19 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Klipes Sune Cekuh, Kumbang Air Goreng Khas Desa Kedis

JaswantobyJaswanto
February 2, 2024
inKuliner
Klipes Sune Cekuh, Kumbang Air Goreng Khas Desa Kedis

Klipes sune cekuh | Foto: Dek Anggara

JIKA di Gunung Kidul, Yogyakarta, orang-orang desa biasa menggoreng belalang, atau orang-orang Jawa Timur, khususnya daerah yang kaya akan hutan jati, senang memakan kepompong ulat jati, laron, dan larva tawon atau lebah, atau orang-orang Timur yang doyan ulat sagu, maka di Desa Kedis, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali, orang-orang biasa menjadikan kumbang air atau kumbang penyelam sebagai lauk-pauk.

Di Kedis, serangga air ini disebut klipes. Sedangkan di beberapa daerah di Jawa Timur, orang-orang menyebutnya belibis. Dalam bahasa Indonesia, karena mungkin tubuhnya yang berwarna hitam dan berhabitat di dalam air, ia disebut kumbang air atau kumbang penyelam (Hydrophilidae)—walaupun sekilas, jika diperhatikan lebih detail, hewan ini lebih mirip kecoa.

Kumbang air atau kumbang penyelan | Foto: Google

Serangga air yang memiliki bentuk tubuh lonjong atau bulat ini, sebagaimana belalang, jangkrik, ulat sagu, dan beberapa serangga lainnya, ternyata dapat diolah menjadi hidangan lezat. Di Kedis, olahan kumbang air disebut klipes sune cekuh. Dinamakan klipes sune cekuh karena cukup dibumbui dengan sune (bawang putih) dan cekuh (kencur).

“Dia harus digoreng, karena kalau direbus, atau dikuah, teksturnya alot. Tubuh dan sayapnya sangat kuat,” ujar Kadek Anggara, salah satu warga Kedis yang sering mengolahnya.

Menurut Dek Anggara, orang-orang Kedis sudah lama menjadikan kumbang air sebagai lauk-pauk. Alasannya cukup simpel, yakni karena Kedis adalah daerah pertanian. Biasanya kumbang air hidup di rawa-rawa, telaga, danau, atau di persawahan. Mereka adalah penyelam dan perenang yang andal—dan memiliki efek gigitan yang lumayan mengagetkan.

Karena tak setiap hari ada, orang-orang Kedis kadang rela menukar 15 sampai 20 ribu untuk setengah plastik ukuran setengah kilo.

“Mengolahnya pun cukup simpel. Setelah dipisahkan dari sayapnya yang keras, lalu dicuci bersih, kemudian digoreng. Untuk bumbunya, cukup bawang putih, kencur, cabai rawit, garam, dan penyedap. Rasanya seperti udang,” terang Dek Anggara.

Terlepas dari anggapan baik-tidak baik, jijik-tidak jijik, hubungan antara manusia dengan serangga sudah berjalan sejak dulu. Interaksi tersebut tak selalu merugikan (parasitisme); tapi juga menguntungkan (mutualisme). Itu terbukti, yang paling sederhana, dengan dimanfaatkannya beberapa jenis serangga sebagai salah satu makanan bergizi bagi umat manusia.

Kumbang air yang sudah dipisahkan dari sayapnya dan dicuci bersih | Foto: Dian

Serangga yang biasa dikonsumsi manusia adalah belalang, jangkrik, kumbang puthul, pupa ulat jati, serta laron. Serangga-serangga tersebut diolah dengan berbagai macam cara, mulai dari direbus, digoreng, atau dipanggang dengan berbagai bumbu dan rempah. Biasanya, manusia akan mengolah serangga tersebut dengan bumbu yang pedas, gurih, dan manis.

Dalam sejarah peradaban manusia, banyak bangsa yang memanfaatkan serangga sebagai makanan, seperti Suku Aborigin yang mengonsumsi ngengat bogong (Agrotis infusa) dalam jumlah besar antara bulan Desember sampai Februari, misalnya.

Atau di beberapa negara di Afrika (Botswana, Afrika Selatan, Zaire, dan Zimbabwe) bahkan terdapat pasar yang cukup besar untuk ulat mopanie (Gonimbrasia bellina) yang dapat mengalahkan penjualan sapi pada saat musimnya.

Selain itu, serangga juga banyak dikonsumsi oleh banyak penduduk di berbagai negara di Asia. Sedangkan di Meksiko, gusanos de maguey—sejenis ulat daun pohon maguey (Aegiale hesperiaris)—banyak dijual segar di pasar. Pengolahannya digoreng sebelum dimakan—bahkan ada yang dijual dalam kaleng.

