DESA Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dikenal sebagai desa wisata yang banyak dikunjungi. Ikon utama desa wisata ini adalah Masjid Saka Tunggal yang dianggap sebagai masjid tertua di Indonesia.
Wisatawan yang berkunjung umumnya bertujuan ziarah ke makam Kyai Mustolih, yang dipercaya sebagai leluhur masyarakat Desa Cikakak. Jumlah wisatawan akan mengalami peningkatan pada hari atau bulan besar Islam, seperti Maulud dan Syaban. Keberadaan monyet ekor panjang di sekitar masjid menjadi daya tarik tersendiri.
Selain Masjid Saka Tunggal, Desa Wisata Cikakak juga memiliki objek wisata alam Antap. Objek ini berada di lahan milik Perhutani dan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Ciikakak. Pengunjung akan ramai pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional. Daya tarik objek wisata Antap adalah pasar jajanan tradisional.
Salah satu andalan Desa Wisata Cikakak adalah kuliner Ayam Gecok yang khas. Kuliner ini memiliki campuran aneka rasa; antara pedas, asin, dan gurih. Ayam Gecok banyak diminati pengunjung Desa Wisata Cikakak, terutama pengunjung berombongan.
Sejarah Ayam Gecok
Menurut penuturan Khotimah, pembuat Ayam Gecok, kuliner ini memiliki sejarah panjang. Ayam Gecok sudah ada dari sejak dulu, dan termasuk makanan tradisional dari Desa Cikakak. Biasanya Ayam Gecok diperuntukkan bagi momen-momen sakral seperti hajatan, pembuatan rumah, sedekah bumi di area Masjid Saka Tunggal dan lain-lain.
Berdasarkan kepercayaan masayarakat, jika Ayam Gecok hendak disajikan pada upacara adat, maka harus ada syarat khusus. Ayam yang akan dimasak haruslah ayam kampung “jengger” jantan. Penyajiannya harus ditemani dengan oseng “kuncar” (sayuran khas dari Desa Cikakak) yang dicampur dengan tempe, kering kecambah kacang hijau, sayur daun kelor, sayur terong.

Pendopo Pakasa Desa Wisata Cikakak | Foto Dok.Penulis
Secara filosofis, Gecok bermakna membuka. Konteksnya, Ayam Gecok selalu disajikan untuk membuka ritual adat di Desa Cikakak.
“Gecok artinya untuk pembukaan. Setiap ada acara adat masyarakat akan selalu bertanya, Gecoknya mana?”, kata Suto Handoyo, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Cikakak kepada Tim Blusuker Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Pada kesempatan ini Tim Peneliti dari Unsoed datang ke Desa Cikakak untuk menggali data-data terkait potensi wisata. Rombongan Tim Peneliti dipimpin oleh pakar pemberdayaan masyarakat Unsoed, Prof.Dr.Adhi Iman Sulaiman, S.IP, M.Si didampingi pengamat pariwisata Unsoed, Drs.Chusmeru, M.Si.
Bahan dan Cara Memasak
Ayam Gecok dibuat dengan bahan daging ayam kampung jantan. Sedangkan bumbunya terdiri dari bawang putih, bawang merah, cabai, terasi, kencur, garam, gula jawa, dan kelapa sedang atau “semanten”.
Cara pembuatannya, ayam kampung di sembelih, dibersihkan, dibelah tengahnya, kemudian dibersihkan dan diambil bagian dalamnya,karena jeroan ayam tidak dipakai. Kemudian ayam dipanggang menggunakan arang. Dipanggang selama kurang lebih 30 menit-60 menit.

Ayam Gecok, kering kecambah kacang hijau, dan oseng kuncar | Foto Dok.Penulis
Bawang putih, bawang merah, cabai, terasi, kencur, garam, gula jawa dibakar. Kemudian di ulek sampai halus. Siapkan kelapa untuk diparut kemudian disaring untuk diambil santannya. Kemudian, santan tersebut dicampurkan dengan air yang sudah matang atau sudah dimasak.
Selanjutnya bumbu yang sudah diulek dicampurkan dengan santan yang sudah dicampur dengan air. Kemudian, diaduk secara merata. Terakhir, ayam kampung yang sudah dipanggang selanjutnya disuir dan dimasukkan ke dalam santan yang sudah dicampur dengan bumbu. Hidangan dapat disajikan.
Kuliner Desa Wisata
Meskipun pada awalnya Ayam Gecok adalah makanan untuk acara adat, namun kini ditawarkan sebagai kuliner khas Desa Wisata Cikakak. Biasanya kuliner itu dipesan oleh pengunjung berombongan, seperti dari perusahaan, instansi pemerintah, maupun rombongan mahasiswa.
Ayam Gecok disajikan bersama nasi dengan minuman khas Desa Cikakak, yaitu Es Badeg yang terbuat dari air nira. Rasa manis Es Badeg menambah nikmat rasa Ayam Gecok dan menambah selera makan bagi pengunjung.

Khotimah, pembuat Ayam Gecok | Foto Dok.Penulis
Harga seporsi Ayam Gecok tidak terlalu mahal, hanya 25 ribu rupiah. Sedangkan Es Badeg satu gelas hanya dua ribu rupiah. Harga yang sangat murah bagi pengunjung sambil berziarah dan berekreasi. Ayam Gecok ini lebih nikmat disantap selagi hangat; karena kuliner ini hanya bertahan selama 3-4 jam saja.
Desa Cikakak merupakan desa wisata yang lengkap. Masjid Saka Tunggal menjadi wisata religi bagi pengunjung untuk berziarah. Objek wisata Antap menjadi sarana rekreasi di alam. Ayam Gecok menjadi kuliner pelengkap kunjungan wisatawan. [T]