JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025, sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut tipis. Musik lo-fi mengalun pelan dari speaker Colabo Cafe, memberi detak pada hari mendung. Beberapa pegawai kafe mulai sibuk memindahkan pot bunga, merapihkan rak, dan meletakkan buku-buku.
Di samping rak buku, seorang perempuan tampak sibuk berkutat dengan laptop dan tumpukan buku. Tampak seorang pengunjung kafe membawa setangkup buku, dan perempuan itu menyambut pengunjung tersebut dengan sumringah. Setelah berbincang sebentar, ia kembali berkutat dengan laptopnya. Tumpukan buku di hadapannya semakin tinggi.
Perempuan tersebut bernama Bettina Kleining. Bett—panggilannya—merupakan satu dari dua pendiri dan pustakawan Bookit Book Club & Library. Bersama dengan Ankita Mahabir, mereka mendirikan perpustakaan dan klub buku berbasis komunitas di Jimbaran. Komunitas ini didukung oleh Colabo Cafe dan Jimbaran Hub sebagai pusat pertemuan komunitas warga yang terletak di atas bukit Jimbaran.

Bookit Book Club & Library di Jimbaran, Bali
Bookit Book Club & Library lahir dari kegelisahan Bett dan Ankita ihwal kondisi dan ketersediaan perpustakaan umum di Bali. Sebagai warga bukit Jimbaran, letak perpustakaan umum terdekat yang bisa dijangkau adalah milik universitas. Bagi Bett, keterbatasan perpustakaan kampus adalah beberapa jenis literatur yang cenderung akademis dan informasi yang sulit diakses oleh publik biasa. Mereka bernostalgia tentang perpustakaan umum sebagai titik kumpul dan ‘ruang ketiga’ para warga di luar akademisi, sebagai alternatif hiburan dan edukasi gratis.
Berangkat dari diskusi berdua, Bett dan Ankita kemudian mewujudkan Bookit Book Club & Library. Nama bookit sendiri merupakan permainan kata dwibahasa yang menggabungkan bukit dan book. Bersama Colabo Cafe dan Jimbaran Hub, Bookit Book Club & Library mulai beroperasi sejak tanggal 22 Mei 2025, mengadopsi konsep perpustakaan berbasis komunitas dan sistem anggota, seperti perpustakaan umum.
“Kami senang sekali ketika diajak mewujudkan Bookit Book Club & Library ini. Kami mendukung penuh upaya Bett dan Ankita untuk merengkuh komunitas literasi di Bali, khususnya di Kuta Selatan,” ujar Dona Kusuma, Business Manager Jimbaran Hub. “Kami melihat, keberadaan perpustakaan dan klub buku berbasis komunitas ini bakal semakin membuka kesempatan bagi para komunitas untuk berkarya di Jimbaran Hub,” tambah Dona.
Laksmi Mutiara sebagai salah seorang pengunjung mengapresiasi keberadaan perpustakaan berbasis komunitas tersebut. “Banyak yang respon ketika aku bikin story di Instagram, mereka antusias karena di daerah bukit Jimbaran jarang ada agenda literasi,” ujar penggagas Toko Rabu sekaligus bookstagrammer di bawah nama Rasi Buku itu.
Antusiasme dari masyarakat juga tampak dari banyaknya jumlah buku yang diterima sebagai koleksi Bookit Book Club & Library. Lebih dari 350 judul terkumpul semenjak sumbangan terbuka diumumkan sejak kurang lebih tiga minggu lalu. Momen soft launching pada 22 Mei 2025 malam malah berhasil mengumpulkan lebih dari 30 judul buku.
Bookit Book Club & Library sendiri sedang merancang aktivitas bulanan seperti klub buku, bedah buku, dan sesi silent book reading. Komunitas ini membuka pendaftaran anggota sepanjang masa, dengan syarat menyumbang dua eksemplar buku yang diperuntukkan bagi pembaca muda ke dewasa. Para anggota dapat pula meminjam dan membawa pulang buku koleksi laiknya perpustakaan umum, tanpa biaya sama sekali. Informasi terkait kegiatan sendiri bisa didapatkan melalui akun Instagram The Bukit Book Club, Colabo Cafe, dan Jimbaran Hub.
Dengan adanya perpustakaan dan klub buku yang diinisiasi oleh komunitas seperti Bookit Book Club & Library, sedikit banyak turut menyumbang pada gerak literasi dan akomodasi alternatif bagi para warga di Bali, khususnya di Kuta Selatan, untuk terhibur dan terhubung lewat giat membaca. [T]
Penulis: Hamzah
Editor: Adnyana Ole