Musik baru adalah kesinambungan tradisi musik klasik, yang mewakili perintisan dan kreativitas dari musik klasik tersebut. Lagi pula, musik baru dapat merangkum elemen dari banyak jenis musik, termasuk musik klasik, musik dunia (World Music), musik klasik yang berakar pada tradisi musik barat (Classical music) dan lain sebagainya. Kesimpulannya, musik baru itu adalah: musik yang baru saja digubah oleh komponis yang masih hidup.
Meskipun di sini ada banyak ide atau pemahaman yang bisa berlaku, tapi tulisan ini adalah tentang pemahaman subjektif saya terhadap seni musik baru, yang setidaknya memiliki perspektif epistemologis yang sama dengan penciptaan musik baru di dunia musik barat.
Musik baru adalah istilah umum yang digunakan untuk mengacu pada tradisi musik yang menyiratkan pertimbangan struktural dan teoritis tingkat lanjut
Pada ungkapan “baru” kita tidak perlu melihat ke penemuan estetika baru yang bersifat revolusioner. Karena revolusi mendadak yang menghentikan semua diskusi dengan menghasilkan sebuah cara baru yang mutlak dalam komposisi musik dan menolak semua gaya yang telah berkembang selama ini, tidak berarti dalam konteks ini.
Saya tahu ini terlalu menyederhanakan.
Apa yang saya ingin tetap “hidup” adalah kualitas perhatian, jenis interaksi manusia, dan cara mengetahui dan mengalami yang ditemukan dalam praktek seni musik.
Jadi untuk saat ini, mari kita mencoba mengatakan bahwa seni musik baru membutuhkan perhatian yang secara sadar dan beberapa pengalaman untuk dapat memahaminya.
Musik baru ini memberi penghargaan pada ketaatan dengan berbagai lapisan makna dan perasaan yang kompleks.
Musik baru juga berarti ekplorasi: permainan musik yang mendobrak batasan menuju wilayah suara baru, pengaruh baru, tehnik baru, bentuk struktural baru, media baru, dan cara baru untuk menjabarkan dan memahami dunia tempat kita hidup sekarang ini.
Dalam karya seni musik baru segala sesuatu mendapatkan arti yang nyata dari usaha tersebut, dan arti ini didapatkan dari bentuk keterhubungan detail, yang melawan, melanjutkan dan melewati satu sama lainnya sehingga menampakkan bahwa musik bisa merupakan bagian dari kontruksi- sesuai dengan cara komposer mencipta karya.
Hubungan ini adalah “hidup” yang berarti, dimungkinkan berlanjut berkembang ke level dan detail yang lebih dalam.
Berbeda dengan musik populer bentuknya tidak berubah. Tidak berkembang tetapi ditutupi oleh jubah-jubah ornament yang menutupi “kesamaan”nya. Ini disengaja karena si pencita (dan pendengarnya) tidak menginginkan analisis atau interpretasi, tidak juga memerlukan reaksi yang standar.
Tujuan musik baru tidak semata-mata sekedar indah, tetapi melibatkan sesuatu yang lebih luas dalam tahapan emosi, intelektual, spiritual dan isu sosial.
Musik baru tidak juga merangkul sesuatu yang hanya “menarik” tanpa ada misteri, kompleksitas dan penemuan baru. Sikap ini sangat skeptikal dalam era komersial, atau dalam musik “pesanan”.
musik baru mengharap setiap komposer bisa mencurahkan sesuatu yang bernuansa, sesuatu yang mencerminkan kebenaran tentang dirinya, apapun bentuk dan bahasa komposisinya.
Sesuatu yang bertolak belakang dengan musik komersil, dibuat untuk konsumsi masal dan sangat biasa dan berlebihan ( dan tanpa nilai! ), kebalikan dari musik yang ditakdirkan untuk beberapa orang pilihan yang langka, lingkungan yang bernafas bebas, Musik baru bisa dijadikan pendekatan yang terbuka yang berselera – apapun bentuk dan gayanya.
Tentu saja musik ini merupakan ajang komunikasi dengan pendengar, sebagai akibat dimensi formal dan dalam hubungannya dengan pementasan dengan komposer, musisi dan pendengar.
Mungkin saja memerlukan beberapa kali pendengaran ulang atau pengalaman yang beragam untuk membangkitkan pemahaman terhadap musik baru yang terkadang kompleks.
Intinya adalah, bahwa sepanjang abad ini musik telah diperkaya oleh suara yang mengijinkannya untuk mengekspresikan kedalaman dan kepekaan, meskipun tidak dalam konteks universal, paling tidak dalam arti yang relevan dan kekinian. Oleh karena itu kita harus menempatkan diri kita pada posisi yang terhubung dengan masa lalu , dan juga memperhitungkan keberadaan musik dan suara, termasuk kemungkinan teknis akustik, yang sebagian bisa jauh melampaui daya dengar manusia. Pastilah sangat berguna bagi kita sekarang untuk memiliki kemampuan untuk mendengar segalanya.
Pemahaman musik baru setidaknya memiliki perspektif epistemologis yang sama dengan penciptaan musik baru di dunia musik barat. (kalau tidak mau dianggap mengada-ada)
Musik baru juga memiliki kecenderungan untuk memprioritaskan unsur kejutan, mengandung unsur tak terduga, dan mengungkapkan pikiran pada nilai-nilai kekinian.
Elemen tak terduga seperti manifestasi dari pikiran-pikiran tertentu bisa eksis dalam berbagai bentuk: melalui bahan ekspresi, media ekspresi, dan cara berekspresi yang belum pernah terjadi dalam budaya musik. Sifat avant-garde yang ada dalam musik baru ditandai dengan pertunjukan artistik diisi dengan inteligensia yang mengembangkan hal-hal baru.
Membicarakan musik baru bukanlah hal yang baru untuk waktu yang lama. Pada awal abad ke-20, musik serial Schoenberg dianggap baru. Kontras dengan tonalitas itu adalah ide baru dalam banyak hal, meskipun bentuk, instrumentasi dan orkestrasi masih dipinjam dari masa lalu. Musik Schoenberg tidak lagi baru ketika bisa diberi label oleh para ahli sebagai “serialism” dan karena itu kehilangan label “baru”.
Tentu saja ada banyak lagi contoh-contoh perkembangan musik baru dari abad ke-20. Awal musik computer dan musik John Cage mendorong batas-batas dan menyebabkan banyak orang untuk memikirkan kembali konsep mereka sendiri tentang apa yang dan bukan musik. Untuk sementara waktu, jenis musik bisa diberi label seperti baru, tapi sekarang hal tersebut merupakan bagian dari kaidah atau norma dan telah diberi label sebagai sesuatu yang lain dari yang baru. Musik Baru adalah musik yang mendorong batas-batas dan tantangan sistem label. Tanpa label yang jelas, musik disebut “baru” dan ketika ada cukup musik yang sama, label baru dan deskriptif yang lebih baru mesti diciptakan.
Tidak semua musik baru akan menarik bagi semua orang, tetapi pasti ada sesuatu bagi setiap orang: ” mudahnya sebuah lantunan musik untuk dicerna saat pertama kali didengar bukan ukuran yang mutlak atas nilai musik itu.”
Dengan begitu, inovasi dan kesempatan bukanlah merupakan akhir. Tetapi bukankah inovasi itu sungguh mendasar, mengingat kreasi kita memang begitu berbeda, seperti halnya kita semua berbeda? (T)