14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Matahari, Krayon Kuning dan Krayon Orange – Dongeng Pendidikan tentang Warna

Wayan PurnebyWayan Purne
February 2, 2018
inEsai

Ilustrasi: Putik Padi

7
SHARES

MATAHARI terbangun dari tidurnya karena sudah waktunya menyinari bumi. Matahari memberikan pagi yang cerah kepada makluk hidup. Akan tetapi, Matahari kaget melihat perubahan warna tubuhnya.

”Mengapa tubuhku tidak berwarna putih? Padahal kemarin sudah diwarnai oleh Krayon Putih. Ah, mungkin ini hanya sementara,” pikir Matahari.

Matahari melupakan itu dan tetap menyinari bumi. Apalagi, saat siang, warna tubuhnya kembali putih.

Namun, menjelang sore hari, Matahari semakin terkejut dengan perubahan warna tubuhnya yang semakin jelas kehilangan putihnya. ”Bukankah tadi siang tubuhku masih warna putih? Kok sore ini berubah warna lagi. Apa yang terjadi, ya?” keluh Matahari.

Keesokan harinya, ”Oh, tubuhku kembali berubah warna. Mengapa hanya terjadi di pagi dan sore hari?” ucap Matahari dalam hatinya.

Matahari semakin berpikir dengan keadaan tubuhnya yang berubah warna setiap pagi dan sore hari. Sebab, perubahan warna Matahari terjadi setiap hari. ”Jangan-jangan ada yang mewarnai tubuhku ketika aku tidur malam dan istirahat sore. Apakah mungkin Krayon lain yang juga ikut mewarnaiku?” pikir Matahari.

Dalam lamunan, Matahari mencari kebenaran siapa yang mewarnai dirinya. ”Aku harus menemukan Si Krayon itu karena ia memberikan warna ajaib yang bisa berubah,” janji Matahari.

Menemui Semua Krayon

Matahari pun pergi mencari Si Krayon-krayon untuk bertanya tentang siapa yang mewarnai tubuhnya.

Matahari bertemu Krayon Ungu. ”Krayon Ungu, kamu ya mewarnai tubuhku?” tanya Matahari.

”Bukan aku yang mewarnaimu. Coba lihat tubuhmu! Tidak sesuai dengan warnaku, bukan?” kata Krayon Ungu.

”Ya juga sih, warna tubuhku tidak sesuai dengan warnamu Krayon Ungu,” kata Matahari.

Matahari melanjutkan kembali pejalanannya mencari Krayon yang lain. Kemudian, Matahari bertemu dengan Krayon Hijau. ”Krayon Hijau, apakah kamu datang ke rumah untuk mewarnai tubuhku, saat aku tidur,” tanya Matahari.

”Tidak. Lihat tubuhku ini tidak sama denganmu. Kamu menggangu kerjaku saja,” ucap Krayon Hijau marah-marah.

”Maaf, Krayon Hijau. Aku bukan bermaksud mengganggu pekerjaanmu,” kata Matahari.

”Tahu tidak, aku sudah capek mewarnai semua daun tumbuhan ini. Lihat tubuhku ini semakin pendek. Mana mungkin aku sempat mewarnaimu,” keluh Krayon Hijau dengan nada masih sedikit marah.

”Maaf,” ucap Matahari pergi meninggalkan Krayon Hijau. Matahari begitu lesu melanjutkan perjalanannya mencari Krayon lain.

Kemudian, Matahari duduk termenung memikirkan perubahan warna dalam tubuhnya.

”Matahari, mengapa kamu terlihat sedih? Apa yang terjadi dalam dirimu?” tanya Krayon Hitam mengagetkan Matahari.

”Aku bingung Krayon Hitam. Aku belum menemukan siapa yang mewarnai tubuhku ini,” keluh Matahari.

”Oh, begitu ya,” kata Krayon Hitam. Krayon Hitam pun mengamati Matahari.

”Coba cari si Krayon Kuning. Warna tubuhmu seperti warna kuning. Mungkin, Krayon Kuning tahu,” kata Krayon Hitam.

Pertengkaran Krayon Kuning dan Krayon Orange

Matahari kembali bersemangat setelah mendengar perkataan Krayon Hitam. Dengan perasaan senang, Matahari bergegas pergi mencari Krayon Kuning.

Di perjalanan, Matahari melihat Kroyon Kuning yang sedang sibuk mewarnai buah pisang untuk member tanda kalau buah itu sudah matang.

”Bagaimana caranya menyampaikan keingintahuanku? Aku takut. Krayon Kuning nanti marah seperti Krayon Hijau,” ucap Matahari dalam pikiran takutnya.

