25 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ilusi Waktu dan Realitas Kemiskinan

Kim Al Ghozali AMbyKim Al Ghozali AM
December 31, 2024
inEsai
Ilusi Waktu dan Realitas Kemiskinan

Ilustrasi tatka;a.co | Rusdy

TAHUN berganti. Dari milenium ke milenium, abad ke abad, hingga detik yang bergulir tanpa henti, manusia sering kali menganggap pergantian waktu sebagai sesuatu yang monumental. Namun, bagi banyak orang, pergantian tahun hanyalah ilusi, penanda yang tidak membawa perubahan berarti dalam hidup mereka. Masalah-masalah yang mereka hadapi tetap sama, tak peduli apa yang tertulis di kalender. Persoalan orang-orang miskin, misalnya, tetap berkutat pada hal-hal elementer: besok makan apa? Bagaimana cara membayar hutang yang menumpuk? Bagaimana bertahan di hunian-hunian kumuh sambil terus membanting tulang agar tetap hidup?

Di sudut-sudut kota, di balik gedung-gedung pencakar langit yang berkilauan, ada kehidupan lain yang tersembunyi. Hunian-hunian kumuh, penuh sesak dengan mereka yang setiap hari berjuang untuk bertahan hidup. Resolusi mereka tidak seperti kebanyakan orang yang membayangkan tubuh lebih sehat, karir lebih cemerlang, atau perjalanan ke tempat eksotis. Resolusi mereka adalah memastikan hari ini ada makanan di atas meja dan esok tidak perlu menggadaikan barang-barang terakhir yang mereka miliki untuk bertahan hidup. Tahun baru, bagi mereka, hanya sekadar momen lain yang menegaskan perjuangan mereka masih panjang.

Penyair Afrizal Malna pernah menggagas sebuah pameran kemiskinan untuk menyambut milenium 2000. Dalam gagasannya, Afrizal menyampaikan realitas pedih: bagi orang-orang miskin, hidup bukan tentang merencanakan masa depan yang panjang, bukan pula tentang mimpi-mimpi besar atau harapan yang megah. Hidup adalah manajemen darurat, sebuah keberlangsungan informal dalam kegentingan hari ini dan esok. Orang-orang miskin tidak hidup dalam proyeksi masa depan yang cerah, melainkan dalam situasi genting yang terus-menerus menekan.

Sementara itu, mereka yang hidup berkecukupan atau lebih sering kali larut dalam euforia perayaan tahun baru. Dentuman kembang api, gelak tawa, dan sorak-sorai memenuhi udara malam. Mereka membuat resolusi, merancang perjalanan, atau membeli barang-barang mahal sebagai hadiah untuk diri sendiri. Bagi mereka, waktu adalah peluang untuk perencanaan, untuk resolusi. Namun, realitas ini jauh dari kehidupan orang-orang yang setiap harinya dihantui oleh ketidakpastian. Ilusi pembagian waktu yang terstruktur, dengan pergantian tahun sebagai simbol pembaruan, hanya relevan bagi mereka yang sudah melewati persoalan-persoalan elementer seperti makan dan bertahan hidup.

Kemiskinan, seperti yang diungkapkan Afrizal, adalah penjara yang membatasi bukan hanya fisik, tetapi juga pikiran dan imajinasi. Mereka yang terjerat kemiskinan sering kali tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan hal-hal besar atau bermimpi jauh ke depan. Ketika kebutuhan dasar tidak terpenuhi, bagaimana seseorang bisa memikirkan pendidikan, karir, atau masa depan? Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, sebuah lingkaran setan yang sulit dipecahkan.

Namun, kita sering kali terjebak dalam narasi yang menyederhanakan kemiskinan. Banyak orang melihatnya sebagai hasil dari kurangnya kerja keras atau kesalahan individu semata. Padahal, kemiskinan adalah masalah sistemik yang jauh lebih kompleks. Orang-orang miskin sering kali “digilas sistem,” seperti yang disebutkan di awal. Mereka bekerja keras, bahkan lebih keras daripada banyak orang yang hidup nyaman, tetapi tetap tidak mampu keluar dari jerat kemiskinan. Sistem ekonomi yang tidak adil, kurangnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta diskriminasi struktural adalah beberapa faktor yang memperkuat jerat ini.

