BERBICARA tentang hubungan tanaman dalam pembelajaran seni rupa masih dapat dibilang erat. Ragam hias misalnya, dapat menerapkan tanaman sebagai objek yang dihias menjadi motif-motif yang beragam. Tumbuhan memberi banyak kemudahan dalam praktek berkesenian.
Selain ragam hias, ada banyak hal dari tanaman yang bisa diterapkan untuk dijadikan bahan berkesenian. Salah satunya, grafis cetak tinggi seperti yang telah siswa SMPN 3 Sukasada lakukan. Siswa dalam pelajaran seni rupa mencetak tekstur daun menjadi karya seni.
Ada juga pewarna alami dari kandungan warna pada tumbuhan sehingga dapat dimanfaatkan untuk berkarya seni.
Jadi, kelestarian dan keberagaman tanaman yang tersedia di lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran seni rupa, terutama pada praktek.
Memang, perkembangan teknologi juga dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, mencari gambar tanaman di internet kemudian mengubahnya menjadi ragam hias misalnya, namun kebanyakan siswa kebingungan ketika mendapati begitu banyaknya gambar yang diberikan, bahkan bukannya berkreasi dan berinovasi, siswa dimanjakan dengan hasil karya yang sudah jadi. Sehingga proses mencipta sebuah karya seni original tidak dapat tercapai. Mereka lebih terlena untuk mencontoh gambar ragam hias yang ada.
Selain ragam hias, grafis, dan pewarna alami, pada kurikulum merdeka saat ini, ada materi gambar ilustrasi yang dikaitkan dengan mata pelajaran lain. Semua mungkin sudah mengetahui apa itu gambar ilustrasi.
Ya, gambar yang mengilustrasikan sebuah cerita. Gambar Ilustrasi adalah sebuah gambar yang dapat menjelaskan suatu naskah cerita atau narasi dari sebuah kejadian ataupun peristiwa. Gambar ilustrasi dapat berupa beberapa objek, manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam materi ini, bisa dilakukan dua arah, ada gambar kemudian diceritakan atau ada cerita kemudian digambarkan.
Gambar ilustrasi jahe
Daun sirih
Daun sirih
Dalam prakteknya untuk siswa, yang paling mudah diterapkan adalah membuat gambar ilustrasi dengan objek tumbuhan. Faktor yang membuat tumbuhan menjadi objek yang paling mudah dibuat adalah objeknya diam dan mudah untuk memperhatikan detailnya.
Berbeda bila objeknya manusia dan hewan, ketika digambar langsung akan kesulitan karena objek susah untuk diam. Memang dapat memanfaatkan gadget untuk mencari gambar-gambar yang ingin dibuat, namun akan berbeda ketika siswa diajak untuk melihat langsung dan memperhatikan objek dengan seksama.
Dalam mengkaitkan dengan mata pelajaran lain, siswa diberikan kebebasan sesuai kemampuan mengkaitkannya. Siswa diajak untuk keluar kelas, memperhatikan tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah, memperhatikan dan mulai menggambar detail demi detail tanaman yang dipilih.
Dengan begitu, siswa mengetahui dengan jelas ciri-ciri dan detail tanamannya. Dalam proses menggambar, siswa tidak disarankan untuk memetik maupun menyakiti tumbuhan, bertujuan agar tumbuhan tetap hidup dan dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.
Telang
Telang
Lidah buaya
Setelah gambar selesai, siswa membuat narasi/cerita dari objek yang dibuat. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan literasi mereka, mencari informasi dan menuliskannya. Ketika siswa ingin mengkaitkan dengan pelajaran lain, siswa bisa memilih sesuai kemampuannya. Mengkaitkan dengan mata pelajaran IPA misalnya, siswa memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pelajaran IPA, seperti cara berkembang biak, jenis, iklim yang cocok, hingga kandungan vitamin pada tumbuhan tersebut.
Ketika siswa mengkaitkan dengan pelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat mengisi puisi terkait gambar tumbuhan yang dibuat. Begitu juga dengan pelajaran lain, bisa dikait-kaitkan pula.
Tanaman usadha
Saya yang masih belum bisa move on dari Seminar Khazanah Rempah pada Singaraja Literary Festival 2024 bulan lalu, menginstruksikan kepada siswa agar dalam membuat narasi agar diisi manfaat untuk kesehatan. Misalnya narasi tentang tanaman yang dimanfaatkan sebagai usadha atau obat-obatan. Alhasil siswa lebih terfokus untuk memanfaatkan Tanaman Obat Sekolah (TOS) sebagai objek untuk praktek mereka.
Pemanfaatan TOS berjalan, penyebaran pemahaman baru terkait tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk obat juga bisa terlaksana dengan baik walau di pelajaran seni rupa yang tentunya cukup jauh dari pengetahuan obat dan tanaman.
Siswa mulai mencari informasi terkait tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan. Setidaknya guru tidak harus mengumpulkan mereka dan memberikan materi tentang tanaman obat, bisa diselipkan di mata pelajaran.
Binahong
Bawang merah
Kunyit
Kini siswa dapat mencari informasi tersebut baik melalui internet maupun menanyakan langsung pada teman dan anggota keluarga dirumah, ini akan lebih efesien karena mereka mencari sendiri dan menemukan, akan lebih melekat di ingatan mereka. Yang terpenting usaha untuk mengetahui sudah berjalan lancar.
Disamping mereka bisa mendapat informasi sendiri, mereka juga bisa berbagi. Mempresentasikan di depan kelas informasi-informasi yang mereka dapatkan sesuai tanaman yang mereka buat. Saling transfer informasi, kemudian saling memberikan masukan terkait gambar dan objek serta narasi yang dibuat.
Mereka bukan hanya mendapat informasi terkait tanaman yang mereka buat saja, melainkan banyak informasi tanaman dari teman-teman mereka. Mereka akan lebih kaya informasi terkait tanaman dan manfaatnya.
Ada banyak jalan untuk mendekatkan usadha kuno kepada generasi milenial masa kini. Dengan mereka tahu kalau tanaman banyak manfaatnya, diharapkan muncul kesadaran untuk menjaga dan melestarikan serta membudidayakan tanaman dengan beribu manfaat, baik kesehatan hingga bidang kesenian. Bekal minim yang didapat di sekolah, ketika terus menerus diberikan dan dipupuk akan berbekas dan dapat diterapkan di masyarakat nantinya. Tergantung niat kita sebagai guru, mau atau tidak memupuk bekal minim yang kita tanamkan pada siswa terkait manfaat tanaman, sehingga nantinya mereka bisa memetik dan memanen hasil dari benih yang kita tanam dan menikmatinya. [T]
BACA artikel lain dari penulisSUSILA PRIANGGA