15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

Gede Maha PutrabyGede Maha Putra
May 15, 2025
inEsai
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

Rebranding Suci Plaza menjadi Graha Yowana Suci

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini tempat yang dahulu sempat menjadi salah satu nodes penting di Kota Denpasar tahun 1980-an. Bersama dengan Terminal Gunung Agung di barat, Terminal Ubung di utara, Sanglah di selatan dan Kereneng di timur, ia membentuk jejaring transportasi publik paling padat yang menghubungkan titik barat, utara, selatan dan timur Kota Denpasar. Tidak mengherankan jika dahulu tempat ini merupakan salah satu pusat gaya hidup masyarakat Denpasar bahkan Bali.

Sebagai pusat gaya hidup, kawasan di sekitar Suci ini tumbuh dengan berbagai toko fashion dan kebutuhan lainnya untuk anak muda. Selain itu, posisinya yang dekat dengan Pasar Badung, salah satu pusat perbelanjaan tradisional terbesar masa itu, juga membuatnya berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi kota secara umum. Hal ini memancing ide baru untuk mengubahnya menjadi sebuah pusat perbelanjaan dengan harapan akan membawa keuntungan lebih besar.

Perkembangan pariwisata yang menjauh dari pusat kota menuju pinggiran, terutama wilayah-wilayah pantai, membuat pusat kota perlahan kehilangan pamor sebagai nerve centre aktivitas penduduk. Pertumbuhan bisnis jasa untuk wisatawan juga membuat terjadinya shifting tenaga kerja dari jasa tradisional menjadi pelayanan yang berfokus pada wisatawan. Ini menyebabkan pusat-pusat ekonomi tradisional mulai kehilangan pendukungnya. Pusat-pusat ekonomi baru yang berpusat pada aktivitas pariwisata tumbuh di tempat-tempat baru. Akibatnya, perkembangan di pusat kota lama mengendur. Dalam tata ruang, ini membentuk pola seperti donat, dimana kawasan pinggiran lebih padat dibandingkan kawasan di tengah yang kehilangan vitalitasnya. Bangunan pusat perbelanjaan yang disebut sebagai Suci Plaza gagal bersinar.

Konsekuensi lain dari pola perkembangan kota ini adalah naiknya layanan jasa transportasi yang bisa di-custom, yang mengantarkan penumpang tanpa rute tertentu.  Ini membuat jasa layanan transportasi publik berbasis terminal meredup. Tidak hanya di Denpasar, tetapi fenomena ini terjadi di seluruh Bali. Belakangan, terminal-terminal berubah fungsi menjadi pasar senggol. Para penggunanya sudah beralih menggunakan transportasi pribadi yang dianggap lebih efisien karena bisa manjangkau kawasan-kawasan kota yang terus meluas dengan jarak yang semakin jauh dari pusat.

Suci, yang merupakan salah satu terminal penting masa lalu dan berubah menjadi pusat perbelanjaan modern, mati suri. Hal yang sama juga terjadi dengan aktivitas ekonominya yang ikut meredup  Bukan hanya Suci, tetapi nyaris seluruh kawasan di pusat Kota Denpasar mengalami penurunan performa ekonomi. Sepanjang Jalan Gajah Mada banyak toko-toko yang tutup.

Pandemi Covid-19 nampaknya memberi kita pelajaran bahwa hanya bergantung pada pariwisata sangat berbahaya bagi ekonomi. Bali yang mati suri saat terjadi isolasi wilayah mendapat pengalaman penting bahwa ekonomi yang hanya bertumpu pada satu sumber saja sangat berbahaya. Turis yang dianggap sebagai kelompok konsumen dominan tidak datang selama pandemi. Saat satu-satunya mesin ekonomi tersebut lumpuh, maka semua sendi kehidupan juga ikut tidak bekerja.

Aktivitas di dalam Graha Yowana Suci didominasi pelaku anak muda | Foto: Gede Maha Putra

Pasca pandemi, bisnis-bisnis baru yang tidak menempatkan turis sebagai satu-satunya konsumen bermunculan. Salah satu wujudnya adalah industri kuliner yang kini tumbuh subur. Denpasar, yang menjadi pusat kehidupan anak muda di Bali berkat konsentrasi fasilitas pendidikan: universitas-universitas dan sekolah-sekolah menengah terbaik yang ada di dalamnya, memiliki populasi kaum urban lokal yang tinggi. Mereka ini adalah pelaku sekaligus pasar bagi bisnis baru.