Matahari berpikir lama untuk mengumpulkan keberaniannya. Akhirnya, Matahari memberanikan diri menemui Krayon Kuning. ”Krayon Kuning, Masih sibuk?” tanya Matahari mengegetkan Krayon Kuning.

”Aku sedikit sibuk. Ada apa Matahari?” jawab Krayon Kuning.

”Apa kamu yang mewarnai tubuhku? Aku tidak tahu, mengapa tubuhku berwarna seperti ini?” tanya Matahari.

”Oh itu, ya aku yang mewarnaimu. Kebetulan aku lewat ke rumahmu. Bagaimana, bagus nggak warnanya?” kata Krayon Kuning.

”Ya, bagus warnanya. Warna tubuhku jadinya bisa berubah-ubah,” jawab Matahari senang.

Matahari pun lega dan bahagia sudah menemukan Krayon yang mewarnainya.

Numun, Krayon Orange mendengar percakapan antara Matahari dan Krayon Kuning. Krayon Orange langsung menimpali. ”Itu bukan Krayon Kuning yang mewarnaimu. Aku yang mewarnaimu, Matahari,” teriak Krayon Orange.

Matahari dan Krayon Kuning tersontak keget mendengar teriakan Krayon Orange. Mereka tidak menyadari kalau Krayon Orange telah mendengar percakapan mereka.

”Bagaimana ini Krayon Kuning? Siapa sebenarnya yang mewarnaiku?” tanya Matahari bingung.

”Tenang Matahari. Aku akan menyelesaikan masalah ini dengan Krayon Orange,” jawab Krayon Kuning menyembunyikan amarahnya.

Dengan perasaan kesal, Krayon Kuning mendekati Krayon Orange. ”Apa maksud Krayon Orange? Kamu ngaku-ngaku sudah mewarnai Matahari,” ucap Krayon Kuning marah.

”Ah, Krayon Kuning hanya mengakui pekerjaanku. Coba lihat dengan benar warna matahari itu! Sudah jelas itu warna orange,” kata Krayon Orange marah.

Krayon Kuning tak mau kalah dan tak takut dengan bentakan Krayon Orange.

”Aku sudah lihat dengan jelas. Matahari itu warnanya kuning. Aku yang pagi-pagi mewarnai matahari. Bukan kamu Krayon Orange,” teriak Krayon Kuning.

Terjadilah pertengkaran antara Krayon Kuning dan Krayon Orange. Mereka saling mempertahankan bahwa mereka yang mewarnai Matahari. Krayon Kuning bersekukuh bahwa ia yang mewarnai Matahari. Krayon Orange juga bersekukuh bahwa ia yang mewarnai Matahari.

Mereka saling menembakkan warna. Sampai sore, mereka terus bertengkar sehingga Matahari menjadi pusing melihat pertengkaran itu.

”Berhenti! Kalau tahu begini, aku tak akan pernah ke sini,” teriak Matahari.

Tapi, Krayon Kuning dan Krayon Orange masih tetap bertengkar. Mereka tidak menghiraukan permintaan Matahari. Matahari pun pergi meninggalkan mereka yang masih bertengkar.

Tiba-tiba, Krayon Merah menghampiri mereka. ”Sudah, hentikan pertekaran kalian! Aku sudah lama mencari kalian. Aku tahu penyebab kalian bertengkar,” ucap Krayon Merah.

Mendengar ucapan Krayon Merah, Krayon Kuning dan Krayon Orange menghentikan pertengkarannya.

”Kalian berdua memang benar telah mewarnai Matahari. Tapi, kalian mewarnainya pada waktu yang berbeda,” ucap Krayon Merah.

”Ah, aku tak percaya. Krayon Merah pasti bohong,” ucap Krayon Orange tak terima. Krayon Merah menghela napasnya mendengar bantahan Krayon Orange.

”Kapan Krayon Orange mewarnai Matahari?” tanya Krayon Merah.

”Setiap sore,” jawab Krayon Orange singkat.

”Kalau kamu Krayon Kuning, kapan kamu mewarnai Matahari?” tanya Krayon Merah.

”Aku pagi-pagi mewarnai Matahari,” jawab Krayon Kuning.

”Tapi, aku lihat warna matahari itu warna Orange,” kata Krayon Orange masih tak terima.

”Dengar dulu penjelasanku,” kata Krayon Merah, suaranya meninggi.

”Ya, maaf Krayon Merah,” ucap mereka bersamaan.

