3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Punk Kwala Ngibur: Pesan Moral di Balik Kisah Genit Erni dan Reni

Juli SastrawanbyJuli Sastrawan
February 2, 2018
inUlasan

Page FB Punk Kwala Ngibur

290
SHARES

JIKA ditanya tentang akun “Punk Kwala Ngibur” (PKN) di facebook, banyak orang pasti menjawab: lucu.

Bagaimana tidak. Akun ini memang tidak biasa. Dengan membawa pesan lewat cerita, PKN juga menggambarkan dan mengkritisi rutinitas keseharian orang-orang di dunia nyata, terutama orang Bali, termasuk mahasiswa, komunitas, perrempuan, laki-laki, remaja, tua, atau orang biasa.

Awalnya PKN hanya menampilkan komik. Belakangan ditambah dengan cerita-cerita mini yang ditulis secara naratif. Tokoh-tokohnya pun bertambah.

PKN juga memiliki saudara baru di facebook, yakni halaman “De Punk Gen” (DPG). Jika disimak, halaman baru ini tampaknya dikhususkan untuk komik yang sebelumnya tayang di halaman PKN. Nantinya, PKN mungkin akan dikhusukan untuk cerita-cerita naratif yang tentu juga lucu. (He he he, ini taktik cerdas untuk mengumpulkan pengikut atau likers agar kedua page bersaudara itu terisi penuh dalam waktu cepat)

Halaman PKN ini disukai bahkan lebih dari oleh 60.000 orang. Tak mengherankan memang. Di tengah hidup yang ruwet, komik segar dan sangat dekat dengan kehidupan sendiri, memang obat penghilang pening yang ampuh. Cara penyajiannya memang sangat sederhana dan dibawakan dengan apa adanya.

PKN – Punk Kwala Ngibur, jika dibaca dengan bahasa Bali baku, bunyinya: pang kwala ngibur. Terjemahan kakunya: biar sekadar menghibur.

Tapi PKN tak sekadar menghibur. Ia memberi petuah, pesan moral, petatah-petitih dan motivasi, tentang bagaimana seharusnya hidup di dunia fana ini. Hanya cara berceritanya memang beda: guyon bergaya sarkas (kasar) dan satir (sindiran).

Sarkas bikin tersinggung, satir bikin tertawa. Keduanya dipadukan dengan ueeeenaaak. Jadi, jika tersindir, bisa saja pembaca marah. Tapi maunya marah lupa, karena keburu tertawa.

Sebagian orang Bali memang tak begitu suka dengan gaya sarkas. Makanya orang kerap terkaget-kaget saat lawan bicara nyeplos-nyeplos dengan bahasa Blelengan yang kasar, campuraduk dan apa adanya. Kupingnya panas, jantungnya kebut-kebut.

Orang juga kerap salah menyimpulkan bahwa orang lain dengan bahasa kasar otomatis orang tak baik. Padahal, yang kasar hanya bahasa. Hatinya belum tentu. Orang berbahasa halus dianggap baik, padahal bisa diam-diam berniat menipu.

Orang kadang tak paham juga soal satir. Mereka cenderung meledek dengan mengatakan bahwa ceritanya ngarang-ngarang, ngae-ngae, terlalu berlebihan, bahkan dianggap kebohongan. Padahal cerita, ya memang bohong. Tapi, mereka tak tahu ada “udang enak” di balik cerita. Ada makna di balik guyon. Bahkan orang kadang tak sadar, cerita ngarang-ngarang itu sesungguhnya tersebar banyak dalam kenyataan.

Cerita dalam PKN atau DPG sering menggambarkan sebuah peristiwa dengan sederhana dan jenaka. Mereka menggunakan bahasa Bali, sebuah cara kreatif mengajegkan Bali tanpa pernah mengklaim diri sebagai seorang yang ajeg Bali.

Bukankah memang seperti itu seharusnya? Dari pada berkoar-koar mengklaim diri sebagai seorang pengajeg Bali, tapi tak pernah sekali melakukan sesuatu untuk itu. Tak patut lah macam tu, kata Upin-Ipin.

Belakangan PKN memperkenalkan tokoh-tokoh atau karakter baru yang mulai lebih beragam dalam ceritanya. Tidak hanya karakter yang biasa digunakan sebelumnya. Dengan melihat penggambaran tokoh sebelumnya, kita sudah bisa menerka bagaimana watak dan perilaku masing-masing karakter yang ingin disampaikan.