Kebangkitan bisnis baru ini, secara sekilas, nampak mengembalikan peranan pusat kota sebagai arena pengembangan ekonomi. Fenomena ini terjadi secara bottom–up, berasal dari ide dan inisiasi yang melibatkan komunitas-komunitas di masyarakat. Lebih menarik lagi, para pemilik dan inisiatornya adalah anak-anak muda. Seperti di bekas bangunan pusat perbelanjaan Suci.

Bangunan yang sudah lama terbengkalai kini nampak hidup lagi. Pemerintah memiliki peran krusial dalam upaya memanfaatkan ulang bangunan ini dengan mengundang proposal dari pelaku bisnis. Branding baru yang lebih berkesan anak muda diciptakan dari Suci Plaza menjadi Graha Yowana Suci. Strateginya adalah mengajak masyarakat untuk mengusulkan fungsi yang akan diisi. Usulan-usulan tersebut dikurasi dan ide-ide bisnis yang menarik serta potensial diberikan ruang untuk membuka usaha. Di dalam gedung, saat ini kita menjumpai beberapa bisnis yang mulai berjalan baik. Sore hingga malam hari, anak-anak muda konsumen berbagai usaha yang ada disana berdatangan membuat kawasan menjadi hidup.

Ide incremental ini cukup menarik karena, alih-alih membuka semua usaha secara serentak, pemerintah justru membiarkan bisnis-bisnis tumbuh secara alamiah. Meskipun nampaknya ada kekosongan di sana sini, setidaknya pembangunan dengan pola inkremental ini memberi  peluang setiap pelaku usaha untuk melihat dan melakukan evaluasi terhadap bisnisnya. Hal ini justru bisa membuat usahanya menjadi lebih sustainable. Ini disebabkan karena masyarakat-lah yang memegang kendali atas sukses atau tidaknya kawasan ini. Istilah kerennya adalah community-led development.

Adaptasi bangunan lama agar bisa memenuhi tuntutan fungsi baru menjadi harapan menghidupkan pusat kota lama | Foto: Gede Maha Putra

Dalam pola pembangunan yang berbasis pada komunitas ini, partisipasi masyarakat dalam membangun kota mendapatkan tempat yang memadai. Pembangunan semacam ini membuat ruang-ruang kota menjadi lebih inklusif karena peluang diberikan kepada siapa saja sepanjang mereka memiliki ide yang baik. Pemerintah tinggal menyiapkan ruang-ruang untuk usaha dan memilih jenis usaha yang sesuai. Karena ruang dan bangunannya sudah ada, pengembangan Bangunan Suci ini juga relative menjadi ‘murah’. Perbaikan-perbaikan, baik atas ide bisnis ataupun fasilitas pendukungnya, bisa dilaksanakan dalam skala kecil-kecil dan bertahap sehingga hal ini juga bisa mengakali keterbatasan anggaran.

Satu hal penting lain dari pola pembangunan dimana masyarakat terlibat secara aktif dalam pola bottom-up planning ini adalah munculnya rasa memiliki atau sense of belonging. Kualitas ini bisa menciptakan ruang-ruang yang vibrant, berfokus pada manusia dan pengguna dimana mereka memiliki ruang ekspresi yang leluasa. Pelibatan komunitas ini bisa menjadi sumber terbentuknya identitas lokal baru yang lahir dari konstruksi sosial baru.

Apa yang terjadi di bangunan Suci bukan satu-satunya fenomena menarik yang terjadi di pusat Kota Denpasar. Di sepanjang Jalan Gajah Mada kini juga bermunculan beberapa coffee shop yang, buat saya, memiliki desain yang unik. Mereka menempati ruko-ruko peninggalan lama yang sempat terbengkalai. Pemanfaatan ulang yang adaptif ini menghemat banyak hal. Tidak dibutuhkan lahan baru sehingga menghindari alih fungsi. Selanjutnya, tidak dibutuhkan pembangunan besar-besaran baru sehingga bisa mengurangi jejak karbon karena hanya membutuhkan adaptasi-adaptasi kecil untuk menyesuaikan dengan fungsi barunya sebagai sebuah kedai.

Bergerak di Jalan Gajah Mada lebih ke timur lalu berbelok ke utara dari Patung Catur Muka, kita menjumpai lebih banyak lagi kedai-kedai serupa di Jalan Veteran. Isinya, anak-anak muda dengan berbagai aktivitasnya. Ada yang membuka laptop, bercengkerama, mencorat-coret di atas kertas dan aktivitas lainnya. Di tempat lain, dengan radius 400 meter dari Patung Catur Muka kita mudah menjumpai kedai, restaurant, atau warung milik anak muda dengan aneka sajian, utamanya berbagai olahan kopi. Ada pula olahan makanan. Sebagian besar adalah jenis makanan atau minuman baru.

