8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Liburan di Kiralela: Stalagnit Tonggak Bakau di Pantai Welolo

Putu Hendra WirawanbyPutu Hendra Wirawan
February 2, 2018
inTualang

Foto-foto: koleksi penulis

33
SHARES

UNTUK yang ketiga kalinya, saya menginjakkan kaki di Desa Mausamang Kiralela di Kecamatan Alor Timur, NTT. Bersahabat lebih dekat dengan desa ini membuat saya kecanduan untuk pergi ke pantai atau sekedar bertemu dengan warga di desa ini. Tentunya pantai yang sangat menarik perhatian kita adalah Pantai Welolo. Ternyata pantai ini sangat indah jika kita perhatikan di saat air laut surut.

liburan di kiralela4Hamparan pasir putih yang halus sangat jelas kita lihat di sepanjang pantai mulai dari jam 3 sore sampai mendekati malam hari. Bakau-bakau yang tumbuh di sekitar pantai membuat pesona Pantai Welolo menjadi sempurna. Akar-akar bakau yang menjalar ke atas tampak seperti stalagnit yang berada di goa-goa pantai. Bakau ini biasa disebut ‘Tongke’ oleh warga sekitar.

Ketika air laut surut akan banyak ditemukan kerang-kerang laut. Warga menyebutnya dengan sebutan ‘Meting’. Kerang-kerang ini biasa disantap warga sekitar sebagai lauk, dan rasanya sangatlah gurih. Anak-anak pantai biasa berkerumunan di pantai untuk berlomba-lomba mencari kerang-kerang ini.

Di Pantai ini juga banyak ditemukan kerang laut yang kosong tak berpenghuni. Jika Anda punya hobi dengan kerajinan kerang, carilah dan kreasikan seni Anda. Karena kalau Anda mau, ribuan kerang banyak terhampar di sekitar pesisir pantai.

Tapi sayang, warga sekitar tidak ada yang mau memanfaatkannya untuk itu. Keindahan Pantai Welolo tidak hanya putus di situ saja. Ketika malam bulan purnama, kenampakan pantai ini bisa kita umpamakan sebagai lukisan alam yang indahnya tiada tanding. Apalagi kalau Anda bermalam di pantai ini, Anda akan banyak menemukan penyu-penyu laut yang biasa ke pesisir pantai untuk bertelur.

Namun, jika kita perhatikan kesadaran untuk menjaga alam di wilayah ini sangatlah kurang. Contohnya saja orang-orang dari pulau seberang yang berusaha mencari ikan di seputaran pantai ini. Mereka biasa memanfaatkan bom untuk menangkap ikan untuk kebutuhan pribadinya.

Jika kita cerna baik-baik, hal ini sangatlah mengganggu ekosistem yang ada di laut. Baik binatang laut yang ada di dalamnya maupun tempat hidup dari binatang laut itu. Sehingga tak jarang kita lihat, karang-karang yang sudah rusak terhempas ke pesisir lautan.

Sangat disayangkan sekali….

liburan di kiralela2Empat hari sudah petualangan yang telah saya lakukan di tempat ini. Berawal dari perjalanan saya dengan berjalan kaki dari Kolana hingga sampai di tempat yang indah ini. Bermalam di Kolana, bangun pagi menikmati sun rice dan melakukan perjalanan selama 2 jam setengah dengan jarak 9 km.

Semuanya tak membuat diri saya lelah. Apalagi sampai lelah menikmati keindahan di sepanjang perjalanan menuju Desa Mausamang, Kiralela. Banyak burung hutan yang kita temui di sepanjang jalan. Mulai dari burung yang beterbangan maupun burung darat yang biasa berjalan bebas di sekitar hutan.

Ada 2 sungai saya temui saat itu. Tapi sayangnya, sungai ini merupakan sungai sementara yang mengalir hanya beberapa hari saja. Sehingga kenikmatan untuk menikmati sejuknya air pegunungan ini bisa dirasakan 3 sampai 4 hari saja.

Tapi janganlah kecewa, karena selain itu banyak hal yang tentunya bisa kita rasakan seperti menikmati gurihnya kepiting laut atau menikmati ikan laut yang bisa kita nikmati langsung di pesisir pantai karena memang menangkapnya pun tidak begitu susah. Ikan-ikan laut biasa berkeliaran di permukaan laut atau di pesisir laut.

Sedangkan kepiting-kepiting laut biasa bersembunyi di rawa-rawa. Cara menangkap binatang laut ini yaitu dengan menggunakan besi panah yang dibuat dengan cara tradisional. Bahannya adalah karet gelang yang biasa digunakan anak-anak kecil membuat ketapel.

Saya yakin, keindahan Pantai Welolo membuat Anda tak puas hanya berkunjung sekali ini saja. Bersalto di air laut yang dalam merupakan sesuatu yang menakjubkan apalagi bersama anak-anak pantai yang biasa hidup di daerah itu. Menikmati indahnya pantai diatas mercusuar atau adu nyali berenang melewati muara air laut yang deras.

