28 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Catatan Harian Sugi Lanus: Kesadaran Brahmana, Jalan Setapak ke Pintu Moksha

Sugi LanusbySugi Lanus
February 2, 2018
inEsai

Foto: Mursal Buyung

81
SHARES

“DENGAN melewati tahapan hidup dari Sudra menuju Wesya, dari Wesya menuju Satria, dari Satria menuju Brahmana, seseorang mencapai Moksha,” guru saya pernah berucap demikian suatu hari.

Kalimat beliau“bersayap.”

Sudra, Wesya, Satria, Brahmana, adalah kesadaran manusia, bukan urusan darah daging manusia.

Manusia yang hanya tenggelam mengandalkan tubuh untuk berkarya kasar mencari penghidupan (Sudra) tentu tidak dapat mencapai Moksha. Manusia yang orientasinya masih selisih sisa hasil penjualan, apalagi berjiwa maklar yang pikirannya dipenuhi dengan persenan penjualan tanah, mana mungkin mengapai Moksha.

Pintu moksha tidak juga ‘hadir’ untuk insan yang masih sibuk saling sikut ingin terus bergelimpang kekuasaan dan perebutan tahta (kursi) jabatan (Satria). Hanya dalam jiwa seorang yang tulus berdoa kepada semua, tanpa memikirkan selisih penjualan, tanpa mencari kuasa dan ketenaran, ada harapan pintu Moksha terbayangkan. Malam gelap kerja kasar tanpa kesadaran hati, awan pekat keuntungan penjualan, kabut tebal libido kekuasaan, akan menutup dan menjauhkan pintu itu.

Di keluarga latar belakang sosiologis atau golongan apapun seseorang lahir, walaupun dikatakan ia terlahir dalam garis silsilah keturunan pendeta tertinggi di masa silam, ia harus melewati tahapan Sudra-Wesya-Satria-Brahmana yang laten dalam diri setiap manusia.

Bekerja kasar dan hidup kasar (Sudra) harus dilampaui ke tahap pekerjaan managerial; mengelola pikiran agar beruntung dan mampu menghasilkan keuntungan berlipat (Wesya). Siapapun, sekalipun secara secara genetik konon terlahir dari keluarga Brahmana, jika pikirannya dipenuhi selisih dan persentase keuntungan semata, memperkaya diri dan keluarga, ia sesungguhnya seorang Wesya.

Dari tahap Wesya, seseorang diharapkan terlahir kembali secara kesadaran dalam hidup ini dengan meninggalkan orientasi hidup mencari keuntungan dan laba, menuju ‘pengabdian kemasyarakatan’, mengerjakan dan memikirkan masyarakat, turut serta dalam menata kehidupan manusia, menjadi Satria.

Setelah tahapan Satria dijalani, jika mampu pikirannya terlahir dalam kesadaran Brahmana, ia baru mungkin menapaki jalan setapak menuju pintu Moksha.

Dalam satu kehidupan, seseorang bisa berjuang menjadikan dirinya terangkat dari kesadaran Sudra menuju kesadaran Brahmana. Sebaliknya, bisa juga seseorang terjatuh dari kesadaran Brahmana menuju kesadaran pedagang atau pemimpi kemasyuran dan kekuasaan belaka.

Dari pengabdian berbasis kekuasaan, kedudukan dan kehormatan, menuju pengabdian batiniah, dalam doa dan dalam pelayanan, menahan diri dan mengendalikan pikiran, mewujudkan dan menggali potensi terdalam diri, memahami ruh dan nyawa sendiri, sedalam-dalamnya, seutuh-utuhnya, sejujur-jujurnya, maka ia baru mencapai tahap terlahir dalam kesadaran Brahmana.

Mereka yang pikiran dan kesadarannya telah mencapai mencapai kesadaran Brahmana berpeluang menuju ke jenjang perjalanan berikutnya, perjalanan menuju pintu Moksha.

Beberapa tokoh yang melintas jalan dari silsilah dan garis kelahirannya. Mereka manusia sujati:

Walmiki diceritakan menjalani hidup sebagai perampok, lalu tercerahi karena mendapat ‘mantra’ dan menjalani tapa, sehingga ia dikerubungi semut dan tubuhnya terkubur rumah semut. Walmiki berarti rumah semut. Sebagai pertapa tercerahi ia menuliskan Kisah Ramayana.

Lubdakadalam kisah Siwalatri Kalpa, terlahir menjadi pemburu dan tercerahi lewat ‘renungan malam Siwa Latri,’ mencapai ‘Siwa Loka’ atau ‘alam tertinggi’ setelah kematiannya.

Satyakama Jabala, seorang anak pembantu yang tidak jelas siapa ayahnya, muncul dalam Chandogya Upanishad, bab IV, pergi mencari seorang guru yang akan membimbingnya mencapai tujuan tertinggi kehidupan. Kepada Rishi Gautama Haridrumata, ketika ditanya asal muasal keluarga dan garis silsilah keluarganya, Satyakama Jabala mengakui bahwa ia bahkan tidak tahu siapa ayahnya. Ibunya menjadi pembantu dari rumah ke rumah dan berbuah melahirkan dia. Menurut Rishi Gautama Haridrumata, karena Satyakama Jabala berbicara kebenaran maka dia seorang Brahmana. Chandogya Upanishad IV 4,1-5, menyebutkan: ‘Kebenaran adalah kebajikan tertinggi, kebajikan moral yang memungkinkan seseorang untuk mencapai Yang Absolute’.

