikasi motor, kemudian mengambil foto dengan berbagai gaya, selfie sana-sini, groupfie, wefie, dan lain-lain. Tradisi selanjutnya adalah konvoi motor dan mobil. Mereka juga melengkapi diri dengan atribut lain seperti bendera yang membuat suasana (suasananya mereka) menjadi lebih ramai dan lebih meriah.

Biasanya mereka akan pergi menuju suatu tempat yang bisa dikatakan asyik, seperti pantai, danau, puncak, tempat yang memiliki npemandangan yang indah, cocok dipakai tempat foto bareng, dan lain-lain.

Alhasil jalanan dan tempat tersebut menjadi ramai, karena mereka konvoi beramai-ramai, satu sekolah, kemudian di jalan bertemu dengan rombongan dari sekolah lainnya, dan di tempat yang dituju bertemu lagi dengan rombongan dari sekolah lainnya juga. Tak jarang tradisi ini mengundang kemacetan dan kebisingan.

Pelajar yang konvoi biasanya akan membunyikan klakson motor dan mobil berkali-kali saat bertemu dengan rombongan pelajar dari sekolah lain. Tiin tiin tinnnn……….Duh pokoknya bising. Tapi, ya, sekali lagi positive thinking. Mungkin itu adalah cara mereka berkomunikasi satu sama lain, ya, dengan klakson. Satu lagi, tradisi ini juga mengundang masalah keamanan dan tertib berlalu lintas, karena ternyata banyak pelajar yang tidak memakai helm saat konvoi. Waduh, pakai dong helmnya.

Minum-Minum

Nah, tradisi yang berikut ini tidak terlalu sering ada, tapi ada saja, satu atau dua kelompok pelajar yang melakukan ini. Minum-minum dalam rangka merayakan kelulusan. Nah, apa yang diminum? Apakah air putih atau air putih campur marimas? Ternyata, yang diminum saat tradisi minum-minum ini adalah minuman keras, dalam artian minuman yang memiliki kadar alkohol yang tinggi, bukan minuman yang beku, meskipun minuman beku juga minuman keras karena membeku.

Wah, itu bahaya. Kalau mabuk, hal buruk bisa terjadi. Tawuran antar pelajar misalnya. Ada yang seperti ini? Ada, dulu, dan minum-minum biasanya ada juga, tapi sedikit. Jangan diteruskan deh tradisi ini.

Short Time

Ups, short time maksudnya apa ya? Begini lho, ada pelajar yang menafaatkan moment merayakan kelulusan ini untuk minta jatah. Iya, jatah. Pokoknya begitu deh. Hehehe paham kan maksudnya?

Memang, untuk hal yang satu ini, sifatnya tersembunyi. Berbeda dengan coret seragam dan konvoi motor yang memang harus diperlihatkan. Yang satu ini tersembunyi. Namun, penjaga penginapan tetep saja akan cerita. Dan saya pernah dapet ceritanya.

Menciptakan Tradisi Baru

Jika pikiran lebih kreatif, kenapa sih para pelajar masa kini yang lulus itu tidak menciptakan tradisi baru untuk merayakan kelulusan. Coret baju, konvoi motor, dan minum-minum itu tradisi kuno. Sebagai pelajar yang sudah lulus dengan gagah berani, seharusnya punya pikiran juga untuk mempertimbangkan tradisi (seperti kata penyair Rendra, he he).

Masa sih kita niru-niru kakak-kakak kelas yang lulus duluan. Dulu, tradisi itu diciptakan kakak kelas, entah kakak kelas tahun berapa. Dan pelajar masa kini hanya meneruskan.

Kenapa sih tak ada pikiran untuk menciptakan tradisi baru? Siapa tahu pada tahun-tahun berikutnya bisa diikuti adik-adik kelas yang lulus, lalu menjadi tradisi yang mengindonesia bahkan mendunia.

Misalnya menciptakan tradisi yang tidak mengganggu dan merugikan diri sendiri serta orang lain, tapi tetap kereeeen. Apa saja? Cekidot

Konvoi Sepeda Gayung

Nah, sepeda motor dan mobilnya diganti saja dengan sepeda gayung. Ini tentu saja berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Berbeda itu keren mas bro. Bersepeda itu menyehatkan jiwa dan raga, apalagi jika dilakukan ramai-ramai dengan teman sekolah, jadi tambah asik kan? Di samping itu, bersepeda juga tidak menggangu kenyamanan berlalu lintas, tidak menyebabkan polusi udara dan tidak membuat kebisingan. Konvoi bisa berjalan tanpa merugikan orang lain. Ini yang patut ditiru.

