28 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Kilas
Foto-foto: Mursal Buyung

Foto-foto: Mursal Buyung

80 Anak-anak Menari Rejang Shanti di Lovina – Damai Itu Sederhana

tatkala by tatkala
February 2, 2018
in Kilas
14
SHARES

PAGI, Purnama, 12 Maret 2017, terasa berbeda di Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali. Sekitar 80 anak-anak menarikan Rejang Shanti di pantai rindang yang landai itu. Mereka meliuk, pelan, ritmis, dan mistis. Menyebarlah kedamaian ke segala arah.

Para penari itu adalah anak-anak SDN 1 Kaliasem. Setelah melewati sebuah upacara di Pura Taman Campuhan Shanti Lovina (sebelah Kantin 21), para penari berparade shanti, berjalan dari pura, menyeberang jalan raya, menuju Pantai Lovina.

Di Patung Dolphin, para penari berputar satu kali, lalu bergerak ke pantai di depan Sea-Breeze. Di tepi pantai anak-anak itu menari, melakukan pembersihan secara simbolis sekala-niskala, ruwat diri dan ruwat bumi.

Sebelum ditarikan di Lovina, Tari Rejang Shanti sudah ditarikan di sejumlah tempat di Indonesia. Pertama ditarikan di Di Bentara Budaya Bali 3 Februari 2017, lalu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Anjungan Jawa Tengah, 12 Februari. Kemudian juga di TMII di depan Tugu Api Pancasila dengan formasi 60 orang, 26 Februari. Kemudian tarian itu ditarikan untuk membuka Women’s March Jakarta di depan Istana Merdeka di Monas, 4 Maret.

Rejang Shanti dikonsep oleh penari senior, Ayu Bulantrisna Djelantik, koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani atau akrab dipanggil Dayu Ani dari Maha Bajra Sandhi, serta lirik oleh seniman Cok Sawitri, dan diproduksi Bengkel Tari Ayu Bulan, Februari 2017.

Sang konseptor Ayu Bulantrisna Djelantik datang langsung ke kawasan Lovina disertai tiga pelatih tari yaitu Ketut Putri Minangsari, Ida Ayu Nova Premasanti dan Ida ayu Gayatri Wulansari Mertha Jaya. Selain sejak beberapa hari melatih anak-anak, mereka juga turut menari di Lovina.

Biyang Bulan, panggilan akrab Ayu Bulantrisna Djelantik, mengatakan tari ini memiliki konsep membersihkan diri, membersihkan bumi, atau disebut pula ruwat diri dan ruwat bumi.

Tujuannya tentu saja untuk menciptakan damai yang dimulai dari diri sendiri, dimana dalam liriknya terdapat frasa “damai itu sederhana”. Jika saja semua orang memulai dan memiliki konsep ini, maka kedamaian akan tercipta dengan sederhana saja.

Seluruh konsep tari ini menunjukkan pluralisme budaya baik ditinjau dari segi kostum dan lirik yang dilagukan. Kostum rejang berupa mahkota sederhana terbuat dari daun lontar berbentuk bunga, dimana dalam pentas tari di Lovina diadaptasi dengan menggunakan canang sari tiga buah dan dupa empat buah. Kain yang digunakan adalah kain ikat (endek) yang beraneka warna, dan selendang putih.

Para penari bergerak sambil menari. Begini liriknya:

Hana kidung angraksa
Siang latri teguh rahayu
Adoh ing alara Luputing bala ing kabeh
Jim setan natan purun
Paneluhan norana wani
Luput pagawe ala Gni wong aluput
Geni atemahan tirta maling adoh
Tan hana wani ring kami
Guna dudu pan sirna **

Bumi Pertiwi memanggil hati
Putra-putri anak negeri
Warna warni rupa diri
Semerbak kasih mewangi
Bhinneka Tunggal Ika Pancasila dasar negara
Merah putih berkibarlah
Jayalah yang cinta sesama.
Dari Utara Selatan,
dari Barat hingga Timur
Seluas semesta raya
Damai itu sederhana **

Ngreronce sasolahanne
Nglilit kayun sane becik
Makenyung saking ati
Sampunang je sumanangsaye
Maideran kayun kasih
Jrijine masoca bakti Luh muani saking garba
Nenten wenten sane tegeh endep
Makesami maduwe karma
Manyame braye Baktine ken solah Tri parisudha
Langit tegeh gumi linggah
Isin jagate ceraken Makejang paican Widhi
Ngudiang tandruh manandruhin
Pejang kutang keneh inguh
Masolah nyolahang kayun
Kadi panca mahabhuta, wantah cumpu Jagadhita **

Ratu Ayu, Wusan iratu mesolah 2 x
Sepyane menunas tamba 2x
Kenakan kayune mangkin

Secara lirik, diawali oleh kidung pangraksa jiwa dan diakhiri dengan sesanghyangan, dapat dipahami bahwa tari ini mengandung konsep pluralisme dan bahwa perbedaan adalah anugerah yang harus dijaga. Sekali lagi, intinya adalah damai itu sederhana.

