18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Betapa Ceria Anak-anak Sanggar Uyah Lengis Memainkan “I Siap Selem” di Galeri Indonesia Kaya

Yudi LaksanabyYudi Laksana
October 21, 2024
inPanggung
Betapa Ceria Anak-anak Sanggar Uyah Lengis Memainkan “I Siap Selem” di Galeri Indonesia Kaya

Anak-anak Sanggar Uyah Lengis Memainkan “I Siap Selem” di Galeri Indonesia Kaya | Foto: Galeri Indonesia Kaya

“Ngik ngak ngik nguk
Doglagan ya mekeber
Meng kuwuk nyaplok batu”

TEMBANG itu terlantun nyaring di Grand West Mall Indonesia Lt.8 .Galeri  Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu malam, 12 Oktober 2024. Penonton yang berada di gedung itu menyimak dengan khusuk. Mereka bengong, ada yang sedikit tersenyum, ada yang tampak menyimak dengan sangat antusias.  

Tembang itu adalah bagian dari pertunjukan drama tari berjudul I Siap Selem (Si Ayam Hitam) yang dimainkan oleh Sanggar Seni Uyah Lengis Langgo dari Desa Demulih, Kecamatan Susut, Bangli, Bali. Sanggar dari Bangli itu merupakan satu dari 11 sanggar yang dipilih untuk pentas serangkaian perayaan hari ulang tahun ke-11 Galeri Indonesia Kaya.

Sanggar Seni Uyah Lengis Langgo memilih untuk mempertunjukkan salah satu satua (cerita rakyat) Bali yang terkenal di kalangan anak-anak, terutama anak-anak generasi tahun 1970-an dan 1980-an. Oleh sanggar ini, I Siap Selem dikemas dalam bentuk seni pertunjukan drama tari. Drama ini memadukan antara seni drama, seni olah gerak, seni pedalangan dan seni desain komunikasi visual sebagai salah satu bentuk kolaborasi guna menampilkan pertunjukan drama tari yang fresh dan kekinian.

Drama tari I Siap Selem dibuka dengan wayang | Foto: Dok. Galeri Indonesia Kaya

Cerita I Siap Selem,  dulu, seringkali dituturkan orang tua sebagai cerita pengantar tidur untuk anak-anak. Anak-anak yang sering mendengar cerita itu, terutama bagi anak-anak generasi tahun 1970 hingga 1990-an, cerita itu sangat membekas di hati. Ada dua karakter  yang sangat ikonik dalam cerita itu, yakni I Meng Kuwuk dan I Doglagan. Dua tokoh itu menjadi centre point dalam cerita itu. Meng Kuwuk sebagai tokoh antagonis dan I Doglagan sebagai protagonis.

Dua tokoh itu juga menjadi center point dalam pertunjukan drama tari I Siap Selem yang dimainkan Sanggar Seni Uyah Lengis Langgo. Ringkasan ceritanya, I Siap Selem bersama anak-anaknya bermain ke huatn mencari makan. Sedang asyik mencari makan, tanpa disadari hujan lebat.

I Siap Selem harus memikirkan anak-anaknya. Apalagi anaknya yang paling kecil, I Doglagan, belum sepenuhnya tumbuh bulu. Dalam bahasa Bali, doglagan artinya tubuh ayam yang belum berisi bulu. Di seberang sungai itu I Siap Selem bersama anak-anaknya berhadapan dengan I Meng Kuwuk (sejenis kucing, mirip musang) yang memang merupakan predator dan pemangsa unggas yang ganas.

Dalam drama tari ini, Ayu Mona berperan sebagai I Doglagan dan Aswin Ananta sebagai I Meng Kuwuk. Sebagai pemeran utama, mereka berdua bermain sangat apik. Oning Sastryani yang memainkan tokoh I Siap Selem juga tampil dengan begitu prima.

Dwija Badranaya dalam pementasan itu bertindak sebagai dalang dan Koming Weda sebagai anak dalang. Sebagai anak-anak dari I Siap Selem adalah Ayu Yumi, Komang Ary, dan ⁠Pande Citra.  Yang berperan sebagai anak-anak I Meng Kuwuk adalah Esa Dananjaya, Gunayasa dan Pande Sapriawan.

Yang bertindak sebagai koreografer  Nova Jayanti dan Aswin Ananta. Penulis naskah Dwija Badranaya, penata cahaya Dedy Prabu, komposer  Putu Afry Hardyana, penata visual efect Yosa Rio danb stage kru adalah Ketut Arya.

Tokoh I Meng Kuwuk dalam drama tari I Siap Selem | Foto: Dok. Galeri Indonesia Kaya

Drama Tari I Siap Selem ini mengadopsi sistem pembabakan gaya pertunjukan drama tari traditional Bali yang terdiri dari Pepeson (awalan), pengawak (isi) dan pekaad (penutup).  Dalam pepeson diceritakan seorang kakek yang sedang bercerita kepada cucunya yang sedang menginjak remaja. Cerita yang disampaikan yaitu cerita I Siap Selem.

