8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Persaudaraan di Bali, Barong dan Penjarahan

Agus WiratamabyAgus Wiratama
September 28, 2020
inEsai
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Orang Bali sangat suka bersaudara. Percayalah! Bayangkan jika sesama orang Bali bertemu di tempat perantauan, mereka tidak jarang akan berkumpul untuk mengingat kampung halaman. Ini menurut cerita seorang teman. Ketika ia kuliah di luar Bali, ia dengan semangat mencari kos yang isinya hanya orang Bali. Kemudian kegiatannya seperti bagaimana yang mereka lakukan di kampung. Misalnya, sebelum hari raya tiba, mereka berusaha mengumpulkan uang untuk bisa membuat lawar, manggang-manggang, bikin sate, atau membuat guling babi.

Setelah mereka pulang kampung dan singgah ke rumah masing-masing, para orang tua biasanya bertanya dari pertanyaan umum, lalu menyempit, semakin sempit, hingga pertanyaan yang sangat personal. Bagi yang tidak biasa, hal ini bisa membuat tidak nyaman, tapi hal ini biasa bagi orang Bali.

“Dari mana? Orang tua bekerja di mana? Pura leluhur di mana? Kasta apa? Saudara berapa?” bahkan, “Sudah menikah? Sudah punya pacar?” dan pertanyaan yang paling rawan, “Sudah nyusun skripsi?”

Bila beruntung seseorang akan menemukan benang merah dari pertanyaan yang paling khusus hingga pertanyaan yang kian umum itu. Misalnya kebetulan yang bertanya mempunyai saudara di daerah tinggal yang ditanya, lalu kaitan saudara itu dengan yang ditanya. Kalau rupanya pertanyaan khusus itu tak menemukan benang merah, maka kembali ke arah pertanyaan yang umum. kebanyakan benang merah akan bertemu di pura leluhur yang ada di Besakih, dan kesimpulannya, “kita adalah saudara”.

Mungkin tujuan dari pertanyaan itu tidak terlalu penting, tetapi, kebiasaan menghubungkan inilah yang paling menarik. Selain mencari silsilah keluarga, persaudaraan biasa juga ditemukan dari sejarah. Nah kalau persaudaraan inilah yang Grudug gemari. Ia sering membawa cerita yang sama ini kemana-mana sebagai bahan obrolan. Katanya, “Persaudaraan yang paling unik adalah persaudaraan dengan maling!” 

Ketika mendengar celotehan itu, teman-teman yang mendengar ceritanya segera mengerutkan alis. Beberapa berpikir, “Omong kosong macam apa lagi yang akan diceritakan Grudug?” Tapi mereka akan tetap mendengarkan meski dianggap omong kosong.

Grudug memulai cerita itu dari cerita tentang hal-hal yang umum, terkait jalinan persaudaraan yang dibangun karena kayu. Hal ini sangat lumrah. Sebagian besar desa di Bali memiliki Barong yang disakralkan dan ditempatkan di Pura. Sebelum membuat Barong, biasanya warga desa akan mencari kayu yang tepat untuk kepala barong. Pencarian kayu inilah yang membuka peluang untuk membangun persaudaraan baru.

Jika barong sudah selesai tergarap, maka desa tempat kayu bahan kepala Barong itu adalah saudara dari desa yang mengambil kayu. Persaudaraan ini diwujudkan dari kehadiran barong itu ketika upacara/Odalan di desa kayu didapat.

“Sangat lumrah, kan? Di banyak desa ini terjadi.” Teman-temannya yang merasa paham langsung manggut-manggut sambil memaku senyum lebarnya. Dengan berbisik temannya berkata, “Rupanya bukan omong kosong”

“Persaudaraan yang dijalin bersama maling inilah yang luar biasa.” Kali ini teman-temannya tidak protes. Mereka mendengarkan dengan saksama berharap tempo yang sesingkat-singkatnya sambil memutar tuak yang ada di tengah-tengah mereka.

