PILKADA Buleleng sudah usai. Namun ada cerita menarik yang tercecer dari pesta demokrasi di Bali Utara itu. Cerita ini fakta, bukan karangan bebas.
Cerita ini tentang nenek dari keluarga kami. Kami memanggil Dadong Norit. Ia tinggal di sebuah desa ujung barat Kecamatan Buleleng. Tubuhnya boleh tua, tapi semangat demokrasinya seperti politisi muda.
Meski banyak warga golput saat hari pencoblosan, Dadong Norit tak ikut-ikutan. Ia tak mau absen ke bilik suara. Ia tetap semangat menyalurkan hak suaranya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ia mungkin tak paham untuk apa ia mencoblos, tapi satu hal ia mengerti: warga negara tak boleh malas jika negara menggelar hajatan.
Tak terkecuali saat Pilkada Buleleng, 15 Februari lalu. Sebagai warga negara, ia punya semangat untuk masuk bilik suara, dan coblos “gambar yang disukai”.
Dadong sebenarnya tidak bisa baca tulis. Namun Dadong bisa menghitung. Ia kenal angka-angka. Namun tak paham huruf latin. Meski buta huruf, Dadong, ya percaya diri saja.
Soal pengalaman mencoblos, jangan ditanya lagi. Saat Pemilihan Legislatif 2014, Dadong adalah orang paling bergairah di keluarga kami menyalurkan hak suara. Apalagi, ia punya idola. Siapa idolanya? Tak lain adalah seorang politikus perempuan yang sangat dikenalnya.
Saat Pemilu Legislatif itu, Dadong tak sabar memberikan suaranya kepada caleg perempuan yang masih tinggal satu desa dengan Dadong. Kebetulan caleg itu lolos sebagai anggota DPRD Buleleng untuk kedua kalinya, dan kini menduduki posisi ketua fraksi.
Untuk mencoblos gambar caleg idolanya saat Pemilu Legislatif itu, Dadong Norit tidak menghadapi hambatan berarti. Kebetulan saja caleg ini ada di nomor urut satu.
“Gampang, tinggal coblos gen adan ne beten gambar sampi. Jeg, ye sube,” cerita Dadong Norit soal pengalamannya pada Pileg 2014. “Gampang, tinggal coblos nama di bawah gambar sapi. Nah, itu dia.”
Waduh, waduh, Dadong benar-benar fanatik pada srikandi partai satu ini.
Maka itulah, saat Pilkada Buleleng, semangat Dadong kembali menyala. Ia harus berpartisipasi. Ia akan memilih kembali. Suaranya tak boleh hilang.
Soal bagaimana cara mencoblos, Dadong Norit merasa tak perlu banyak arahan. Ia sangat percaya diri. Toh, ia pernah sukses mencoblos tanpa cacat saat Pemilu Legislatif 2014 lalu.
15 Februari, saat namanya dipanggi, langkah tuanya yang masih cetar meski tak terlalu membahana, diayun ke TPS. Begitu tiba di TPS, Dadong bingung. Begitu surat suara dibuka, tidak ada foto wanita. Semuanya foto pria.
Ya, tentu saja. Di situ ada foto Dewa Sukrawan/Dharma Wijaya sebagai pasangan calon nomor 1, dan foto Agus Suradnyana/Nyoman Sutjidra sebagai pasangan calon nomor 2. Karena hanya dua pasangan calon itulah yang bertarung dalam Pilkada Buleleng.
Dadong pun bingung. Di mana Sang Srikandi? Kok, tak ada foto wanita? Dadong cukup lama diam di bilik suara.
Surat suara dibolak-balik lagi. Dia tak yakin foto perempuan idolanya bisa hilang di surat suara. Dadong memasang kaca mata. Dengan kaca mata pun, ia tak melihat ada foto wanita. Malah foto empat pria semakin jelas ia lihat.
Membaca, Dadong tak bisa. Dadong hanya kenal angka. Tapi Dadong tidak melihat ada lambang sapi di surat suara sebagaimana dalam Pemilu lalu. Kepercayaan diri Dadong langsung hilang. Tak tahu apa yang harus dilakukan.
Dadong berusaha mengingat-ingat saat sosialisasi di desa. Namun Dadong sudah tidak ingat lagi. Maklum, meski semangatnya menyala, tapi ingatannya meredup.
Dadong akhirnya keluar dari bilik suara. Seperti orang lain, ia memasukkan surat suara ke kotak yang sudah disediakan. Ia kemudian melangkah pulang.
Siapa yang dicoblos, Dadong? Jawaban Dadong bikin kaget:
“Dadong buung nyoblos. Sing ade fotone Turkini ditu. Nah, Dadong celep-celepang gen surat suarane ke kotak suara. Masi petugase ditu sing ade nawang Dadong sing nyoblos!”
“Dadong batal nyoblos. Tak ada foto Turkini di sana. Nah, Dadong masukkan saja surat suara suara itu ke kotak suara. Toh petugas di sana tak ada yang tahu Dadong tidak nyoblos!”
Ha ha ha. Turkini adalah srikandi dari PDIP, kini Ketua Fraksi di DPRD Buleleng, idola Dadong, yang dicoblosnya saat Pemilu Legislatif dulu… (T)