Permainan ini disi dengan seorang kakek membawa wayang ayam hitam (siap selem) dan sang cucu membawa wayang binatang kucing besar atau sejenis musang (meng kuwuk). Adegan ini disusul dengan sejumlah penari sebagai latar dengan membawa wayang tumbuh-tumbuhan untuk menampilkan suasana hutan.

Pada bagin pengawak diceritakan I Siap Selem sedang berada di tengah hutan sedang mencari makanan bersama anak-anaknya, Mereka bermain dan saling kejar-kejaran sambil berterbangan, sampai ketika salah satu dari anak I Siap Selem yang bernama I Doglagan terjatuh I Doglagan. Dalam adegan ini I Doglagan bersedih karena hanya dia yang belum bisa terbang, karena ia memang belum memiliki bulu. I Siap Selem menghiburnya.

Pada bagian pengawak ini juga diceritakan Meng Kuwuk bersama anak-anaknya.  Mereka adalah kucing pemburu ayam. Dan konflik kemudian bergerak ketika terjadi hujan lebat, dan ayam itu berteduh, lalu gerombolan Meng Kuwuk mengintipnya. Setelah ini terjadi adegan-adegan menarik, bagaimana Meng Kuwuk akhirnya bisa diperdaa oleh I Doglagan.

Drama tari I Siap Selem | Foto: Dok. Galeri Indonesia Kaya

Drama Tari I Siap Selem ini pertama kali dipentaskan di Titik Dua, Ubud, Bali. Pentas di Ubud, sanggar ini memainkan  alur cerita dan dialog yang  mudah dipahami audiens karena hampir 80 persen mempergunakan dialog berbahasa Bali.

Penyesuaian dialog menjadi catatan penting, karena ketika dihadirkan di panggung Galeri Indonesia Kaya tentu aduiens yang hadir dari berbagai daerah. Tentu ini harus disesuaikan kembali agar pesan yang disampaikan mudah untuk dimengerti.

Dialog-dialog yang digunakan tentunya disesuaikan menggunakan dialog berbahasa Indonesia meskipun logat Bali para pemainnya masih begitu kental.

Menjajaki panggung auditorium Galeri Indonesia Kaya tentu merupakan impian besar dan rasa bangga bagi para pemain. Sebelumnya mereka pentas dari banjar ke banjar, dan akhirnya bisa “mencicipi” panggung megah di pusat kota besar Jakarta. Para pemain mengaku lega dan terharu ketika pementasan berakhir dan audient tumpah ruah ke panggung untuk berfoto bersama para pemain.

Bergembira bersama usai pementasan | Foto: Dok. Sanggar Uyah Lengis

Para penonton ada yang bertutur mengenai pertunjukan yang mereka saksikan. Bahkan ada beberapa puisi yang mereka tulis sebagai ungkapan apresiasi mereka terhadap pertunjukan drama tari I Siap Selem ini.

“ Hening senyap, sorak sorai
Seruan yang rasanya tak cukup
Sinergi yang tertata , patut
Makna yang sarat, utuh apik yang tercipta runut “

Oleh : @dpalupiw

“ Jika Seni adalah air,,
Maka mengalirlah,,
Jika seni adalah ledakan…
Maka meledaklah
Teruskan jangan ragu
Menyaksikanmu membuatku semakin bangga pada negeriku
Indonesia

By; @aisyahmghf

  • Artikel ini adalah catatan dari Yudi Laksana, sutradara drama tari I Siap Selem
Dongeng Tantri Bumi Bajra Sandhi di Festival ke Uma: Seakan Bukan Manusia

Tubuh Tradisional + Tubuh Modern = Bukan Kelatahan Kontemporer | Dari Pentas “Tadah Asih” Bumi Bajra Sandhi
Drama Tari “Kesempatan Kedua” ISI Denpasar di Banyuwangi Festival 2024
Tags: cerita rakyatdrama tariGaleri Indonesia KayaSanggar Uyah Lengisseni pertunjukan
Previous Post

Mencari Bupati Rakyat

Next Post

Memantik Kesadaran Berbangsa Melalui Buku “Bumi Manusia”

Yudi Laksana

Yudi Laksana

I Wayan Yudi Laksana. Lahir di Desa Demulih Bangli. Lulusan SMKI / KOKAR Bali 2010. Lulusan ISI Denpasar 2014. Ketua Sanggar Uyah Lengis Langgo

Next Post
Memantik Kesadaran Berbangsa Melalui Buku “Bumi Manusia”

Memantik Kesadaran Berbangsa Melalui Buku “Bumi Manusia”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co