Sidhartha Gautama terlahir sebagai Satria, ia meninggalkan tahta dan kemewahan. Memasuki kehidupan tapa dan kesucian. Ia bergerak dari Satria menuju kesadaran Brahmana. Lewat jalan asketime dan perenungan dan mendalam ia mencapai Nirbana yang sempurna. Ia bukan saja mencapai yang entitas yang tertinggi, bahkan menjadi pembuka jalan dan mahaguru diantara para brahmana.

Apa yang disampaikan guru saya dalam pembuka tulisan ini, sangat menarik untuk dibandingkan dengan apa makna Brahmana dalam kitab suci Dhammapada, bagian Brahmanavagga XXVI:

(411)Seseorang yang tidak mempunyai nafsu keinginan lagi,
yang telah bebas dari keragu-raguan
karena memiliki Pengetahuan Sempurna,
yang telah menyelami keadaan tanpa kematian (nibbana),
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(412)Seseorang yang telah mengatasi kebaikan,
kejahatan dan kemelekatan,
yang tidak lagi bersedih hati, tanpa noda, dan suci murni,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(413)Seseorang yang tanpa noda,
bersih, tenang,
dan jernih batinnya seperti bulan purnama,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(414)Orang yang telah menyeberangi lautan kehidupan (samsara) yang kotor,
berbahaya dan bersifat maya;
yang telah menyeberang dan mencapai ‘Pantai Seberang’ (nibbana);
yang selalu bersemadi, tenang, dan bebas dari keragu-raguan;
yang tidak terikat pada sesuatu apa pun
dan telah mencapai nibbana,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(415)Seseorang yang dengan membuang nafsu keinginan
kemudian meninggalkan kehidupan rumah-tangga
dan menempuh kehidupan tanpa rumah,
yang telah menghancurkan nafsu indria akan ujud yang baru,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(416)Seseorang yang dengan membuang nafsu keinginan
kemudian meninggalkan kehidupan rumah-tangga,
dan menempuh kehidupan tanpa rumah,
yang telah menghancurkan kemelekatan dan kerinduan,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(417)Seseorang yang telah menyingkirkan ikatan-ikatan duniawi
dan juga telah mengatasi ikatan-ikatan surgawi,
yang benar-benar telah bebas dari semua ikatan,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(418)Seseorang yang telah mengatasi rasa senang
dan tidak senang dengan tidak menghiraukannya lagi,
yang telah menghancurkan dasar-dasar bagi perwujudan,
dan juga telah mengatasi semua dunia (kelompok kehidupan),
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(419)Seseorang yang telah memiliki pengetahuan sempurna
tentang timbul dan lenyapnya makhluk-makhluk,
yang telah bebas dari ikatan,
telah pergi dengan baik (Sugata)
dan telah mencapai ‘Penerangan Sempurna’,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(420)Orang yang jejaknya tak dapat dilacak,
baik oleh para dewa, gandarwa, maupun manusia,
yang telah menghancurkan semua kekotoran batin
dan telah mencapai kesucian (arahat),
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(421)Orang yang tidak lagi terikat pada apa yang telah lampau,
apa yang sekarang maupun yang akan datang,
yang tidak memegang ataupun melekat pada apapun juga,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(422)Ia yang mulia, agung, pahlawan,
pertapa agung (mahesi), penakluk, orang tanpa nafsu, murni,
telah mencapai penerangan,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.
(423)Seseorang yang mengetahui semua kehidupannya yang lampau,
yang dapat melihat keadaan surga dan neraka,
yang telah mencapai akhir kelahiran,
telah mencapai kesempurnaan pandangan terang,
suci, murni, dan sempurna kebijaksanannya,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’.

Sudra, Wesya, Satria, Brahmana, adalah kesadaran manusia, bukan urusan darah daging manusia, bukan urusan historis atau sosiologis tubuh. Ini adalah urusan spiritual. Hanya dalam cahaya dan kesadaran Brahmana terbuka jalan setapak menuju pintu Moksha. (T)

Tags: balibrahmanaLudakamokshaSidharta GautamaWalmiki
Previous Post

Liburan di Kiralela: Stalagnit Tonggak Bakau di Pantai Welolo

Next Post

Berpolitik di Pemerintahan Mahasiswa: Menentang Kepalsuan atau Belajar Korupsi?

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post

Berpolitik di Pemerintahan Mahasiswa: Menentang Kepalsuan atau Belajar Korupsi?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more

Budaya Kolektif dalam Duka

by Kim Al Ghozali AM
May 28, 2025
0
Budaya Kolektif dalam Duka

DI banyak tempat di negeri ini, kematian bukan hanya urusan keluarga. Ia adalah milik kampung, urusan RT, urusan tetangga, urusan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025
Gaya

Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025

WAYAN Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi  terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dalam puncak acara pemilihan...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co