Belakangan lagi, bahkan ceritanya sangat liar. Tak seperti biasanya ketika saya membaca cerita dan komiknya. Ada sesuatu yang membuat saya sangat tertarik. Ya, selain penambahan karakter baru dalam ceritanya tapi juga bagaimana karakter itu digambarkan. Makin jelas ada niat “tersembunyi” untuk menggiring pembaca agar melihat dan sadar terhadap perubahan-perubahan paradigma yang terjadi di masyarakat, terutama masyarakat Bali.

Dulu, dulu sekali, memang pernah ada karakter Erni dan Reni. Hanya saja penggambaran watak tokoh kedua orang wanita ini masih samar-samar dan tidak tergambar dengan jelas. Baru beberapa hari ini watak kedua tokoh terggambarkan dan terklasifikasikan sifatnya dengan lebih jelas. Yakni, Erni dan Reni, adalah dua karakter perempuan yang ada di sekitar-sekitar kita juga.

Genit adalah hal pertama yang pasti akan terbayang ketika mengetahui perilaku dari karakter baru ini. Genit dalam bahasa Indonesia disebut gatal. Penggambaran yang begitu jelas untuk dua orang wanita ini, Erni dan Reni. Dalam setiap ceritanya, Erni dan Reni selalu saja digambarkan dengan bahasa yang mudah dijangkau. Bahwa mereka genit.

Jika kita lihat penggambaran 2 tokoh wanita ini secara sangat dekat, hampir mirip dengan tipe wanita model berkehidupan hedon dan narsis. Senang belanja hingga terkesan over konsumtif dan bahkan ingin ke Swalayan hanya untuk berselfie dengan laki-laki yang dicintainya. “Iyang dot ngajak Bli ka swalayan kerana iyang dot ngajumang Bli, lakar ajak iyang selfi”. Tak pelak memang karakter seperti itu ada pada manusia jaman sekarang.

Memang beragam cerita dari PKN ini. Mulai dari sembrautannya kisah cinta dua orang wanita, Erni dan Reni. Hingga nasib para pria yang berjuang gigih demi cinta, tapi sayang usaha itu hanya mentok sebagai pengantar belanja atau tukang pengantar makanan.

Sering dalam ceritanya laki-laki hanya menjadi korban atas apa yang dilakukan dua saudara perempuan ini. Laki-laki benar-benar digambarkan sangat bernafsu untuk berhubungan seks, bahkan terkesan belog ajum. Bernafsu hingga akal sehatnya hilang. Saat birahi yang juara, memang etika menguap entah ke mana.

Dari tokoh Parwata, laki-laki di dunia nyata bisa belajar banyak. Kita dituntut untuk memikirkan kembali secara matang tindak-tanduk yang ingin kita lakukan. Timbang-timbang dulu dengan akal sehat sebelum melakukannya, terutama jika berhadapan dengan lawan jenis. Meskipun saat jatuh cinta hormon oksitosin membuat kita mabuk, sama mabuknya dengan arak. Walaupun efeknya berbeda pada otak, tapi hasilnya akan sama.

Terlepas dari semua itu, PKN memang sangat kreatif dalam mengkritisi dan menggambar tingkah polah perubahan paradigma masyarakat lewat karya. Dengan tokoh Erni dan Reni, ceritanyab terkesan tak bermoral, padahal justru di situlah pelajarannya.

Jadi, apapun yang dikatakan pembacanya, mereka akan tetap seperti itu. Mengkritisi sesuatu dengan jenaka dan kreatif, dengan sarkas dan satir. Lha, daripada mendengar petatah-petitih yang disampaikan secara konvensional dengan anggah-ungguh yang tertib, tapi bikin ngantuk? (T)

Baca Juga Ulasan Punk Kwala Ngibur dalam esai Stop Ajeg-kan Bahasa Bali!

Tags: ajeg baliBahasa Balimedia sosialPunk Kwala Ngibur
Previous Post

Pesan Kamboja Usai Ditebang di Kampus Bawah: Keiklasan Melepas Kenangan

Next Post

Juli Sastrawan# Hanyut, Menepi, Renik dan Pucuk Daun

Juli Sastrawan

Juli Sastrawan

Pengajar, penggiat literasi, sastrawan kw 5, pustakawan di komunitas Literasi Anak Bangsa

Next Post

Juli Sastrawan# Hanyut, Menepi, Renik dan Pucuk Daun

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co