Tari ini mewakili kedamaian itu dengan segenap gerak, makna dan totalitas pementasannya. Para penari biasanya digolongkan menjadi Rejang Niyang, Rejang Biyang, Rejang Jegeg dan Rejang Alit. Yang di Lovina masuk dalam golongan campuran yang didominasi Rejang Alit.

Parade dan pergelaran Rejang Shanti di Lovina itu merupakan rangkaian dari piodalan di Pura Taman Campuhan Shanti. Menurut Jro Campuhan, sebagai penjaga Pura Taman Campuhan Shanti, di kawasan pura terdapat sebelas mata air. Mata air sebelas ini adalah simbol sebelas arah mata angin yang menjadi sumber kedamaian dan kesucian. Beliau selalu mengawali ritual suci dengan gayatri mantra ke sebelas penjuru mata angin sebagai simbol doa kedamaian bagi bumi.

Perempuan ini mengakui bahwa air adalah penyembuh dan pendamai jiwa. Sebagai penjaga dan pemelihara mata air, beliau selalu mengajak siapapun untuk menjaga lingkungan, termasuk menjaga pikiran dan hati agar senantiasa damai (Shanti).

Sebagai sebuah proses perjalanan ritual Shanti yang sangat penting didokumentasikan, ritual ini juga melibatkan fotografer Mursal Buyung, dosen Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha dan mahasiswanya, juga fotografer Danny Tumbelaka. (T/Laporan:Sonia)

Tags: anak-anakbulelengLovinaseni taritari bali
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Jersey seragam Kapal CC, dengan gambar kodok di punggung
Khas

Kapal CC, “Sing Peteng Sing Mulih”

Bisa dibilang Kapal CC adalah club sepeda yang unik. Tiga belas tahun club ini tidak memiliki jersey seragam, tapi tetap ...

July 30, 2019
Esai

Jayaprana

Jayaprana adalah kisah cinta. Kisah cinta yang bernuansa elegis. Kisah cinta pedih dan tragis. Kisah cinta yang membuat air mata ...

March 17, 2020
Gek Santi, dalam pementasan teater Kaukah itu, Ibu dalam acara Mahima March March March 2020
Ulasan

Pementasan “Kaukah Itu, Ibu?” Katarsis Aktor di Tengah Lingkaran Penonton

Beberapa lelaki membentuk lingkaran. Sarana upacara sederhana di tengah-tengah telah disiapkan oleh beberapa perempuan yang juga berada di sana. Upacara ...

April 6, 2020
Ulasan

Memahami Kembali Sebuah Tragedi Melalui Fiksi; Peristiwa Berdarah dalam Perempuan Bersampur Merah

Judul: Perempuan Bersampur MerahPenulis: Intan AndaruPenyunting: Dwi RatihPenerbit: PT Gramedia  Pustaka Utama, 2019ISBN: 9786020621951ISBN Digital: 9786020621968Halaman: 216 Tak sedikit prosa ...

April 22, 2019
Kurnia Effendi #Lukisan: IB Pandit Parastu
Esai

Proses Kreatif Kurnia Effendi 3# Selalu “Ya” – Bermain Adrenalin

DI tengah rapat kantor, tiba-tiba telepon selular bergetar. “Halo.” Setengah berbisik. “Lagi sibuk?” suara di sana. “Lagi meeting, apa kabar?” ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Moch Satrio Welang dalam sebuah sesi pemotretan
Kilas

31 Seniman Lintas Generasi Baca Puisi dalam Video Garapan Teater Sastra Welang

by tatkala
January 27, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
dr. Putu Arya Nugraha, penulis, yang juga Direktur RSUD Buleleng, divaksin, Rabu 27 Januari 2021
Esai

Berbagai Kekeliruan Tentang Vaksin

by Putu Arya Nugraha
January 27, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1363) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (312) Kiat (19) Kilas (193) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (330)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In