TEMA Pesta Kesenian Bali tahun 2025, Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya (Harmoni Semesta Raya), menjadi sebuah panggilan mendalam untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur kearifan lokal Bali. Tema ini berupaya mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan dengan menjaga keharmonisan antara alam, manusia, dan kebudayaan Bali. Dalam konteks ini, Jagat Kerthi menjadi tumpuan penting dalam memaknai intisari dari Sad Kerthi, sebagai upaya menjaga harmoni semesta.
Menyoroti Esensi Jagat Kerthi
Jagat Kerthi, yang bermakna pemuliaan alam semesta, sering kali dirumuskan melalui simbol-simbol alam seperti pegunungan, laut, dan elemen-elemen fisik lainnya. Namun, dalam diskursus ini, Jagat Kerthi hendaknya dimaknai lebih mendalam, bukan semata sebagai wahana penjagaan elemen fisik alam, melainkan sebagai ruang spiritual yang mengintegrasikan alam semesta (jagat/bhuana) dengan nilai-nilai luhur kebudayaan Bali. Dalam kedalaman ini, terdapat sebuah kesadaran bahwa ketika manusia “tenggelam” dalam bhuana, ia akan memperoleh sesuatu yang jauh lebih esensial: pemahaman akan harmoni yang sejati.
Bhuana akan menyelaraskan dirinya sendiri melalui prinsip Lokasamgraha, atau upaya menjaga keutuhan dunia menuju Dharani Swasti/kesejahteraan alam. Proses ini tidak terjadi secara instan, melainkan melalui penyelarasan tujuh unsur kehidupan yang dikenal sebagai Sapta Mreta Bhumi (tanah, air, api, udara, eter, jiwa, dan waktu). Ketujuh unsur ini berfungsi sebagai pondasi harmoni semesta, sekaligus pengingat bahwa manusia memiliki tanggung jawab besar terhadap alam sebagai Jagat Karana/sumber kehidupan.
Kala Pradana Bhuana sebgai Penyelarasan Waktu
Salah satu dimensi penting dalam Jagat Kerthi adalah penyelarasan waktu. Waktu bukan hanya pengukur kronologis, tetapi juga energi kosmik yang menghubungkan alam semesta dengan perjalanan hidup manusia. Dalam kearifan lokal Bali, waktu memiliki peran vital dalam ritual, seni, dan budaya, yang bertujuan menjaga harmoni semesta.
Penyelarasan waktu ini memiliki dua implikasi besar. Pertama, menyadarkan manusia bahwa alam merupakan “sebab” kehidupan yang harus dihormati dan dipelihara. Kedua, mendorong manusia untuk hidup selaras dengan siklus alam, bukan menguasainya.
Menjaga Alam sebagai “Jagat Karana”
Jagat Kerthi adalah pengingat bahwa alam bukan sekadar objek yang dieksploitasi, melainkan subjek yang harus dihormati dan dimuliakan. Dengan memahami alam sebagai Jagat Karana, manusia akan menyadari peranannya dalam menjaga harmoni semesta. Pesta Kesenian Bali 2025 adalah momentum penting untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ini, menjadikan seni sebagai medium penyadaran, dan merajut harmoni yang sejati menuju kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.
Seni memiliki peran strategis dalam mewujudkan nilai-nilai Jagat Kerthi. Melalui seni, dapat merefleksikan hubungan manusia dengan alam semesta, menjadi medium untuk menanamkan kesadaran kolektif akan pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan kebudayaan.
Melalui penyelarasan Sapta Mreta Bhumi dan penghormatan terhadap Kala Pradana Bhuana, Bali dapat menjadi contoh nyata bagi dunia dalam menjaga harmoni semesta raya. Inilah makna sejati dari Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya. [T]
Penulis: I Gusti Made Darma Putra
Editor: Adnyana Ole
BACA artikel lain dari penulisI GUSTI MADE DARMA PUTRA