Selain menjadi alternatif sumber protein yang mudah didapatkan, makan serangga juga merupakan bagian dari tradisi dan budaya masyarakat yang hidup di perdesaan. Kebiasaan memakan serangga dianggap sebagai bentuk kearifan lokal yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Tak ada yang tahu kapan pertama kali tradisi ini dimulai. Barangkali, penggunaan serangga sebagai makanan oleh manusia sudah ada sejak masa ketika manusia masih disebut “orang telanjang”.

Lokakarya di Chiang Mai, Thailand, pada tahun 2008 mengenai “Forest insects as food: humans bite back” menekankan bahwa serangga dapat dimakan sebagai sumber makanan alami. Bahkan, itu dapat mengantisipasi kerawanan pangan di masa depan. Mengembangkan serangga untuk pangan dan pakan, seperti yang pertama kali disarankan oleh Meyer-Rochow, kini dianggap sebagai strategi yang layak.

Klipes sune cekuh | Foto: Dek Anggara

Indonesia dianugerahi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang kaya—yang mendukung berbagai tumbuhan dan hewan, termasuk berbagai serangga, dengan vegetasi alaminya. Jika sumber protein hewani konvensional tidak selalu terjangkau oleh masyarakat perdesaan dan membutuhkan waktu lama untuk tersedia, maka banyak serangga yang bisa dikonsumsi sebagai sumber protein alternatif dan sebagai makanan lezat.

Masyarakat yang tinggal di perdesaan mengetahui betul spesies mana yang harus dikumpulkan dan bisa untuk dikonsumsi. Dan pengetahuan tersebut diperoleh secara turun-temnurun, seperti halnya di negara lain yang mempunyai tradisi mengonsumsi serangga.

Penting untuk dicatat bahwa serangga yang dapat dimakan tidak hanya merupakan sumber protein yang penting, tetapi juga memiliki keunggulan ekologis dibandingkan daging dan sekaligus membantu menjaga keanekaragaman habitat bagi bentuk kehidupan lain dengan melestarikan lingkungan setempat.

“Kalau di Kedis masih ada klipes, capung, dan serangga air lainnya, berarti lingkungannya masih bagus. Banyak daerah yang kehilangan spesies karena penggunaan pestisida yang keterlaluan,” ujar Dek Anggara.

Di Kedis, meskipun masyarakatnya sudah terpapar bahan makanan modern, klipes dan serangga lain yang dapat dimakan masih dikonsumsi selama keberadaannya di alam masih ditemukan—dan akan terus menjadi sumber makanan penting yang menyediakan nutrisi alternatif.[T]

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana

Menikmati Sate Keladi Khas Pedawa yang Unik
Panganan ala Anak Desa Tempoe Doeloe Saat Musim Hujan
Mengenal Singaraja Melalui Kulinernya
Babi Guling Vs Babi Genyol, Siapa Pemenangnya?
Tags: kulinerkuliner khas balikuliner lokalkuliner nusantara
Previous Post

Neivill Luncurkan Lagu “Lempuyeng”, Terinspirasi dari Kehidupan Sosial Masyarakat Saat ini

Next Post

Ada Satpol PP Pariwisata di Bali Utara, Apa Saja Tugasnya?

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Ada Satpol PP Pariwisata di Bali Utara, Apa Saja Tugasnya?

Ada Satpol PP Pariwisata di Bali Utara, Apa Saja Tugasnya?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

by I Nyoman Tingkat
May 19, 2025
0
Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

PADA 2009, Prof. Winarno Surakhmad, M.Sc.Ed. menerbitkan buku berjudul “Pendidikan Nasional : Strategi dan Tragedi”.  Buku setebal 496 halamanitu diberikan...

Read more

Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

by Dewa Rhadea
May 19, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

PAGI ini, saya membaca sebuah berita yang membuat dada saya sesak: sekelompok siswa Sekolah Dasar (SD) di Cilangkap, Depok, terlibat...

Read more

Aktualisasi Seni Tradisi dalam Pusaran Era Kontemporer

by Made Chandra
May 19, 2025
0
Aktualisasi Seni Tradisi dalam Pusaran Era Kontemporer

Upaya Membaca yang Dianggap Lalu, untuk Membaca Masa Kini serta Menerka Masa Depan KADANG kala selalu terbersit dalam pikiran, apa...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt
Persona

Mujri, Si Penjaja Koran: Sejak 22 Tahun Tetap Setia Berkeliling di Seririt

TERSELIPLAH sosok lelaki bertopi di antara sahut-riuh pedagang dan deru kendaraan di jalanan sekitar Pasar Seririt, Buleleng, Bali, pada satu...

by Komang Puja Savitri
May 19, 2025
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co