“Pada zaman dahulu… dulu… dulu sekali…”

Nah, Grudug berkata bahwa ada sebuah desa pernah memiliki Barong. Tetapi kini Barong itu sudah tidak ada lagi. Kala itu, desa tersebut sedang perang melawan desa lain. Keadaan desanya begitu mencekam sebab peperangan sedang berlangsung

“Entah memperebutkan sawah, wilayah kekuasaan, atau rebutan aliran air. Entahlah, intinya perang sedang berlangsung,” kata Grudug dengan dahi mengkerut dan mulut yang dilekuk ke bawah.

Ketika perang sedang berlangsung itulah, warga desa yang letaknya sangat jauh mendengar kabar itu. Tetapi mereka tidak mengambil posisi dalam perang, tidak memihak salah satu desa. Tidak sebagai kawan, pun sebagai lawan. Tetapi, mereka tiba-tiba datang ke desa itu untuk menjarah. Barang-barang mereka jarah. Ketika itu mereka membawa lesung batu yang besar, dan sebagainya. Tetapi yang paling ekstrem, mereka mengambil Barong miliki desa yang ukurannya cukup besar.

“Makanya desa itu tak punya Barong,” tegasnya.

“Tetapi, desa penjarah dan desa dijarah sekarang menganggap diri bersaudara,” kata Grudug dengan senyum lebar dan jeda yang agak lama untuk memancing pertanyaan teman.

Seseorang terpancing. Dengan lekuk alis yang mengkerut sambil menuangkan tuak, temannya mendesak, “Cepat sampaikan, kenapa bisa begitu?”

Pancingan itu disambar, Grudug melanjutkan ceritanya dengan dramatis. Katanya, Barong yang dicuri itu di kemudian hari meronta-ronta dengan sendirinya. Warga desa pun panik, berbagai upacara digelar.

Ketika upacara dilangsungkan, seseorang tiba-tiba jatuh terkulai. Seperti saat jatuh, seseorang itu juga tiba-tiba terperjat bangun dengan wajah yang terlihat menyeramkan. Kusam. Sedih.

“Barong itu ingin pulang ke tempat asalnya untuk turut dalam Odalan.”

“Barong itu ingin mudik?” komentar temannya.

“Wuuss, jangan sembarang kalau ngomong,” bentak yang lain.

Permintaan Barong sakral yang disampaikan melalui seseorang yang terkulai itu dipenuhi. Semenjak itu, setiap Odalan digelar Barong itu harus hadir di pura asal Barong. Tetapi entah mengapa, Barong itu juga tidak dikembalikan hingga kini. Kata orang-orang dari desa itu, Barong hanya ingin sesekali pulang, bukan kembali untuk selama-lamanya.

Karena mereka selalu hadir saat Odalan digelar dan menempuh perjalanan yang cukup jauh, desa yang konon terjarah itu selalu mempersiapkan hidangan istemewa untuk warga desa penjarah. Setiap mereka datang dan Barong sudah ditempatkan di pura, maka warga desa penjarah itu akan dipandu oleh seseorang dari desa terjarah untuk segera makan-makan.

Begitulah jalinan persaudaraan yang terbangun. Hingga kini kedua desa itu merasa saling memiliki. Warga desa terjarah selalu merasa memiliki Barong yang kini ada di desa terjarah, sementara warga desa penjarah tidak pernah lupa dengan asal Barong itu.

Meski begitu desa terjarah percaya bahwa Barong itu memang semestinya di sana. Memang takdir. Kehendak Tuhan. Kehendak Batara. Kedua desa beranggapan sama. Makanya, tak ada pula warga yang menuntut agar Barong itu dikembalikan. Pun tak pernah ada kabar orang yang mendesak agar Barong itu dipakasa untuk bertahan, tetapi yang paling penting, desa yang dulu “menjarah” telah bersaudara dengan desa “terjarah” hingga kini.

Rupanya, Grudug telah melewati beberapa gelas ketika bercerita. Saking menggebunya, ia tak sadar teman-temannya sudah terkapar dengan suara dengkuran yang berbeda-beda di tengah hening kampungnya. [T]

Previous Post

[Esai Teori Sastra] “New Historicism”: Dari Konteks ke Ko-Teks

Next Post

Saat Teknologi Tak Lagi Netral

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Saat Teknologi Tak Lagi Netral

Saat Teknologi Tak Lagi Netral

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co