9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Alam Bali Tidak Baik-baik Saja? Baca Lontar Bhuwana Purana

Nyoman BudarsanabyNyoman Budarsana
February 24, 2025
inBudaya
Alam Bali Tidak Baik-baik Saja? Baca Lontar Bhuwana Purana

I Nyoman Wahyu Angga Budi

RUSAKNYA alam karena rusaknya manusia. Rusaknya alam itu dimulai dari rusaknya manusia.

“Nah, pemikiran untuk mengupas Lontar Bhuwana Purana ini sebagai pengendang manah (pencerahan) untuk membangunkan orang yang sedang tertidur untuk bersama-sama ikut menghadapi keberadaan dunia saat ini,” kata  I Nyoman Wahyu Angga Budi.

Wahyu Angga Budi Santosa adalah praktisi Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Ia berbicara dalam Widyatula (Seminar) Bulan Bahasa Bali (BBB) VII tahun 2025 di Gedung Kesirarwana, Taman Budaya Provinsi Bali, Minggu 23 Pebruari.

Dalam seminar itu Wahyu membedah Lontar Bhuwana Purana secara tuntas ditemani Made Ari Dwijayanti, dosen STHAN Mpu Kuturan Singaraja selaku moderator.

Bedah lontar ini diikuti oleh para siswa dan guru SMA dan SMK, mahasiswa dan penyuluh Bahasa Bali. 

Wahyu mengatakan, lontar Bhuwana Purana pada intinya memberi timbang pandang kepada masyarakat dan pemangku kepentingan, tentang bagaimana mengelola alam. Sebuah etika lingkungan dalam menjaga hubungannya dengan lingkungan.

“Sebagai tata bahasa Bali, kita di Bali sesungguhnya sudah memiliki cara menghadapi lingkunagan itu, tetapi tidak ada yang ngeh (sadar),” kata Wahyu.

Narasi yang ada dalam lontar itulah yang disampaikan kepada mereka yang berkempetingan yang dalam hal ini para peserta, selain bisa sampai kepada pemangku kepentingan.

“Ini bukan intervensi terhadap kebijakan, tetapi sebagai timbang pandang dalam setiap keputusan yang akan dibuat oleh pemangku kebijakan itu. Kita sebagai orang awam, harus mempertimbangkan bagaimana alam itu akan meresponnya,” ujar Wahyu.

Environmental ethics (etika lingkungan), kata Wahyu,  adalah suatu gaya bahasa baru, tetapi terkadang gagap dan gugup ketika menghadapi masalah lingkungan itu. Seolah-olah orang Bali tidak mempunyai narasi atau tidak mempunyai cara untuk menghadapi masalah lingkungan dan masalah manusia, seperti itu.

“Kalau saja kita menelusuri lebih dalam teks seperti itu, kita bisa melihat dalam Lontar Bhuwana Purana itu sendiri,” kata dia.

Wahyu Angga Budi Santosa (kanan) bersama Ari Dwijayanti dalam Widyatula (Seminar) Bulan Bahasa Bali (BBB) VII tahun 2025 di Gedung Kesirarwana, Taman Budaya Provinsi Bali | Foto: Bud

Di dalam lontar itu ada timbang pandang dan timbang pemikiran, bahwa lontar itu tidak hanya sekedar berisi ritual. Artinya, begitu menghadapi musibah ujung ujung menjadi ritual.

Padahal, dalam lontar khususnya Bhuwana Purana itu ada cara untuk menghadapi masalah lingkungan, masalah bumi, juga malasah manusia selain dari sekegar ritual.

“Saya pikir, Lontar Bhuwana Purana ini sebagai cara untuk menghadapi lingkungan Bali yang tidak baik-baik saja,” tegasnya.

Kalau menterjemahkan Lontar Bhuana Purana itu, adalah bhuana yang berarti alam dunia dan purana itu adalah kisah, sehingga Bhuwana Purana itu bisa dikatakan kisah tentang dunia.

“Lalu, kapan lontar ini dikarang dan siapa pengarangnya, itu tidak bisa dikatakan secara spesifik. Hanya saja bisa merefleksikan dari tipikal tulisannya dari kutipan-kutiapan yang disematkan dalam lontar itu sendiri, sehingga Lontar Bhuwana Purana itu ada kaitannya dengan Upanisad, Wasista Tatwa, Upanisad Wajra dan Sucitra Upanisad,” jelasnya.

Artinya, lanjut Wahyu, pemikiran ini sudah cukup tua, ditandakan dengan teks ini yang bukan hanya menggunakaan Bahasa Jawa Kuno, tetapi bercampur bahasa Sansekerta.

“Hanya saja, Lontar Bhuwana Purana ini memiliki ciri lahir di Nusantara yang salah satu cirinya paling mencolok adalah penggunaan bahasa Sansekerta Nusantara yang berbeda dengan Sansekerta standar,” kata Wahyu.

Saat ini, Lontar Bhuwana Purana ada di Gedung Kertya Singaraja dan ada di Pusat Dukomentasi Kebuadayan Bali, serta ada pula yang sudah dialih aksarakan.