Jalan Santai Ramai-Ramai

Ini juga bisa dilakukan untuk merayakan kelulusan. Jalan santai ramai-ramai. Merasakan setiap langkah yang sudah dilewati bersama saat berjuang selama tiga tahun. Tentu jalan santai ini harus dilakukan dengan tertib, sehingga tidak menganggu pengguna jalan lain.

Cara ini juga tidak menimbulkan polusi dan kebisingan. Bisa mencari rute yang berakhir di tempat yang asik pula, seperti danau atau pantai, atau mungkin titik nol dan monumin di daerah masing-masing. Kalau sudah begini, tentu aksi ini akan ditunggu-tunggu warga sekitar.

Warga akan menanti saat-saat untuk bisa melihat pelajar-pelajar sekolah dari dekat. Ibu-ibu, janda-janda, dan cewek-cewek jadi punya kesempatan untuk melihat pelajar-pelajar cowok yang ganteng, unyu, imut-imut dan sebagainya. Hahaha.

Menceburkan Diri ke Sungai, Danau, Laut

Ini juga bisa dikatakan sebagai cara yang berbeda dan tidak menimbulkan polusi atau kebisingan. Pelajar hanya perlu menghempaskan dirinya ke sungai, danau atau laut. Byurrrrrr. Nyebur bersama-sama. Kalau sudah sama-sama biasanya kan asik-asik saja.

Hahaha. Ini seru. Percaya deh. Kalian bisa juga menceburkan teman kalian, kemudian berbondong-bondong menceburkan diri lagi. Tapi, jika mau melakukan cara ini, harus siap-siap basah ya.

Bagi-bagi Nasi Bungkus

Tradisi bagi-bagi nasi bungkus untuk perayaan kelulusan bisa dilakukan dengan membagi-bagi nasi bungkus kepada orang-orang sekitar yang sedang giat bekerja atau orang sekitar yang kurang mampu. Beberapa lulusan SMA sudah mulai melakukannya. Misalnya tahun lalu di Yogyakarta.

Hari ini, di sebuah laman facebook, ternyata ada juga anak-anak lulusan SMA di Negara, Bali, melakukan perayaan kelulusan dengan bagi-bagi nasi bungkus. Disebutkan sejumlah pelajar dari SMAN 1 Negara mengumpulkan duit secara urun setelah dinyatakan lulus, lalu membeli nasi bungkus untuk dibagikan kepada orang sekitar. Misalnya untuk sopir truk yang sedang giat bekerja, untuk orang tua yang sedang pergi atau pulang dari kerja naik sepeda,

Tradisi bagi-bagi nasi bungkus bisa dijadikan tradisi baru untuk merayakan kelulusan, siapa tahu tradisi itu bisa mengindonesia.

Berdoa atau Syukuran Bersama

Para pelajar, sebagai umat beragama janganlah lupa kepada yang di atas. Berdoa pun bisa dijadikan cara untuk merayakan kelulusan. Kalian bisa berdoa bersama satu angkatan di halaman sekolah memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian bersujud bersama-sama.

Atau kalau belum cukup di halaman sekolah saja, kalian bisa pergi ke tempat suci terdekat, ke vihara terdekat, ke masjid terdekat, ke pura terdekat atau ke gereja terdekat. Kembali berdoa dan memanjatkan syukur dan terima kasih. Wajib dicoba ini. Haha

Apapun cara yang digunakan untuk merayakan kelulusan, jangan sampai lupa bersyukur, dan sebelum memutuskan untuk merayak kelulusan dengan cara tertentu, ada baiknya ditimbang-timbang lagi apakah cara yang dilakukan merugikan diri sendiri dan orang lain atau tidak. Jika tidak, lakukanlah. Jika kamu sudah suka dengannya, pergilah padanya. Aku ikhlas. Hahaha.

Akhirnya, selamat lulus dan sukses terus untuk pelajar Indonesia di manapun. (T)

Tags: PendidikansekolahTradisiujian nasional
Previous Post

Menghitung Riwayat Tabungan Suara di Kantong Rakyat – Catatan Iseng Pilgub Bali

Next Post

Stop Corat-coret Seragam, Coba Ajak Siswa Tirtayatra Maraton dari Pura ke Pura

Julio Saputra

Julio Saputra

Alumni Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris Undiksha, Singaraja. Punya kesukaan menulis status galau di media sosial. Pemain teater yang aktif bergaul di Komunitas Mahima

Next Post

Stop Corat-coret Seragam, Coba Ajak Siswa Tirtayatra Maraton dari Pura ke Pura

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co