Sekali-kali bidiklah pemandangan ini dengan kamera Anda. Air laut yang meluap menjadi genangan air di pesisir pantai kita perhatikan bagai hamparan danau yang begitu luas. Jika Anda tidak piawai dalam berenang, janganlah coba-coba berenang di sini. Gundukan-gundukan pasir yang menipu membuat Anda kewalahan mengatur nafas. Tapi, jika Anda seorang petualang sejati, pengalaman ini merupakan salah satu pengalaman berarti yang pernah anda miliki.

Bermain ‘Api Lailol’

DI malam hari saya berkesempatan untuk bermain congklak bersama warga disini. Tak ada catur, congklakpun jadi. Dan kebetulan permainan congklak yang saya mainkan malam itu merupakan permainan yang baru saya pelajari. Padahal jika dibilang, permainan tradisional ini sangatlah populer di Indonesia. Orang Kolana dan sekitarnya biasa menyebut permainan ini ‘ApiLailol’ atau jika kita terjemahkan: Ikan yang berputar-putar.

liburan di kiralela3Cara mainnya pun sangat mudah. Terdiri dari 14 lubang. Tiap lubangnya terdapat 4 batu yang bisa kita putar berlawanan dengan arah jarum jam. 2 pemain masing-masing memiliki 7 lubang kekuasaan. Masing-masing batu dapat kita putar sehingga jika kita menemui batu yang berjumlah 4 butir maka batu itulah yang menjadi milik kita.

Siapapun yang mengumpulkan batu paling banyak dialah pemenang kekuasaan. Permainan ini terdiri dari banyak sesi. Satu sesi bisa membuat 1 lubang atau lebih dikuasai oleh lawan. Di sinilah diperlukan kecerdasan berpikir, taktik dan kemampuan berhitung. Pemenang dari permainan ini adalah dia yang mampu menghabiskan daerah kekuasaan lawan. Selamat mencoba!

Jalan Terjal Penuh Tantangan

Dibutuhkan jiwa petualang yang tinggi dan keberanian yang kuat untuk bisa melewati jalan terjal berbatu dengan menggunakan motor. Kali ini merupakan suatu prestasi karena saya sudah mencoba jalanan terjal itu dengan perjuangan keras saya. Memang, agak sedikit berlebihan jika diungkapkan. Namun bagi saya, orang baru tak banyak yang mampu mencoba dikarenakan takut akan bahaya melewati jalanan penuh dengan batu.

Apalagi jalanan tersebut dibarengi dengan tikungan, turunan dan tanjakan yang berhasil menguji nyali. Itulah jalanan kiralela-kolana. Walaupun tangan pegal sementara. Tapi petualangan menggunakan motor saya rasakan bagaikan mengikuti racing di bukit yang penuh dengan tantangan, seperti yang biasa kita lihat di tayangan-tayangan TV.

Saya memang tidak puas kalau mengunjungi desa ini sekali itu saja. Terhitung 4 kali saya ke desa ini dengan membawa 2 bidadari cantik dari Bali yang kebetulan merupakan Guru SM3T yaitu Ibu Desy dan Ibu Yunita. Ibu Yunita bertugas di Eybeki, Kecamatan Mataru.

Dan kebetulan beliau penasaran dengan daerah Alor Timur. Maka dari itu saya ingin menunjukkan keindahan alam di daerah ini dengan cara mengajaknya mengelilingi Alor Timur. Saya memang agak sedikit berdosa mengajak mereka ke Kiralela dengan berjalan kaki dari Kolana selama 2 jam setengah sehingga membuat otot kaki mereka pegal-pegal sesampainya di sana.

liburan di kiralela5Namun, semua itu terbayarkan ketika mereka juga bisa menikmati keindahan Pantai Welolo dan menikmati gurihnya daging kepiting laut pangggang keesokan harinya. Pastinya dengan Pak Agus dan beberapa warga Kiralela lainnya. Dan kebetulan pada saat itu merupakan Hari Ulang Tahun Pak Agus. Jadi pada saat itu bisa dibilang merupakan hari yang benar-benar padat. Padat dengan aktifitas petualangan.

Sayangnya kami hanya tinggal beberapa hari saja di sana. Hahhh… Besoknya saya bertujuan untuk mengunjungi Pantai Sweqhel bersama Ibu Desy dan Ibu Yunita. Tentu ini juga menjadi pengalaman yang berkesan untuk mereka. I hope so… (T)

Tags: alorNTTPariwisata
Previous Post

“Serombotan”, Bhineka Tunggal Ika, dan Merah Putih di Tukad Unda

Next Post

Catatan Harian Sugi Lanus: Kesadaran Brahmana, Jalan Setapak ke Pintu Moksha

Putu Hendra Wirawan

Putu Hendra Wirawan

Lahir di Selumbung, sebuah desa tua di Karangasem Bali. Memulai karirnya sebagai guru di daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2012, namun kini ia aktif mengajar di SD N Hindu 1 Bukian, salah satu Sekolah Dasar di Payangan, Gianyar. Ia baru saja menyelesaikan Study Magisternya di Universitas Pendidikan Ganesha pada Program Pendidikan Dasar. Selain mengajar ia rutin membuat Buku Cerita Anak dengan menggandeng penggiat sastra dan ilustrator lokal.

Next Post

Catatan Harian Sugi Lanus: Kesadaran Brahmana, Jalan Setapak ke Pintu Moksha

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co