SERGIO Ramos mencetak gol kedua bagi timnya pada laga Sevilla vs Real Madrid di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, Spanyol pada Jumat (13/01/2016). Istimewanya lagi, sang kapten El Real (sebutan Real Madrid) ini menceploskan bola ke gawang Sevilla dengan penalti panenka.
Banyak kiper yang merasakan pahitnya terkecoh tendangan penalti panenka ini. Ingat, bagaimana malunya Kiper Inggris, Joe Hart, terkecoh tendangan ala panenka gelandang Italia, Andrea Pirlo di Piala Eropa 2012. Selain Ramos dan Pirlo, ada nama-nama beken yang berhasil menciptakan gol dengan trik panenka ini. Seperti Zinedine Zidane, Francesco Totti, dan Zlatan Ibrahimovic.
Tendangan panenka ciptaan Antonin Panenka ini begitu melegenda. Trik menendang ini terkenal setelah Panenka berhasil mengecoh kiper tangguh Jerman Barat, Sepp Maier, pada final Piala Eropa 1976. Waktu itu, ia menjadi penendang penentu pada babak adu penalti. Ia berhasil menjalankan tugasnya dengan sempurna dan trofi Euro 1976 titel bergengsi menjadi milik Republik Ceko.
Sepakan Panenka seperti trik tendangan yang mengelabui kiper. Seorang kiper berpikir pemain akan menendang ke satu sisi atau yang lainnya, namun bola ditendang melambung di posisi tengah gawang. Terkesan menipu, namun penendang butuh latihan keras, konsentrasi, akurasi, dan kepercayaan tinggi.
Nah, bagaimana kalau yang menendang panenka seorang I Wayan Koster ? Ya, politisi asal Buleleng yang sekarang duduk di kursi Anggota DPR RI. Ia juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, dan yang terbaru, ia mendeklarasikan jadi calon gubernur (Cagub) Bali untuk Pemilihan Gubernur atau Pilgub Bali 2018 nanti.
Apa hubungan Koster dan sepakbola, lebih-lebih apa hubungannya dengan sepakan panenka?
Koster dan dunia sepak bola memang tak terdengar hingar-bingarnya. Namun, jangan salah Koster pernah memakai kaus berkerah, berwarna merah, dan berlogo Bali United layaknya Semeton Dewata (suporter Bali United). Bahkan ia datang langsung di Stadion I Wayan Kapten Dipta, Gianyar pada Sabtu (03/09/2016). Ia tampak di tribun VVIP melihat laga big match antara Bali United menjamu Persipura Jayapura pada ISC A 2016. Pertandingan itu disaksikan 13.127 penonton.
Kenapa Koster datang ke stadion? Urusan apa Koster datang menonton Bali United? Orang pasti mengira Koster bukan hanya menonton bola, tetapi tebar pesona. Banyak spekulasi seperti itu, ditambah viral media memberitakan figur Cagub menonton sepak bola di Stadion Dipta. Benarkah? Tunggu, tunggu. Mari kita telusuri.
Memang ada yang menyebutkan sepak bola Indonesia tak terlepas dari 3D (Dengklik-Duit-Dukun). Dengklik bisa berarti kekuasaan (politik), duit bermakna uang atau dana, dan dukun berarti ada para ahli atau paranormal. Soal dengklik, sepak bola Indonesia memang tak bisa lepas dari praktik politik.
Soekarno presiden Indonesia pertama sangat dekat dengan sepak bola. Sejarawan JJ Rizal menulis, Bung Karno yakin betul sepak bola adalah olahraga yang sangat digemari dan melibatkan banyak massa. Bung Karno sudah gunakan sepak bola sebagai alat sejak era pergerakan nasional. Bung Karno juga menjadikan sepak bola menjadi bagian media komunikasi untuk kampanye. Seperti pada 1956, Bung Karno dan PSSI tur ke beberapa negara di Eropa Timur dan Jerman dengan kampanye visi persatuan dunia.
Presiden Jokowi pun melakukan hal yang kurang lebih serupa. Ia menunjukkan dukungan pada timnas Indonesia pada Piala AFF 2016 dengan menonton pertandingannya. Meski misalnya nonton lewat streaming di laptop, namun yang penting beritanya jadi viral di media sosial.
Lebih jauh dan detail tentang sepak bola dan politik ditulis Prof Tjipta Lesmana. Ia begitu gamblang menyebut sepak bola dan politik terdapat banyak persamaan. Sepak bola dan politik sama-sama mengejar sesuatu yang dianggap memiliki nilai tinggi, bahkan nilai tertinggi dalam kehidupan manusia: supreme good, – istilah yang dipakai Aristoteles dikutip Durant. Keduanya sama-sama ingin menggapai kebahagiaan (happiness). Juga sama-sama sebuah pertarungan, sebuah laga, game untuk memperebutkan suatu yang memiliki nilai instrinsik tinggi.
Keduanya bertemu sehingga terjadi komunikasi. Secara sederhana komunikasi sepak bola diartikan bentuk komunikasi secara langsung dan tidak langsung yang terjadi antara semua pihak yang terkait dengan permainan sepak bola, baik di lapangan maupun di luar lapangan. Di dalam stadion jelas terjadi proses komunikasi langsung yang tidak banyak berbeda dengan proses komunikasi politik.
Identifikasi unsur komunikasi begitu banyak komunikator. Antara lain pemain, penonton, pelatih, manajer, wasit, pemerintah, dan asosiasi yang bisa disebut interactants. Mereka terlibat komunikasi antara satu sama lain baik selama pertandingan berlangsung dan bahkan di luar stadion masih berlangsung usai pertandingan, termasuk antarpenonton.
Khusus komunikasi antarpenonton sangat menggiurkan. Laga antara Bali United lawan Persipura itu disaksikan 13.127 penonton. Maka kalau dihitung secara bisnis uang yang masuk penjulaan tiket saja sudah cukup banyak. Nah, dihitung secara politik, pemilih misalnya, berapa suara yang didulang?
Tinggal menunggu strategi apa yang akan diterapkan di arena sepak bola dan politik. Intinya, alat (means) apa yang dipakai memperkuat barisan, trik, dan manuver-manuvernya.
Jadi, dengan kedatangan Koster ke Stadion Dipta, tak salah jika ada spekulasi ia “menyebarkan pesona politik” di arena sepakbola. Tak salah juga, misalnya politikus yang disebut-sebut sebagai bakal calon Gubernur Bali terkuat itu memainkan skill politiknya dalam dunia sepakbola yang memiliki massa melimpah itu.
Tak salah juga, jika kemudian ia dapat hadiah penalti (tentu saja di lapangan sepakbola politik) lalu mengecoh kiper lawan dengan sepakan panenka. Siapa tahu.
Jadi, jangan heran pula, pada saat Piala Presiden dan liga 2017 bergulir nanti, tiba-tiba secara bergiliran atau secara bersama-sama banyak figur calon gubernur dan wakil gubernur duduk bersama-sama penonton di tribun ekonomi bukan di VIP lagi (biar terkesan merakyat). Atau lebih ekstrim ikut bernyanyi, berteriak hingga serak dan berjingkrak bersama para suporter Serdadu Tridatu.
Eh, kembali kepada pertandingan di Stadion Kapten Dipta, Sabtu (03/09/2016), yang ditonton Koster itu, Bali United sayangnya harus menerima pil pahit kalah 0-1 dari Persipura. Tidak ada tendangan panenka dalam pertandingan itu. (T)