DENPASAR | TATKALA.CO — Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali di Denpasar, Minggu siang, 16 April 2023, seakan milik Kabupaten Buleleng. Di atas panggung sejumlah pejabat laki-laki dari Pemkab Buleleng, masing-masing berpasangan dengan istri, mempertunjukkan gaya mereka saat menggunakan pakaian berbahan kain dan endek khas Buleleng.
Acara peragaan busana atau fhasion show itu merupakan bagian dari serangkaian Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap III yang dibuka langsung Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster.
Fashion show itu tentu saja meriah, justru karena sejumlah pejabat naik panggung untuk menjadi pegarawan dan peragawati. Mereka tidak punya banyak pengalaman naik panggung, tapi apa yang mereka pergakan sungguh mendapat sambutan dari para pengunjung.
Fashion Show Tenun dan Endek ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai motif desain ciri khas tenun dan endek Buleleng yang mengambil tema “Asmaradhana Wastra Tenun Buleleng ring Amertaning Renjana”.
Tema itu terinspirasi dari kisah Jayaprana dan Layonsari yang terdiri dari model pelajar, Kepala SKPD lingkup Kabupaten Buleleng beserta Nyonya, pengurus Dekranasda dan pengurus TP-PKK Kabupaten Buleleng.
Enam desainer mode dari Bali Utara terlibat untuk menyukseskan peragaan busana itu. Para desainer itu adalah Butik Ria, Diah Mode, Desainer Fortuna, Desainer Ayu Windy, Pagi Motley, Yudi Design, dan Tenun Artha Sharma.
“Tenun dan endek lokal harus terus dilestarikan sebagai upaya mensejahterakan perajin lokal khususnya di Kabupaten Buleleng,” kata Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana yang ikut menyaksikan acara peragaan busana itu.
Untuk itulah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Buleleng ikut andil dalam pagelaran Fashion Show Tenun dan Endek karya dari Desainer Lokal Buleleng.
Pasangan pejabat dan istri mempertunjukkan peragaan busana di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, di Denpasar, Minggu (15/4/2023) | Foto: Kominfo Buleleng
Lihadnyana menjelaskan bahwa untuk tenun, endek, songket yang kita miliki semuanya akan dipatenkan melalui Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), namun diharapkan nantinya setelah mendapatkan HaKI ini terdapat peran pemerintah daerah dalam hal mendesainnya, memasarkannya, serta meningkatkan kualitasnya sehingga bisa unggul tidak hanya di Bali tapi tingkat Nasional.
“Ini memang memerlukan kerja keras dan kebersamaan dari semua pihak, tetapi yang jelas keberpihakan Pemkab Buleleng terhadap produk UMKM terus digencarkan dengan menggandeng pelaku-pelaku usaha besar lainnya di Buleleng,” imbuhnya.
Pj.Bupati Buleleng yang juga selaku Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini menambahkan nantinya proses pemasaran akan difasilitasi dengan bersinergi bersama stakeholder lainnya melalui implementasi market berbasis digitalisasi dengan mengupload seluruh produk UMKM pada platform-platform yang dapat di akses khalayak umum.
“Saya yakin dengan sinergi bersama ini dapat menjadikan perekonomian kita kuat disamping kesadaran kolektif dari UMKM itu sendiri untuk meningkatkan kualitas diri menjadi yang utama, karena kedepannya dirasa persaingan industri makin ketat ,”tandasnya.
Senada dengan Pj. Bupati Buleleng, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UKM (DisdagPerinkopUKM) Buleleng Dewa Made Sudiarta menerangkan bahwa kegiatan hari ini sebagai wujud partisipasi Pemerintah Daerah untuk menggairahkan perkonomian dengan menampilkan kerajinan tenun, dan endek khas Buleleng.
Disinggung mengenai HaKI diakuinya bahwa beberapa dari pelaku UMKM kita sudah memiliki HAKI dan hal tersebut akan didorong terus keberadaannya terutama kaitannya dengan merk dan motif.
“Dalam kegiatan ini kita sudah mengajak sebanyak 8 sentra pelaku UMKM untuk memasok bahan baku tampilan, dan mengaitkan 6 desainer untuk menampilkan produk unggulannya,” terangnya.
Diakhir, pihaknya menambahkan bahwa ini semua merupakan komitmen dari Pemkab Buleleng untuk tetep kuat, unggul, serta adaptif. Nantinya agar kegiatan ini dijadikan sebagai momentum baru untuk masyarakat kita dalam meningkatkan kesadaran untuk menggunakan produk-produk lokal.
“Dengan kesadaran masyarakat yang telah memandang endek bukan hanya sebagai pakaian formal, tapi bisa menjadi pakaian casual. Jadi, ayo masyarakat Buleleng agar bangga selalu menggunakan produk lokal yang dimiliki,” katanya. [T][Ado/*]