Tanggapan Anak-anak Muda

Bedah lontar yang berlangsung hampir empat jam itu mendapat respon dari mahasiswa dari jurusan Bahasa Bali, para guru serta para penyuluh Bahasa Bali. Hal itu dibuktikan dengan berbagai pertanyaan yang diajukan mereka untuk mengetahui isi, fungsi, manfaat lontar secara lebih mendalam. Lalu, berbeda halnya dengan para siswa setingkat SMA dan SMK yang jumlahnya lebih banyak dari para penyuluh dan mahasiwa itu.

Putu Yunita Suryawati, siswi kelas 11 dari SMA Negeri 3 Kuta Selatan itu mengatakan, acara bedah lontar ini menjadi wawasan dan pengetahuan baru bagi dirinya dan siswa-siswi lainnya khususnya ditingkat SMA dan SMK. Tetapi, dari penyampaian narasumber itu sedikit sulit untuk dipahami karena full mengunakan bahasa Bali halus.

“Jujur, kami kurang mengerti bahasa Bali halus. Mungkin materi ini bisa disampaikan dengan bahasa yang dicampur dengan bahasa Indonesai atau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesai agar kami mudah memahami tentang isi dari acara bedah lontar itu,” kata Putu Yunita.

Memang ada beberapa yang dipahami, tetapi lebih banyak yang tidak dipahami karena menggunakan Bahas Bali sor singgih itu. Mungkin saja informasi yang disampaikan itu sudah lengkap dan bermanfaat bagi siswa-siswi sebagai upaya melestarikan budaya Bali, tetapi dirinya yang teradang mengerti dan terkadang tidak.

“Tapi, kami sangat yakin, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai generasi penerus, tetapi sayangnya memahami sedikit-sedikit,” lanjutnya.

Menurut Yunita, acara bedah lontar itu dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang sangat penting bagi anak muda di jaman sekarang. Kegiatan ini akan menumbuhkan rasa keingintahuan terhadap isi lontar yang lain, sehingga warisan budaya itu tidak hilang alias punah.

“Kalau bisa, diisi selingan apaan gitu, sehingga kami tidak ngantuk. Apalagi, waktunya lebih dari 3 jam, jangan diisi ngomong terus deh,” pintanya.

Wahyu Angga Budi Santosa (kanan) bersama Ari Dwijayanti penerima piagam seagai pembicara dan moderator dalam Widyatula (Seminar) Bulan Bahasa Bali (BBB) VII tahun 2025 di Gedung Kesirarwana, Taman Budaya Provinsi Bali | Foto: Bud

Hal sedana juga dikatakan I Wayan Septian Adisuwarna siswa dari SMA Negeri 5 Denpasar, yang mengatakan kegiatan ini sangat baik dan bagus untuk mendidik anak-anak muda tentang budaya dan warisan leluhur yang sangat unik. Terlebih, saat ini perkembangan globalisasi begitu cepat, maka anak-anak muda Bali penting memahami dan mengerti budaya sendiri.

“Dengan seminar ini, mungkin bisa menarik minat siswa-siswa dengan lontar. Sayangnya, tidak semua mengerti yang disampaikan narasumber, karena seluruhnya menggunakan bahasa Bali” akunya polos.  

Septian mengaku hanya mengerti sedikit-sedikit saja, karena semuanya menggunakan Bahasa Bali sesuai sor singgih basa.

“Tetapi, ada teman kami yang bukan orang Bali, lalu bagaimana mereka bisa mengerti maksud dari lontar itu. Kalau boleh usul, materinya bisa disampaikan pula dengan bahasa Indonesia atau ada penerjemah, sehingga bisa lebih mengerti dan ini menjadi ajang pembelajaran Bahasa Bali juga,” kata Septian. [T]

Reporter/Penulis: Budarsana
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Menggali Khazanah Rempah dalam Lontar Bali: Usadha, Gandha, dan Boga
LONTAR SANGHYANG WIDHI DI GEDONG KIRTYA
IGA Darma Putra: Lontar Dharma Kauripan untuk Mengenal Alam Sebagai Penyuplai Bahan Banten
Menebak Karakteristik dari Penampilan Fisik: Catatan dari Lontar Pawetuan Jadma
Prof Raghu Vira Sahabat Bung Karno, Pakar Lontar Nusantara
Tags: alambaliBulan Bahasa Balilingkunganlontar
Previous Post

Lenguh Suara Keledai yang Dungu

Next Post

Meningkatnya Individualism yang Mengalahkan Nilai Komunalisme Arsitektur di Bali Hari Ini

Nyoman Budarsana

Nyoman Budarsana

Editor/wartawan tatkala.co

Next Post
Meningkatnya Individualism yang Mengalahkan Nilai Komunalisme Arsitektur di Bali Hari Ini

Meningkatnya Individualism yang Mengalahkan Nilai Komunalisme Arsitektur di Bali Hari Ini

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co