Ini mengingatkan kita pada masa lalu, dimana kawasan pusat kota menyajikan hal-hal terbaik: warung babi guling terbaik, hidangan Chinese food paling enak, dagang es rasa paling nikmat dan hal-hal baik lainnya. Semua sempat hilang. Kini berganti dengan vibrasi baru anak muda yang sekarang turut berpartisipasi dalam mengembalikan vitalitas kota dengan menghembuskan vibrasi baru.

Toko buku yang dikelola anak muda di Graha Yowana Suci yang dipenuhi anak-anak muda | Foto: Juli Sastrawan

Vibrasi ini menjadi gelombang baru kebangkitan kawasan pusat Kota Denpasar yang dahulu sempat berjaya lalu meredup. Hal yang menggembirakan adalah peran aktif anak-anak muda dalam proses kebangkitan ini sehingga kita bisa berharap bahwa ini akan membuat masa depan pusat kota menjadi cerah.

Tentu saja tidak semuanya berjalan sempurna, masih ada hal-hal yang bisa kita harapkan lebih baik lagi. Misalnya saja, bagi saya, reklame elektronik besar di Suci cukup mengganggu secara visual. Ini bisa mempengaruhi proses konstruksi identitas baru yang sedang berlangsung di halaman-haaman gedung. Kita tentu memaklumi bahwa reklame adalah salah satu sumber pendapatan daerah, tetapi penempatannya tepat di lokasi yang sedang berusaha untuk membangun identitas baru bisa menjadi ‘gangguan‘.

Berikutnya adalah jenis bisnis yang sedang berlangsung. Meskipun kopi mejadi titik balik bagi kebangkitan ini, dominasinya bisa mengurangi kekayaan pengalaman pengguna ruang. Di masa depan, kita mungkin akan lebih bahagia jika melihat ada anak-anak muda yang juga berjualan sayuran, obat-obat tradisional, atau kebutuhan sehari-hari. Tentunya dengan gaya anak muda. Sama seperti kedai kopi yang sebetulnya bukan hal baru tetapi menjadi menarik karena mendapat sentuhan anak muda.

Festival-festival kecil dengan melibatkan anak-anak muda dalam interval beberapa waktu bisa juga diinisiasi. Kerjasama dengan komunitas seni bisa dilaksanakan untuk menciptakan kerumunan, sesuatu yang selama ini hilang dan hanya muncul di festival akhir tahun saja. Jika hal-hal tersebut terjadi, maka kita bisa membayangkan bahwa kawasan pusat Kota Denpasar akan bangkit lagi sebagai pusat aktivitas anak muda. Menarik untuk kita tunggu dan lihat geliat pembangunan berbasis komunitas dengan pemerintah sebagai fasilitatornya ini.

Cukup? Tentu tidak, manusia tidak pernah merasa cukup. Jika masih bisa berharap, tentunya kita menginginkan trasnportasi publik bisa hidup lagi. Ini akan mengurangi kebutuhan atas lahan parkir sehingga ruang kota lebih banyak diperuntukkan untuk manusia. Hal ini juga bisa mengurangi jumlah kendaraan yang ada di jalanan sehingga mengurangi kemacetan dan polusi udara yang ditimbulkan olehnya. Jalan-jalan bisa diklaim ulang oleh manusia, si pencipta kota yang telah menyerahkan ruang yang diciptakannya untuk kendaraan. [T]

Penulis: Gede Maha Putra
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel tentang ARSITEKTUR atau artikel lain dari penulis GEDE MAHA PUTRA

Transformasi Ubud: Gambaran Daerah Lain di Bali yang Juga Bergerak ke Arah Serupa
Meningkatnya Individualism yang Mengalahkan Nilai Komunalisme Arsitektur di Bali Hari Ini
Meramal Wujud Arsitektur di Bali pada Masa yang Akan Datang
Menyaksikan Wujud Neoliberalisme Ekonomi melalui Perkembangan Arsitektur di Bali: Sebuah Autokritik
Tags: anak mudaarsitekturekonomi kreatifKafe Anak MudaKota Denpasar
Previous Post

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

Next Post

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

Gede Maha Putra

Gede Maha Putra

Dosen arsitektur di Universitas Warmadewa

Next Post
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co