BALI Performing Arts Meeting (B-PART) merupakan acara seni pertunjukan kontemporer yang diselenggarakan di Bali. Tujuannya adalah untuk menjadi ruang temu seni bagi jejaring platform, seniman, dan kelompok multidisiplin pertunjukan. Acara akan digelar pada hari Jumat-Minggu, tanggal 8-10 Desember di Masa Masa Gianyar. Menghadirkan sejumlah program seperti pargelaran pertunjukan, diskusi, workshop, ceramah, pemutaran film, pameran dan aktivitas seni performatif lainnya.
Kehadiran B-PART bermula dari gagasan atas Bali yang kiranya tak cukup dipandang hanya sebagai satuan geografis semata. Dimana tradisi seni pertunjukan di dalamnya kerap dianggap sebagai sesuatu yang beku dan cenderung diposisikan sebagai objek pariwisata semata. Tradisi seni pertunjukan Bali merupakan satu bentuk entitas kehidupan yang selalu berdenyut, tumbuh dan terus bergerak.
Ia hadir berdasar dari kenyataan sosial zamannya sekaligus terhubung dengan jejaring gagasan di dalam dan di luar diri Bali. Maka Bali dalam konteks B-PART, bukan hanya diproyeksikan sebagai situs pertunjukan semata. Melainkan juga sebagai ruang interaksi wacana, tukar tangkap pengetahuan antarseniman, serta upaya menautkan kenyataan masyarakat dunia dalam praktik artistik pertunjukan kontemporer hari ini.
Acara B-PART diinisiasi oleh Wayan Sumahardika, seorang penulis, sutradara teater dan pertunjukan dari Mulawali Institute. Pada 2023 ini, penyelenggaraan B-PART bekerja sama melalui konsorsium sejumlah seniman pertunjukan generasi muda di Bali yang beranggotakan Heri Windi Anggara, musisi dan arranger dari Kelompok Sekali Pentas; Agus Wiratama, sastrawan dan produser pertunjukan dari Mulawali Institute; Medy Mahasena, sutradara film dari Satu Frekuensi Film; Wulan Dewi Saraswati, sastrawan dan sutradaran dari Aghumi; dan Yogi Sukawiadnyana, komposer musik dan gamelan dari Jelana Creative Movement.
Melalui konsorsium ini, diharapkan mampu mendorong pertumbuhkan infrastruktur sumber daya manusia pada bidang seni pertunjukan yang punya kesadaran kritis, kolaboratif, dan lintas disiplin terhadap praktik seni pertunjukan.
I Wayan Sumahardika dan Agus Wiratama
Acara B-PART juga didukung oleh sejumlah lembaga dan platform seperti Masa Masa Bali, Pithecanthropus Bali, Galeri Wastraku, Garasi Performance Institute, Jicon (Jakarta Internasional Contemporary Dance Network), Kobalit Works (Belgia), Komunitas Mahima, Majelis Dramaturgi, New Music for Gamelan Festival, Tatkala.co dan Yayasan Suara Asia Pasifik.
Kuratorial tahun pertama B-PART ini bertajuk “Raga Ruang Ragam”. Tema ini sengaja dipilih dan dirancang dalam rangka mempercakapkan tubuh dan ruang serta berbagai ragam kemungkinan pembacaan kritis dari para seniman. Diharapkan, hal ini dapat menjadi pintu masuk bagi pemetaan isu serta pengembangan tematik B-PART pada tahun berikutnya.
Beberapa seniman yang akan tampil diantaranya adalah Wayan Gde Yudane, komposer Bali-New Zealand yang akan menampilkan karya new music for gamelan bertajuk “Words in Iron” bersama kelompok Roras Ensemble. Ni Komang Wulandari (komponis perempuan) dan Komunitas Nayakanari aka Black Kobra dengan karya terbarunya “Intro” yang mengeksplorasi gamelan selonding.
Ada pula Ishvara Devati (Jakarta) yang menampilkan karya performans bertajuk Waktu Tamasya ke Binaria [Exercise No. 2]; Razan Wirjosandjojo (Solo, Jawa Tengah) dengan karya tari berjudul Fajar di Ufuk Barat; serta Putu Aristadewi (Jembrana, Bali) dengan karya tari berjudul “Suun”. Acara juga akan dimeriahkan oleh Graung, duo musik eksperimental, DJ APP, pameran tenun Bali & Sumba dari Galeri Wastraku, serta diskusi pertunjukan oleh para praktisi, seniman, akademisi dan budayawan.
Sebelum acara utama, B-PART telah menggelar pre-event workshop tari kontemporer bertajuk “Spiral Gong” yang difasilitatori oleh Arco Renz, koreografer Internasional dari Belgia. Selama tiga hari (25-27 November), Arco menawarkan pengalaman pelatihan tubuh-pikiran dasar yang diterapkan pada metodologi koreografi dan improvisasi untuk para peserta.
Latihan ini berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan kebiasaan gerak bagi para penari menciptakan koreografi “bahasa asing” dengan menggunakan teknik pernafasan dan sistem “5 Fase” sebagai struktur pendukung improvisasi.
Penyelenggaraan B-PART direncanakan hadir setiap tahun dari 2023-2025. Setelahnya, penyelenggaraan acara akan direfleksikan kembali potensi pertumbuhannya untuk masa yang akan datang. [T][Rls/*]