21 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Kemacetan” Berpikir Para Pemimpin Bali

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
March 2, 2025
inEsai
Suburnya Politik Dinasti di Pulau Dewata

Teddy C Putra

MARI mulai tulisan ini dengan istilah yang dikenalkan Seno Gumira Ajidarma dalam bukunya Kentut Kosmopolitan, sebuah istilah yang diperkenalkan adalah Homo Jakartensis. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan manusia-manusia yang tinggal di Jakarta, lengkap dengan serba-serbi kehidupannya di kota metropolitan yang perlahan beranjak menjadi kota kosmopolitan. Istilah ini juga dilekatkan kepada orang-orang yang tinggal dan berjuang untuk hidup di Jakarta.

Bicara soal Jakarta, maka kita akan bicara soal segala kemajuan dan potensi sebuah kota besar. Salah satunya adalah fasilitas transportasi, meski Jakarta telah dilengkapi begitu banyak ruas jalan dan transportasi umum, nyatanya persoalan kemacetan belum juga rampung. Bayangkan saja, kota besar dengan potensi yang juga besar saja belum mampu menuntaskan persoalan kemacetan, apalagi kota-kota kecil di sisi lain Indonesia.

Kini, Bali jadi salah satu daerah yang tengah dihadapkan dengan masalah kemacetan. Sebagai penyandang status The Last Paradise in the World, Bali jadi salah satu destinasi paling ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik hingga mancanegara. Dalam laporannya, Bali Torism Board menyebut bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali di bulan Januari 2025 mengalami peningkatan tinimbang pada bulan Januari 2024. Pada bulan Januari 2024, wisatawan mancanegara yang datang ke Bali berjumlah 480.464 jiwa, sedangkan pada Januari 2025 kunjungan melonjak menjadi 611.603 jiwa—peningkatan tersebut setara dengan 27 persen.

Peningkatan jumlah wisatawan ke Bali tentu berimplikasi positif kepada pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain, besarnya jumlah wisatawan yang datang ke Bali perlahan mendatangkan persoalan tata kelola dan sosial yang cukup serius bagi Bali. Kemacetan jadi salah satu persoalan serius yang harus ditangani oleh pemerintah daerah kini. Secara sederhana, kemacetan terjadi tatkala panjang jalan tidak lebih besar tinimbang jumlah kendaraan yang ada—dan kesenjangan pertumbuhan antara jumlah kendaraan dan jumlah ruas jalan di Bali benar-benar terjadi.

Pasca pandemi, jumlah kendaraan bermotor di Bali meningkat pesat dari 2,6 juta menjadi 4,4 juta unit—bahkan di akhir tahun 2023, jumlah kendaraan bermotor di Bali mencapai 4,7 juta unit. Peningkatan yang terjadi hampir dua kali lipat. Kesenjangan pun terlihat tatkala kita coba bandingkan peningkatan jumlah unit kendaraan yang beredar di jalanan dengan peningkatan jumlah ruas jalan baru.

Menurut BPS Provinsi Bali tercatat pada tahun 2023, Bali memiliki total ruas jalan sepanjang 8.702,80 km, hanya bertambah 7,1 km sejak tahun 2022 dengan total ruas jalan sepanjag 8.695,70 km. Artinya, sudah jelas bahwa salah satu penyebab utama kemacetan di Bali saat ini adalah kesenjangan antara pertumbuhan ruas jalan dan jumlah kendaraan di setiap tahunnya. Sehingga menjadi hal yang wajar bagi para pemimpin Bali untuk membangun ruas jalan untuk mengatasi masalah ini.

Tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah fokus membangun ruas jalan adalah satu-satunya solusi yang tepat atasi kemacetan di Bali?

Membangun Jalan

Harus diakui bahwa kemacetan di Bali lebih banyak terjadi di Kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita), hal ini dikarenakan kawasan ini terdapat pusat pemerintahan, pusat ekonomi, hingga pusat pariwisata di Bali. Dalam upaya menyelesaikan masalah kemacetan, pemerintah pun sudah banyak membangun jalan-jalan baru di wilayah ini. Sebut saja jalan tol Bali Mandara yang diresmikan pada tahun 2013. Jalan tol sepanjang 12,7 km ini merupakan jalan tol di atas air terpanjang di Indonesia yang menghubungkan segi tiga emas, yakni Nusa Dua, Ngurah Rai, dan Benoa—daerah pariwisata yang sudah mendunia.

