APA yang lebih menyedihkan dari kehilangan nyawa? Matinya passion. Matinya gairah hidup yang mengantarkan kita pada visi besar dalam menjalani hidup. Passion bagai kompas yang menunjukkan arah ke mana kita pergi. Bagai trek balapan yang dilewati demi mencapai garis finis.
Manusia ada karena passion. Tujuan, visi akan tercapai dengan passion yang terarah. Kadang sekolah memupus itu semua. Sekolah hanya dijadikan alat pencetak pekerja. Yang sering kali mengubur passionnya, karena keadaan.
Yang paling menyedihkan adalah ketika jurusan saat kuliah atau sekolah yang diambil juga karena keterpaksaan. Banyak orang bingung, setelah passionnya dikebiri oleh sistem, mereka bagai burung tanpa tujuan. Kebingungan yang dahsyat ini sangat berbahaya. Tak sedikit orang berhenti karena kebingungannya.
Banyak juga yang terpaksa tak mengikuti passionnya karena tidak adanya kepastian kerja. Yang akhirnya membuat banyak dari kita bagai hidup tanpa rasa. Tanpa gairah. Tanpa tujuan.
Misalkan, saat saya sekolah dulu, nilai pelajaran IT yang tinggi tak seberharga tingginya nilai matematika. Emasnya nilai kesenian, tak seberkilau nilai fisika. Doktrin bahwa orang jago matematika lebih pintar dari jago gambar sudah mendarah daging. Akhirnya, setiap orang mengejar penilaian itu, mengejar pengakuan yang pada akhirnya membunuh bakatnya.
Memang kini banyak orang yang sudah mulai menemukan passionnya. Tapi tak sedikit orang yang sudah terlanjur kehilangan passionnya. Yang ketika ia dapat kesempatan untuk mengejar impiannya, ia malah bingung, apa sih yang ia impikan? Apa yang ingin ia raih?
Orang tua juga kadang membunuh passion anaknya. Menyuruh anak menjalankan cita-cita orang tuanya. Katanya harus jadi PNS-lah, Polisi-lah, Pegawai swasta-lah. Jarang sekali, orang tua yang mengikuti arus pencarian passion anaknya. Yang menilai apa saja bidang yang digeluti anaknya adalah bagian dalam pencarian passion. Yang menyadari bahwa anaknya adalah manusia yang berhak punya cita-cita dan bergerak untuk meraihnya. Bukan dikurung dalam angan sang orang tua.
Janganlah bunuh passion orang lain. Karena ketika passion seseorang telah terkubur, maka ia tak ubahnya seperti zombie. Yang membuat dunia justru tanpa inovasi. Tidakkah kita ingat, hal-hal hebat ditemukan oleh orang yang berlari dengan passionnya? Tidak mungkin Elon Musk membesarkan Tesla, mobil listrik yang hebat itu tanpa passion. Tidak mungkin juga, para pemuda mau berkumpul berikrar sumpah untuk menjadi satu kesatuan dalam sumpah pemuda tanpa passion.
Hei, dunia ini indah karena beragam warna. Jangan buat semuanya sama yang akhirnya menghilangkan warna itu. Kalau semua warna sama, lalu apa itu warna? Kalau semua jalan hidup sama, lalu apa itu hidup?
Biarkan manusia menjadi dirinya, mencari hingga menemukan identitas sejatinya. Yang pada akhirnya memberi banyak arti dalam dunia. (T)