Penting untuk menyadari bahwa kemiskinan tidak hanya berdampak pada individu yang mengalaminya, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Ketika sebagian besar populasi hidup dalam kemiskinan, potensi bangsa menjadi terhambat. Ketimpangan sosial yang mencolok menciptakan ketegangan dan konflik, menghancurkan kohesi sosial yang seharusnya menjadi fondasi sebuah masyarakat.

Apa yang bisa kita lakukan? Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa kemiskinan bukanlah sebuah takdir, melainkan hasil dari pilihan-pilihan kebijakan dan struktur sosial yang ada. Solusinya memerlukan perubahan mendasar, mulai dari kebijakan ekonomi yang lebih adil hingga investasi besar-besaran dalam pendidikan, kesehatan, dan perumahan. Di sisi lain, solidaritas sosial juga memainkan peran penting. Kita perlu membangun rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, tidak hanya dengan memberikan bantuan sementara, tetapi juga dengan mendukung perubahan struktural yang memungkinkan setiap orang untuk hidup layak.

Pergantian tahun sering kali menjadi momen refleksi dan harapan. Namun, mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat akan mereka yang tidak memiliki kemewahan untuk bermimpi panjang. Mereka yang hidup dalam “manajemen darurat” layak mendapatkan lebih dari sekadar belas kasih. Mereka layak mendapatkan sistem yang adil, kesempatan yang setara, dan kehidupan yang layak. Tahun baru, dengan segala ilusi waktu yang menyertainya, seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Afrizal, dengan ide pameran kemiskinannya, mengajak kita untuk melihat realitas yang sering kali kita abaikan. Kita perlu mempertanyakan: apa artinya kemajuan jika sebagian besar masyarakat kita masih hidup dalam ketidakpastian dan penderitaan? Pergantian tahun, pada akhirnya, adalah tentang bagaimana kita berkontribusi untuk perubahan. Dan perubahan itu tidak akan datang hanya dengan resolusi pribadi, tetapi dengan aksi kolektif untuk menciptakan sistem yang lebih adil bagi semua.

Maka, mari jadikan tahun baru ini sebagai momen untuk berkomitmen, bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada mereka yang suaranya sering kali tidak terdengar. Karena resolusi terbaik adalah yang membawa perubahan nyata, bukan hanya bagi individu, tetapi bagi masyarakat secara keseluruhan. [T[

BACA ARTIKEL LAIN DARIKIM AL GHOZALI

Apa Tantangan Arsitektur di Bali Saat ini dan Masa yang akan Datang?
Guyon dan Relasi Kuasa dalam Pergaulan: Antara Keakraban dan Penghinaan
Mencermati Tren Pariwisata Indonesia 2025
Tags: ilusikemiskinantahun baruwaktu
Previous Post

Perjalanan di Tahun 2024: Pelajaran Sebagai Pondasi untuk Melangkah di Tahun 2025

Next Post

Politik Pertanahan yang Mementingkan Penanaman Modal — Refleksi Setahun Pemberlakuan UU Cipta Kerja

Kim Al Ghozali AM

Kim Al Ghozali AM

Penulis puisi, prosa, dan esai. Ia memulai proses kreatifnya di Denpasar, dan kini mukim di Surabaya.

Next Post
Politik Pertanahan yang Mementingkan Penanaman Modal — Refleksi Setahun Pemberlakuan UU Cipta Kerja

Politik Pertanahan yang Mementingkan Penanaman Modal --- Refleksi Setahun Pemberlakuan UU Cipta Kerja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more

Saatnya Pertanian Masuk Medsos

by I Wayan Yudana
May 24, 2025
0
Saatnya Pertanian Masuk Medsos

DI balik keindahan pariwisata Bali yang mendunia, tersimpan kegelisahan yang jarang terangkat ke permukaan. Bali krisis kader petani muda. Di...

Read more

Mars dan Venus: Menjaga Harmoni Kodrati

by Dewa Rhadea
May 24, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DI langit malam, Mars dan Venus tampak berkilau. Dua planet yang berbeda, namun justru saling memperindah langit yang sama. Seolah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co