Kemarin saat aku sedang lari–lari cantik di taman perumahan, seorang emak muda tetanggaku yang bernama Tantri juga sedang mengajak anak batitanya berjalan-jalan menikmati indah suasana pagi. Iseng aku mendekati dan duduk di dekatnya, memperhatikan si kecil menyedot susu dari botol dengan penuh gairah. Di sampingnya, seorang emak-emak setengah baya sedang menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan.
“Serong ke kiri serong ke kanan lalalalalalalalalalalala.” Tidak sengaja aku bernyanyi dalam hati. Agak gagal fokus memandangi emak–emak itu.
Sedang asiknya memandangi emak-emak yang belakangan aku tahu namanya Bu Kembir yang sekarang sedang mengubah gerakannya menjadi gerakan pinggul diputar layaknya gasing yang bergerak slow motion. Tiba-tiba “hik… hik..”, anak batita Si Tantri cegukan. Cukup keras cegukannya sampai-sampai Bu Kembir menghentikan goyangannya lantas mendekati si batita.
“Cegukan ya? Artinya anakmu bertambah tinggi, Tantri,” ujarnya dengan percaya diri level advance dan wajah berseri-seri penuh keringat.
Tantri dan aku saling pandang.
“Bagaimana bisa, Bu?” tanyaku berlagak sangat ingin tahu. Si Ibu menaikkan alisnya yang ditato hitam permanen. Sekarang, aku pikir dia sedang membongkar file dalam otaknya. Entah dalam laci mana dia menyimpan mitos saat cegukan si batita akan bertambah tinggi. Kemudian dia memandangku dan Tantri bergantian.
“Ya memang begitu!” katanya ketus. Dia mengambil botol minumnya dan bergegas pergi tanpa pamit.
Sepersekian menit ternganga akan jawaban dan tingkah Bu Kembir, aku teringat Dante dan meminta Tantri meminumkan si kecil air pelan-pelan. Cegukan Dante, anak batita lucu itu perlahan mereda dan dia kembali ceria.
Cegukan memang bukan hal aneh terjadi pada siapapun, anak kecil, anak muda, orang tua siapapun pasti pernah mengalaminya. Seperti Bu Kembir, kebanyakan masyarakat percaya jika seseorang cegukan apalagi anak kecil, itu tandanya si anak sedang bertambah tinggi. Bahkan masyarakat India percaya bahwa saat seseorang mengalami cegukan, ada seseorang sedang mengingat kebaikan kita.
Wow, bagaimana kalau ada banyak orang yang sedang mengingat hal baik yang pernah kita lakukan pada saat yang bersamaan? Bisa-bisa cegukannya jadi berirama atau malah jadi asma, berbahaya.
Lain lagi di belahan dunia barat sana, katanya cegukan terjadi karena terlalu banyak minum minuman beralkohol. Hm.. Hal ini juga hanya mitos belaka karena sebenarnya, cegukan yang dalam bahasa medis disebut hiccup atau singultus terjadi karena kontraksi pada diafragma atau sekat rongga tubuh secara mendadak. Akibatnya, orang cegukan mengalami napas yang dibarengi suara khas akibat tertutupnya lubang di antara kedua pita suara. Nah, yang ini benar adanya dan bukan mitos ya.
Dalam kasus Dante, ternyata eh ternyata si Dante saking hausnya tadi meminum susu yang diberikan ibunya dengan tidak santai. Dia meminum susunya tergesa-gesa. Lha? Memang apa hubungan minum atau makan sesuatu secara tergesa dengan cegukan?
Hubungan mereka sangat erat bahkan intim loh. Menurut hasil terawangan aku, udara yang ikut tertelan saat makan dan minum dengan cepat membuat tekanan gas di perut melawan diafragma. Cegukan deh jadinya. Hasil terawangan ini sudah terverifikasi secara medis ya.
Aku pernah juga nih, saat sedang emosi, angkara murka datang dengan tiba-tiba, eh malah cegukan. Itu sungguh situasi yang sangat tidak asik karena ternyata perubahan suhu tubuh saat kita sedang emosi juga bisa membuat cegukan datang tak diundang pulang ngesot. Terus, gimana dong kalau sudah terlanjur terdengar suara hik yang berulang setiap menitnya?
Tidak usah panik apalagi sampai menggaruk-garuk tanah kalau cegukan. Melupakan cegukan tidak sesulit mengenyahkan bau ketek mantan atau kenangan manis yang merasuk hingga ke tulang belulang. Cukup tarik napas yang dalam, lalu tahan sebentar kemudian keluarkan pelan-pelan. Karbondioksida yang meningkat dalam darah bisa membantu mengusir cegukan secara halus.
Masih bandel juga? Coba deh minum air dingin pelan-pelan, seteguk demi seteguk, nikmati air dingin itu membasahi tenggorokan. Nyeeessss.. cegukan pun mengalir bersama tenangnya air yang melewati tenggorokan. Bak iklan-iklan pereda panas dalam. Namun, jika ternyata cegukan itu masih betah menghantui, segeralah bersilaturahmi dan meminta jampi-jampi eh resep ke dokter terdekat.
Aku kembali memperhatikan Dante yang sudah asik bermain dengan mobil-mobilan. Sudah tidak ada lagi suara hik yang terdengar. sementara ibunya meng-update instastory agar tetap menjadi mahmud jaman now. Aku juga tidak mau kalah dong, secara aku kan juga mahmud eksis.
Mau tambah tinggi? Dicoba cegukannya ya, sis. More info? Cek bio.. *instastory terupdate* [T]