PERJALANAN SANDYAKALA
Sepanjang hari kita hanya bermain-main saja
Menanam mimpi-mimpi
kemudian membiarkannya diterbangkan angin.
Dari atas bukit terlihat negeri kecil kita
Diselubungi kabut hitam dan puing sisa pembakaran
Maka,
Ayuninghati anakku simpan tangismu
dalam kendi-kendi leluhur yang dimatangkan bara
Sebab,
Ayuninghati anakku, perjalanan sandyakala negeri kita adalah kabut hitam yang menyisakan pendar cahaya
Karena,
Hanya dalam gelap terlihat cahaya
(Darwin, September 1999)
PERJALANAN MALAM
Dalam rimba raya, tanpa cahaya
Kita saling meraba, jarak dan waktu meniada
Hanya suara, dan kata
Yang seringkali begitu liar bagai ular
Meracuni pikiran, membiak curiga
Tak lelah mencari celah, dan kilah
Dan,
Kita sembunyi di kedalaman malam
Yang sia-sia mengubur masa silam
Menghitung detak jantung bertalu
Menjadi muara tanya dan rindu
Maka
Ayuninghati anakku, biarkan pusaran-pusaran itu
terus berputar menjadi jalan pulang tak terbilang
Karena pagi pasti menjelang
(Sanglah, Februari 2020)
PERJALANAN MIMPI
lama waktu menunggu
pisahkan uban dari kutu
rasakan sentuhan kuku
Perih, gatal juga ngilu
Adalah kegilaan rindu
Lihatlah Ayuninghati anakku
Mimpi-mimpi itu tak berpintu
Genteng-gentengnya langit biru
Pada jendela bergayut bintang-bintang
Membentuk sayap mengajakmu terbang
Lalu di ruang mana kau simpan tanya
Sedang buku yang terbuka minta dibaca
didongengkan pada kanak dan kelana
Tapi,,
dengan aksara-aksara yang tak mampu kueja
Benar mimpi tanpa warna dan suara
Maka,
Ayuninghati anakku, beri tanda
Pada rabun mata dan nafas di dada
Agar ketuaan tak sia-sia
(Anggara, 24 Maret 2020)