29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ni Ketut Cita, Alam Memberkatinya Sebagai Pelari dan Hidup Memberinya Medali Emas

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
October 6, 2024
inPersona
Ni Ketut Cita, Alam Memberkatinya Sebagai Pelari dan Hidup Memberinya Medali Emas

Ni Ketut Cita | Foto: tatkala.co/Son

SEKITAR tahun 2007, Ni Ketut Cita masih kecil. Ia diguncang kebingungan yang hebat, karena setahun lagi ia akan tamat sekolah SD, dan kedua orang tuanya angkat tangan sebab keuangan keluarga—tak mencukupinya agar dirinya juga bisa tamat di SMP.

Hidup benar-benar meliuk, menanjak—di depannya. Ia tak berhenti di tanjakan pertama sebagaimana rumahnya di atas bukit, di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Tapi setahun lagi hidup membuka tabir rahasianya sendiri yang lebih dalam dan menukik barangkali. Tapi sebelum itu akan tiba, ia menjemputnya lebih dulu dengan menjadi buruh kecil yang aktif.

Dari mulai menjadi buruh pengangkut jagung, dan buruh-buruh lainnya yang ia anggap mampu ia kerjakan kala panen raya atau tidak sedang panen raya. Uang ia terima setelah bekerja, dan kerja keras membawanya sebagai penabung yang baik agar bisa melanjutkan sekolah.

 “Setelah tamat itu, ternyata (uang hasil kerja) itutak terpakai. Saya disuruh saja masuk SMP oleh guru di sana secara gratis, tanpa bayar, hanya karena saya pernah kerja (menjadi buruh) di tempat pak gurunya itu. Ia merasa kasian kepada saya,” cerita Ni Ketut Cita.

Siapa Ni Ketut Cita sehingga kisah hidupnya layak untuk kita dengar dan kita baca?

Ni Ketut Cita—atau mari kita panggil ia dengan nama Cita—adalah peraih medali emas pada ajang Pekan Olah Raga (PON) tahun 2024 di Sumatra Utara-Aceh. Medali emas itu ia raih bukan secara kebetulan. Ia melewati proses cukup panjang.

Saya menemuinya di Kedai kopi Dekakiang, 27/September 2024. Dan ia bercerita panjang tentang masa kecilnya hingga ia menjadi atlet dan meraih medali emas di PON.

Ni Ketut Cita saat ngobrol di Kedai Dekakiang Singaraja | Foto: tatkala.co/Son

Cita adalah atlet atletik dibawah naungan KONI Buleleng. Pada PON 2024 di Sumut-Aceh, Cita menyabet medali emas, dan mengingat masa kecilnya, dimana hidup menempanya—melatihnya sebelum menjadi sang juara sekarang.

Mengingat itu semua, ia menepati “kaul” dengan berjalan dari Bedugul-Singaraja sepulang dari PON di Sumatra Utara, sebagaimana jalan itu, katanya, adalah saksi bisu dirinya sampai di posisi kemenangan ini. Dan kaul adalah caranya merayakan dengan suka cita.

Cita adalah representasi perempuan yang tangguh. Berangkat dari latar belakang orang tua yang tidak mampu secara ekonomi, tak ada kemalasan yang hinggap sejengkal pun di kepadanya.

“Orang tua saya buruh tani. Dan bahkan, saya juga ikut menemai orang tua saya bekerja. Dari SD, saya ikut. Bahkan ketika pulang sekolah, ketika teman-teman sudah di jalan, saya sudah balik—membawa cangkul. Mau ikut kerja kaya begitu. Jadi karena latar belakang yang susah banget dulu,” kata Cita dengan wajah melankolis mengingat masa kecilnya.

“Rumah saya, barangkali bisa dikatakan kubuk. Atap rumahnya tuh terpal, lho. Bahkan 2014 masih kaya begitu. Gak ada listrik. Terus dindingnya itu papan, lantainya tanah. Terus itu tanah orang lagi,jadi kita tinggal di tanah orang (di Pancasari),” katanya memberi jeda.

“Makanya, kenapa jalan di situ (memenuhi kaul) itu sebenarnya, karena sejarahnya di sana gtiu. Sedih banget,” lanjutnya.

