Judul buku : Kata Kolok: Isyarat Lingkup Kesehatan Individu dan Pengobatan
Penulis : Dian Rahmani Putri [et al.]
Penerbit : Deepublish
Tebal : vi + 62 halaman
Ukuran : 15,5 x 23 cm
Tahun terbit : 2024
BUKU langka ini berjudul Kata Kolok: Isyarat Lingkup Kesehatan Individu dan Pengobatan. Buku ini dikatakan langka karena sepengetahuan saya, baru kali ini ada buku yang ditulis dengan judul Kata Kolok dalam bahasa Indonesia dan ditulis oleh orang Indonesia pula. Ada sebuah buku kumpulan cerpen karya I Wayan Suardika yang berjudul I Kolok. Buku Kumpulan cerpen ini tidak ada hubungannya dengan Kata Kolok. Tidak pula berhubungan dengan bahasa isyarat. Dalam bentuk artikel ilmiah, informasi tentang Kata Kolok sudah banyak ditulis oleh peneliti luar negeri maupun peneliti dalam negeri.
Kata Kolok merupakan bahasa isyarat yang digunakan di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Kata Kolok juga termasuk bahasa isyarat yang khas dan unik di dunia. Dikatakan khas dan unik karena Kata Kolok berbeda dengan umumnya bahasa isyarat yang dikenal secara umum di Indonesia bahkan dunia.
Menurut penulis buku ini, Kata Kolok terdiri atas dua kata bahasa Bali, yaitu kata (dibaca katǝ) yang bermakna ‘bahasa’ dan kolok yang bermakna ‘bisu’. Secara harfiah, Kata Kolok bermakna ‘bahasa bisu’, yaitu bahasa yang digunakan oleh orang bisu. Bahasa isyarat Kata Kolok sangat intens digunakan di Desa Bengkala mengingat warganya banyak megalami tulis bisu yang dalam bahasa Bali disebut kolok.
Buku ini ditulis berkelompok oleh Dian Rahma Putri, I Gede Suardika, I Komang Sumaryana Putra, dan Putu Rio Natan Samuel Philipus. Dian Rahma Putri sebagai penulis pertama dalam buku ini telah menulis diserasi dengan judul “Kata Kolok di Desa Bengkala” pada tahun 2018 untuk memenuhi syarat program doktoralnya di Universitas Udayana. Disertasi ini belum dibukukan. Dian Putri juga banyak menulis artikel dan prosiding ilmiah dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Jurnal ilmiah maupun prosiding pertemuan ilmiah tentang Kata Kolok ditulis dalam berbagai tema dan berbagai sisi.
Secara khusus, buku ini membahas dan menguraikan bahasa isyarat Kata Kolok dalam ranah umum, kesehatan individu, dan kesehatan. Buku ini merupakan buku referensi karena berisi informasi praktis dan teknis yang digunakan oleh dokter dan pasien dalam pengobatan.
Buku ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama: gambaran umum desa yang berisi (1) lokasi dan keadaan alam; (2) sejarah Desa Bengkala; (3) penduduk dan demografi; dan (4) kehidupan sosial budaya. Bagian kedua: isyarat kata kolok ranah umum, kesehatan individual, dan pengobatan. Bagian kedua ini berisi (1) isyarat kebutuhan bertahan hidup; (2) isyarat kualitas atau keadaan; (3) isyarat waktu dan ruang (spatio-temporal); (4) isyarat modalitas; (5) isyarat tentang jenis pekerjaan; dan (6) isyarat anggota keluarga. Bagian ketiga: wacana kesehatan dalam kata kolok.
Bagian kedua dan ketiga buku ini disajikan dalam bentuk tabel. Tabel yang disajikan tersebut terdiri atas empat kolom. Judul kolom dari kiri ke kanan: kolom pertama, makna; kolom kedua, isyarat (disajikan dalam bentuk gambar/visual); kolom ketiga, gerakan (berisi uraian gerakan yang dilakukan); dan kolom keempat definisi (berisi uraian definisi).
Bagian kedua, misalnya, makna saya diisyaratkan dengan gambar/visual gerakan tangan kanan diletakkan di depan dada, definisinya adalah partisipan, tunggal, yang berbicara atau yang menulis (dalam ragam akrab); diri sendiri; saya. Dengan penyajian seperti ini pembaca bisa mengenal dan belajar bahasa isyarat.
Bagian ketiga: wacana kesehatan dalam kata kolok dibagi lagi menjadi dua bagian: (1) bagian satu: dugaan sakit, misalnya batuk; (2) bagian dua: (a) genre wacana, (b) komunikator, (c) isi teks, (d) parafrasa teks, (e) analisis kualitatif (pemaknaan teks), gambar dan transkripsi komunikasi bahasa isyarat. Pada bagian akhir berisi transkripsi kata kolok dan terjemahan bahasa Indonesia.
Pada bagian kata pengantar buku ini disebutkan bahwa buku ini dipersembahkan sebagai panduan dokter dan paramedis yang melayani warga desa (Desa Bengkala) termasuk warga tuli bisu (kolok). Disebutkan pula bahwa buku ini menjadi energi dan fondasi untuk membangun sebuah kamus kata kolok. Hal ini jelas merupakan sebuah upaya pendokumentasian bahasa isyarat kata kolok.
Akhirnya, saya ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa buku ini layak dimiliki, terutama oleh dokter dan paramedis yang melayani warga yang tunawicara, pegiat/guru pengajar SLB tunawicara, peneliti bahasa, interpreter bahasa isyarat, dan profesi sejenisnya.
Tiada gading yang tak retak, termasuk tulisan ini. Entah disegaja atau tidak, penulis buku ini tidak menyajikan bagian penutup pada buku ini. Hal ini mungkin disengaja untuk memberikan celah kepada pembaca untuk memberi penutup setelah membaca buku ini. [T]
BACA artikel ULAS BUKU atau artikel lain dari penulis MADE SUDIANA