”Memang benar Krayon Kuning pagi-pagi mewarnai matahari. Namun, menjelang siang hari, Krayon Putih yang mewarnai Matahri sehingga warna kuning menjadi warna putih. Kemudian, di sore hari, datang Krayon Orange mewarnai Matahari. Itulah yang membuat Matahari bingung karena warnanya berubah-ubah setiap hari,” terang Krayon Merah.

”Oh, begitu. Sekarang aku paham maksudmu, Krayon Merah,” Kata krayon Orange.

”Baguslah kalau kalian ngerti. Jadi, kalian tidak bertengkar lagi karena masalah ini,” ucap Krayon Merah bahagia.

”Ayo kita minta maaf kepada Matahari karena telah membuat ia bingung,” kata Krayon Kuning menggandeng tangan Krayon Orange.

Asal Mula Krayon Orange

”Tunggu sebentar, jangan pergi dulu!” pinta Krayon Merah menghentikan langkah mereka.

”Ada apa lagi Krayon Merah?” tanya Krayon Orange.

”Aku ingin menyampaikan hal penting yang harus kalian ketahui,” ucap Krayon Merah.

”Hal penting apa lagi yang ingin Krayon Merah sampaikan? Cepat katakan!” ucap Krayon Kuning tak sabar karena ingin cepat menemui Matahari.

”Dahulu, kakekku Krayon Merah bersahabat dengan Kakek Krayon Kuning. Ketika itu, kakek Krayon Merah dan kakek Krayon Kuning menyatukan kekuatannya menciptakan Krayon Orange. Karena itu, aku bahagia bisa menyampaikan semua ini kepada kalian berdua,” kata Krayon Merah.

Mendengar penjelasan Krayon Merah, mereka semakin mengerti dan berjanji menjadi sahabat seperti kakek mereka. Mereka pun pergi menemui Matahari untuk menjelaskan semuanya.

”Kalian sudah tidak bertengkar lagi?” tanya Matahari melihat Krayon Kuning dan Krayon Orange yang terlihat akur.

”Sekarang kami sudah bersahabat,” ucap Krayon Orange.

Krayon Kuning dan Krayon Orange menjelaskan apa yang terjadi dengan perubahan warna matahari akibat mereka berdua. Matahari bahagia mendengar penjelasan Krayon Kuning dan krayon Orange.

Terjadinya Warna Hijau

” Krayon Orange dan Krayon Kuning, coba sekarang warnai aku dong!” pinta Matahari bahagia. Kemudian, Krayon Orange dan Kuning mewarnai matahari.

”Oh, kok tubuhku jadi warna hijau, tapi tidak warna orange dan kuning. Ini bukan warna kesukaanku,” ucap kaget Matahari melihat perubahan tubuhnya.

Krayon Orange dan Krayon Kuning juga terkejut dengan perubahan Matahri. ”Oh, Kok bisa begini Krayon Kuning,” kata Krayon Orange heran.

”Cepat panggil Krayon Putih untuk mewarnaiku! Aku tidak mau Krayon Hijau marah melihat warna hijau di tubuhku. Cepat panggil Krayon Putih,” pinta Matahari.

Mendengar teriakan Matahari, Krayon Orange dan Krayon Kuning sontak kaget dan segera pergi memanggil Krayon Putih. Krayon Putih pun menemui Matahri dan mewarnainya. Matahari kembali senang karena warna hijau di tubuhnya hilang.

Krayon Orange dan Krayon Kuning menyadari kalau mereka mewarnai bersama-sama akan menakuti Matahari. Sebab, Matahari masih takut dengan warna hijau.

Kini, setiap pagi-pagi, Krayon Kuning selalu mewarnai matahari. Dan, setiap sore, Krayon Orange selalu mewarnai Matahari. Matahari senang memiliki warna-warna yang berbeda. Kita pun bisa menikmati Sunrise yang indah di pagi hari dan Sunset yang menakjubkan di sore hari. (T)

Tags: alamdongengPendidikanpendidikan usia dini
Previous Post

Monolog “Kartini” dan “Guru” pada Malam Sehabis Hujan di SMAN 1 Banjar

Next Post

Ririn Main “Sepi”, Dayu Fortuna “Pidato Gila” – Semangat Pentas Teater Kampus

Wayan Purne

Wayan Purne

Lulusan Undiksha Singaraja. Suka membaca. Kini tinggal di sebuah desa di kawasan Buleleng timur menjadi pendidik di sebuah sekolah yang tak konvensional.

Next Post

Ririn Main “Sepi”, Dayu Fortuna “Pidato Gila” - Semangat Pentas Teater Kampus

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co