Alam Memberkatinya sebagai Pelari, dan Hidup Memberinya Bonus 15 juta dan lain-lain

Selain seorang pejuang, penakluk hidup, Cita juga ternyata seorang pengingat yang baik soal jasa—siapa saja yang menolongnya di fase susah. Dan tentu, ini adalah kelebihan dari sesosok Cita selain terampil berlari sangat cepat dengan jarak beratus-ratus meter. ”Guru SMP!” sebut Cita, mengingat sesosok itu.

“Dulu guru SMP memperhatikan saya. Kalau seandainya guru itu gak terlalu peduli, ungkin nggak sampai di titik ini saya sebagai pelari,” katanya.

Di waktu sekolah SMP, Cita—diarahkan oleh guru SMP untuk ikut lomba atletik, bagian lari—karena ia dipandang sangat terampil, gesit dan ulet juga sebagai seorang siswi. Ia dinilai memiliki semangat yang tinggi di bidang olahraga di antara teman-temannya yang lain.

Ini bukan tanpa sebab, naik turun bukit—membentuknya mejadi pelari yang cepat. Setiap hari, demi mendapatkan uang saku dan uang tambahan untuk keluarga, ia mesti membantu tetangga. Menggarap ladang, membawa pupuk, mengambil air dan apa saja. Ia selalu mengiyakan permintaan dari orang-orang yang membutuhkan jasanya.

Ni Ketut Cita bersama atlet lain dalam acara pemberian bonus oleh Pemkab Buleleng | Foto: tatkala.co/Son

Sepulang sekolah sekitar pukul 01.00 wita kala itu, ia tidak langsung pulang. Cita justru bekerja terlebih dahulu, atau mengambil air minum ke tengah hutan. Setelah menyelesaikan tugasnya itu, barulah ia pulang. Ia akan sampai di rumahnya sekitar pukul 15.00 wita.

“Berangkat sekolah pagi-pagi bawa jirigen. Nanti jirigennya disangkutkan dulu di pagar tegalan. Pulangnya baru diambil, langsung cari air. Itu untuk air minum,” cerita Cita.

Cita melakukan itu dengan senang. Setiap hari, bertahun-tahun, hingga terbiasa. Suatu hari, Guru olahraganya meminta Cita berkeliling sebanyak 2 kali putaran dengan waktu beberapa menit. Cita menurut. Ia melakukannya dengan baik. Tiba-tiba didaftarkan untuk ikut lomba lari.

Tapi, walaupun—secara tiba-tiba itu, putri terbaik dari I Ketut Sumatera dan Ni Wayan Widiasih langsung menang. Sejak saat itulah Cita dilatih dengan serius oleh sang guru. Dan juga berkat kesehariannya yang keluar masuk hutan, naik turun bukit—menambah Cita memiliki kekuatan kaki yang, selain kuat juga gesit. Tentu, secara tidak langsung ia telah dilatih oleh alam sebelum akhirnya bertemu dengan pelatih professional sekarang.

Kini Ni Ketut Cita, yang lahir 31 Desember 1991 itu telah menjadi atlet atletik, spesialis pelari jarak 800 meter setelah menyabet kejuaraan di PON 2024 mewakili Bali. Dari sabetan Medali Emas, ia mendapat 15 Juta dari Pemerintah Buleleng, dan tentu, belum lagi yang di Provinsi. Asik.

Selamat Ka Cita. Lari, terbang—merdeka! Jangan lupa klaim bonusnya dan tetaplah bersahaja. Saya siap masuk kedaftar Cita Lovers dan mengacungkan jempol sepanjang Kak Cita lari. Hehe.. [T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Meisya Tiarani, Siswa SMAN 1 Singaraja, Juara Pencak Silat Porjar Bali 2024: Hasil Perjuangan Bertahap
Di Selasar Pensiun Rezza Kancil, Pembalap Road Race Legendaris Asal Buleleng
Barraq Lanang Budiman, Pemanah Cilik dengan Segudang Prestasi
Lovely Shira Aurelia, Gadis Penembak dari Kampung Kajanan
Kadek Adi Asih, “Kartini Desa” yang Menaklukkan Tebing dengan Bonus 121 Juta
Tags: atletikbulelengKONI Bulelengolahragaolahraga atletik
Previous Post

Shopping Puisi di Malioboro

Next Post

Setelah 76 Tahun, Cabor Tenis Meja Bali Akhirnya Meraih Emas di PON 2024

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Setelah 76 Tahun, Cabor Tenis Meja Bali Akhirnya Meraih Emas di PON 2024

Setelah 76 Tahun, Cabor Tenis Meja Bali Akhirnya Meraih Emas di PON 2024

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co