Cerita Seorang Penjual Endek
namaku putu penjual endek
endek bali terajut nurani
bermotif wayang kamasan
ada kisah arjuna mencari cinta
namaku putu penjual endek
endekku tak pudar oleh janji
karena ia tersurat kata hati
namaku putu penjual endek
endekku tersirat rindu
yang merindu nenek moyang
semakin senja penjual endek itu
menuliskan harapannya pada lembaran hatinya
telah beberapa musim ia lewati
telah beberapa pembeli ia tawari
hanya senyuman ia terima
endek bali memang asli
tercipta dari taksu bali
Kutulis Puisi di Pemedal Agung
gadis manis itu berkaca-kaca
namanya tertulis di sana
yang lahir tak terlahirkan
puisiku tercipta dari langit
yang terinspirasi kisah dulu
ditulis dari sebilah keris
yang terhunus
inilah puisiku melepaskan rindu
yang abadi di Pemedal Agung
tertorehkan darah kesetiaan
pada cinta tanah kawitan
jalan ini kupilih bukan kesia-siaan
tapi ada janji suci yang tak pernah kuingkari
sampai nanti.
Wayang Kamasan
kanvas itu terlukis kisah kehidupan
yang terbentang dari ramayana hingga mahabrata
memainkan kisah hitam putih
yang berbaur sepanjang waktu
kucari wajahku di kanvas itu
satupun tak kutemukan
pecah bercampur lautan tinta hitam
ingin kubasuh, tapi tetap lusuh
hingga beragam jalan kukayuh
tak ada tempat berlabuh
di wayang kamasan
kulihat wajahku semakin menjauh
bersama daun-daun luruh.
*
Penulis: IBW Widiasa Keniten
Editor: Adnyana Ole