Tidak hanya jalan tol, pemerintah pun membangun dua under pass, yakni di Simpang Dewa Ruci dan Simpang Ngurah Rai. Baru-baru ini, pemerintah kabupaten Badung telah meresmikan shortcut Canggu – Tibubeneng, jalan dengan panjang 335 meter dan lebar 8 meter dengan harapan dapat mengurai kemacetan di daerah pariwisata. Alih-alih mampu mengurai kemacetan, nyatanya penambahan ruas jalan saja tidak mampu menyelesaikan masalah klasik ini—bahkan cenderung makin parah saja.

Meski realitas berkata demikian, pemerintah tampak yakin dan percaya diri bahwa membangun jalan. Terkini, pemerintah akan membangun jalan tol kedua di Bali, sekaligus akan menjadi yang terpanjang. Jalan tersebut akan menghubungkan Jembrana dan Badung—konon akan mempersingkat waktu tempuh hingga 1,5 jam. Namun dalam konteks pengambilan kebijakan, pemerintah sebagai policy maker tidak hanya memikiran entry strategy—pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dari sebuah kebijakan. Pemerintah juga wajib memikirkan exit strategy—pihak-pihak yang akan kehilangan sesuatu akibat kebijakan. Termasuk di dalamnya adalah kebijakan membangun jalan tol.

Beberapa waktu lalu saya mendapat sebuah cerita dari seorang tokoh yang berasal dari Jembrana. Tokoh tersebut menceritakan kalau pembangunan jalan tol sepanjang 96,84 km ini harus mengorbankan banyak hal, seperti Sanggah Gede, Merajan, hingga pura. Hal ini tentu sangat memprihatinkan sekaligus menggambarkan bahwa keputusan ini tidak didasari dengan pertimbangan-pertimbangan yang bijak.

Mengubah Paradigma

Membangun jalan tentu satu hal penting yang mesti dilakukan, tetapi di sisi lain, ada hal penting yang mestinya dipikirkan dan dilakukan oleh pemerintah—yakni membangun ekosistem transportasi umum. Sayangnya, membangun transportasi umum tidak bisa dilakukan secara parsial. Setidaknya, pemerintah daerah yang berada di wilayah Sarbagita harus dilibatkan—ini dilakukan guna mewujudkan transportasi umum yang terkoneksi antar daerah.

Selanjutnya, memastikan ketersediaan anggaran, termasuk di dalamnya skema pembiayaan seluruh sumber daya yang terlibat di dalamnya. Ketersediaan halte yang representatif, rute yang mampu meng-cover seluruh wilayah, adanya jalur khusus untuk transportasi umum, hingga jumlah armada yang selalu tersedia tanpa harus memaksa konsumen menunggu lama juga benar-benar harus dipikirkan.

Jadi PR berikutnya adalah “political will”. Saya pikir, Bali tidak pernah kekurangan sumber daya intelektual yang dapat dilibatkan untuk merealisasikan ekosistem transportasi umum. Jika benar konektivitas dan integrasi mobilisasi warga berada di bawah manajemen yang baik, maka dapat dipastikan terjadi migrasi besar-besaran pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Melihat pernyataan pemimpin-pemimpin yang baru saja dilantik, tampaknya warga Bali harus rajin-rajin mengingatkan para pemimpinnya bahwa selain membangun jalan, penting juga untuk membangun fasilitas transportasi umum dalam rangka mewujudkan Bali yang nyaman ditinggali oleh warga dunia. [T]

Penulis: Teddy Chrisprimanata Putra
Editor: Adnyana Ole

  • Baca esai-esai politikTEDDY CHRISPRIMANATA PUTRAlainnyaDI SINI
Candu Kekuasaan dan Upaya Kangkangi Konstitusi
Perempuan Dalam Politik Indonesia
Meninggalkan “Ngayah”, Melupakan Identitas
Tags: balipemimpin balitransportasitransportasi publik
Previous Post

Aspek-aspek Penting dalam Tata Kelola Manuskrip Lontar

Next Post

Cepat Terampil “Sor” dan “Singgih” Bahasa Bali

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Cepat Terampil “Sor” dan “Singgih” Bahasa Bali

Cepat Terampil “Sor” dan “Singgih” Bahasa Bali

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co