Padi Tujuh Belas Hari
Bubur tabah
Putih tanpa rasa
Lima penjuru
Akar akar tumbuh
Kuat menggenggam tanah
Misal hidup lebih lama
Tujuh belas ke tiga puluh lima
Hitung-hitunglah
Air-air menyusup batang
Padi padi tujuh belas hari
Ingat ingat pada dirinya
(Adaptasi dari lontar Dharma Pamaculan 3b-4a)
Kukung
Kukung, Kukung, Kukung
Tepung tawar terbang
Daun daun hijau diruapkan
Benang benang diikatkan
Pada padi padi dewasa
Direstuinya cinta meraka
Padi perempuan padi laki
Dalam rumpun semai
(Adaptasi lontar Dharma Pamaculan 5a-)
Kayu Padi
Bila masuk bulan kelima
Kuning itu bunga-bunga: kayu mas
Kembali ke bulan ketiga
Kembang sepatu merah
Puja-puji bhatara
Sembilan arah, sembilan warna,
Dua belas musim berganti
Bermula tanah basah
Cangkul cangkul dihentakkan
Rata tanah, rata air, rata langit
Semai benih
Padi tanam
Purnama lewat menuju redup
Bulan mati
Tua padi
Tertawa abadi
(Adaptasi dari lontar Dharma Pamaculan 1b-3b)
- Puisi-puisi ini ditulis dalam rangkaian acara Singaraja Literary Festival 2024 dengan tema Dharma Pamaculan — Energi Ibu Bumi