12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mahasiswa di Singaraja: Nasi Kuning “Pahlawan Kepagian”, juga “Pahlawan Kemalaman”

Agus Sadya Eka PutrabyAgus Sadya Eka Putra
February 2, 2018
inEsai

Nasi kuning 5 ribu di Singaraja. Foto: koleksi penulis

8.4k
SHARES

JIKA benci pada pahlawan kesiangan, carilah nasi kuning. Nasi kuning, bagi mahasiswa di Singaraja, bukanlah pahlawan kesiangan, seperti orang yang tiba-tiba datang ketika semua persoalan beres.

Nasi kuning adalah “pahlawan kepagian” sekaligus juga “pahlawan kemalaman”, terutama bagi kami para mahasiswa dengan ekonomi pas-pasan.

Jika di Denpasar dan sekitarnya nasi bungkus murah terkenal dengan nama nasi jinggo, di Singaraja nasi kuning sudah lama menjadi menu murah-meriah, bukan saja bagi mahasiswa tapi juga bagi ibu rumah tangga atau bapak rumah tangga yang malas (baca: tak punya waktu) memasak.

Baru belakangan ini, nasi kuning di Singaraja dapat saingan nasi jingo. Bahkan nasi jinggo yang lebih kreatif dengan menu aneh-aneh. Semisal nasi jinggo be genyol, be pindang atau be gerang.

Meski dapat saingan, nasi kuning tetap saja laris. Karena nasi kuning lebih konsisten, lebih ajeg, dan lebih banyak pilihan, terutama bagi kalangan mahasiswa. Ya, karena kuliner itu menjadi salah satu alternatif makanan yang terjangkaudi kantong dan enak di tenggorokan.

Bagi saya, mahasiswa dengan kantong yang kadang berisi dan lebih banyak kosongnya ini, nasi kuning adalah kuliner mahapenting dan sering menjadi menu sarapan dan makan malam. Dengan uang Rp 5.000 saja sudah bisa mendapatkan 1 porsi nasi kuning lengkap dengan embel-embelnya yaitu sahur, tempe manis, ayam suir-suir, abon, serta sedikit kuah.

Sangat nikmat, begitulah para anak-anak kos ditanya tentang rasa nasi kuning tersebut. Apakah benar nikmat karena memang enak, atau benar nikmat karena kelaparan, entahlah.

Nasi kuning sangat fenomenal di Singaraja baik itu pagi maupun malam. Pagi hari ketika subuh, para pedagang sudah mulai memasang meja serta tenda kecil di pinggiran jalan raya tepatnya di atas trotoar. Jalan Udayana, Jalan Sudirman, dan beberapa jalan lainya diramaikan oleh para pedagang nasi kuning yang siap menyajikan sarapan murah meriah bagi anak kos.

Warga lokal yang ibu rumah tangga atau bapak rumah tangga juga tidak kalah. Mereka juga ikut mengantre untuk medapatkan porsi sarapan pagi mereka. Terutama bagi keluarga karir yang mana si bapak serta si ibu harus bangun pagi, tak sempat masak, dan harus secepatnya ngantor.

Para orang tua tak jarang mengajak anaknya untuk membeli nasi kuning dan menjadikan nasi kuning sebagai bekal sekolah. Ya, memang sangat membantu meringankan beban wanita karir di pagi hari.

Bagi mahasiswa kos, jangan dibilanglah. Pada pagi hari, nasi kuning adalah “pahlawan kepagian”. Nasi kuning sudah tersedia di tepi jalan pada pagi-pagi benar, jauh lebih pagi dari mahasiswa yang merasa bagun pagi. Apalagi bagi mahasiswa yang dapat kuliah jam AB.

Mahasiswa kuliah AB ini akan gelagapan bangun sepagi-paginya, mandi, atau sekadar cuci muka, lalu ikut ngantre di depan dagang nasi kuning. Kadang ngantre berdesak-desakan bersama ibu-ibu pakaian PNS, ibu pakai seragam bank, atau ibu yang hanya pakai daster tidur. Kadang, karena takut telat, mereka saling menyalip antrean.

Nah, pada malam hari, nasi kuning adalah “pahlawan kemalaman”. Bahkan pada malam hari, dagang nasi kuning tampak lebih banyak. Lihat pemandangan unik Jalan Diponogoro dekat Pasar Tingkat Singaraja dan Jalan Ahmad Yani sekitaran Pasar Loak. Siapa yang tak pernah belanja ke sana beli nasi kuning malam-malam?

Sebagian besar warga lokal dan juga mahasiswa selalu menghampiri para dagang nasi di kiri kanan jalan. Dagang itu berderet di malam hari mulai pukul 9 malam hingga dini hari.

Sungguh luar biasa, mereka adalah para ibu-ibu yang memberikan layanan kuliner buat mereka yang beraktivitas pada malam hari, terutama mahasiswa yang berkutat dengan tugas kuliah dan organisasi kampus.

Mahasiswa yang suntuk mengerjakan tugas, proposal atau skripsi, tak akan ingat makan pada saat bekerja. Baru setelah kerjaan selesai, barulah perutnya ngeroncong. Dan malam sudah sangat malam. Sudah pukul 02.00, 03.00, bahkan pukul 04.00 dinihari. Saat itulah tak ada makanan lain dalam bayangan mereka, kecuali nasi kuning.

Untuk menghibur diri, mahasiswa kadang terlibat obrolan serius bahwa nasi kuning itu makanan sehat. Kenapa? Bahan untuk membuat nasi jadi kuning adalah kunyit dicampur minyak kelapa murni. Kunyit, siapa tak tahu kunyit. Banyak obat herbal berasal dari campuran kunyit, misalnya untuk mengobati luka dalam.

Luka dalam? Ya, semisal sakit hati. Sakit hati? Apakah putus cinta termasuk di dalamnya?

Hi hi hi. Hidup, Nasi Kuning! (T)

Tags: ekonomimahasiswanasi kuningpahlawan
Previous Post

Cinta, Kutukan, dan Karam

Next Post

Pahlawan Cilik dengan “Barong Peduli Bencana” di Jalur Batur-Kintamani

Agus Sadya Eka Putra

Agus Sadya Eka Putra

Bernama lengkap Gusti Putu Agus Sadya Eka Putra. Kelahiran Jembrana. Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha. Suka membaca dan berorganisasi.

Next Post

Pahlawan Cilik dengan “Barong Peduli Bencana” di Jalur Batur-Kintamani

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co