9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sastra yang Mengasuh

Indah DarmastutibyIndah Darmastuti
August 22, 2024
inEsai
Sastra yang Mengasuh
  • Artikel ini adalah materi dalam panel diskusi “Perempuan, Lingkungan, dan Segala tentang Dunia”, serangkaian Singaraja Literary Festival (SLF), Sabtu 24 Agustus 2024, di area Museum Buleleng, Singaraja, Bali
  • Artikel ini disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Singaraja Literary Festival (SLF), 23-25 Agustus 2024

***

SEKITAR lima belas tahun lalu seorang teman bertanya kepada saya: selain sebagai hiburan, apa yang didapatkan dari membaca sastra khususnya novel? Saya cukup kebingungan memilih jawab untuk teman yang tidak suka sastra itu. Tetapi dia benar, memang saya mendapatkan kesenangan dari membaca karya sastra, lalu apa lagi selain itu? Waktu itu, saya menjawab apa yang saya pahami bahwa membaca sastra membuat saya mengenali banyak permasalahan dan beberapa model pemikiran karena sebuah karya sastra pasti mengemban kegelisahan penulisnya.

Saya memang menjawab seperti itu, tetapi sebenarnya saya juga meragukan jawaban saya. Lalu dia mengejar dengan pertanyaan susulan, kalau sudah tahu terus bagaimana dan untuk apa? Sampai di sini saya tertegun. Ya, apa yang selama ini saya dapatkan ya? Kemudian dengan nada suara mengapung saya menjawab bahwa membaca karya-karya itu mematik dialog dengan diri sendiri. Seperti yang saya duga, teman itu tidak puas dengan jawaban saya demikian juga dengan saya, saya juga tidak puas dan sejak itu saya mulai mencari.

Tetapi saya membatin, betapa ruginya kalau saya tidak suka pada cerita Mahabharata (Wyasa), Ramayana (Walmiki atau Ratnakara) cerita rakyat juga cerita-cerita detektif remaja atau novel-novel beragam genre. Karena justru dari membaca karya sastra itu saya merasa akrab dengan diri saya. Saya bebas mempertentangkan apa yang saya lihat dengan apa yang saya pikirkan. Saya melakukan pertarungan atau perdamaian dengan diri saya untuk hal-hal yang sepele namun saya akui itu mengubah cara pandang saya terhadap dunia dan lingkungan tempat saya berada.

Saya hanya tamat SMP secara formal. Akan seperti apa jika saya tidak punya cara pandang berbeda? Akan seperti apa jika tidak berjumpa dengan sastra yang memerdekakan pikiran saya? Maksudnya begini: cara pandang umum pasti akan beranggapan bahwa lulus SMP akan menjadi bukan siapa-siapa. Tetapi karena saya cukup akrab dengan sastra sehingga mempunyai cara pandang berbeda, maka saya lupa kalau saya hanya tamatan SMP.

Jadi saya memandang diri saya sendiri dengan pendekatan sastra. Yaitu memahami apa yang terjadi di dunia itu juga butuh imajinasi. Karya sastra dan karya seni lain, seperti patung atau lukis, selain pengetahuan data empiris, pasti ada imajinasi. Saya tidak mendewakan imajinasi, tetapi saya berpandangan bahwa hidup tanpa imajinasi akan menjadi kering dan pucat.  

Beberapa tahun belakangan, sikap teman saya berubah ketika mengikuti aktivitas saya seputar sastra. Saya membentuk tim untuk mengerjakan alih wahana dari teks sastra ke dalam format suara sebagai pemenuhan hak baca bagi difabel netra. Yang saya buat dan rawat bersama tim saat ini adalah sesuatu yang diajarkan sastra kepada saya, yaitu  memahami diri sendiri dan dunia di sekitar kita tanpa meninggalkan imajinasi. Memiliki rasa empati lalu membuat sebuah wadah sebagai ejawantah rasa empati dan imajinasi itu.

 Saya ingin membagi kesenangan bersama teman-teman netra. Saya bergaul akrab dengan mereka, membacakan buku untuk mereka, mengajak bermain dan bincang-bincang apa pun tentang lingkungan dan apa yang terjadi di dunia sejauh yang bisa kami jangkau. 

Memang mengaudiokan teks sastra itu lahir dari pengalaman saya bertemu dengan teman netra penyuka sastra dan mereka ingin mengikuti perkembangannya, tetapi tanpa imajinasi yang meletup-letup di kepala saya, sastra suara itu tidak akan terwujud.

Saya mengimajinasikan bahwa setiap difabel netra akan mudah menikmati karya sastra, mampu berkata-kata dan berpendapat tentang apa yang mereka pikirkan. Sastra mengajak saya melihat lingkungan di sekitar saya, sastra mengajak saya untuk melakukan sesuatu agar teman-teman netra melihat dunia lebih luas lagi.

Persisnya, sastra telah mengantar saya datang kepada mereka enam tahun lalu. Saya ingat beberapa anak ada yang sangat pemalu, ada yang judes, ada yang minder. Enam tahun telah berlalu, kini anak-anak itu sudah tidak lagi minder, mampu bicara dengan tenang, berani tampil dan berkarya sastra.

Saya gembira melihat perubahan itu. Saya merasa seperti seorang ibu yang melihat anak-anaknya tumbuh gigi, lalu takjub ketika mendengar anak-anaknya menyebut kata ibu untuk pertama kali, kegirangan ketika melihat kaki anak-anaknya mulai bisa menapak tanah untuk pertama kali. Kira-kira seperti itu.

Mereka adalah teman-teman yang mengalami diskriminasi, yang mengalami ketidakadilan dalam memperoleh pendidikan, akses ruang publik yang hanya menjadi obyek belas kasihan dan sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu.

Jadi apakah sastra hanya sekadar hiburan? Tidak. Karena saya yaki sastra memampukan seseorang melihat sisi kemanusiaan dan welas asih. Sastra mengajak berempati dan belajar bahwa hidup itu bukan hanya sekadar harus dijalani, tetapi tentang bagaimana kita memilih cara untuk menjalani.

Jalan sastra yang saya pilih akhirnya membantu saya mengenali kebutuhan teman-teman netra tentang akses ruang publik yang menjadi sumber ilmu pengetahuan. Saya mulai membuat uji coba mengajak mereka belajar langsung ke sumbernya. Kami belajar tentang candi, museum, taman, atau gedung-gedung bersejarah dengan cara menyentuh (meraba). Sekali lagi kekuatan imajinasi dibutuhkan dalam memahami dan mempelajari sebuah obyek. Ketika teman-teman netra disentuhkan pada suatu benda, bagaimana mereka akan memhami benda itu kalau tidak dengan imajinasi?

Dari pertemuan langsung dengan sumber-sumber ilmu pengetahuan itu, saya semakin berusaha agar mereka punya hak yang sama untuk mengetahui dunia karena hanya kita orang-orang non-difabel netra lah yang paling pas untuk mewujudkan itu. Teman-teman netra harus dipertemukan dengan banyak orang berbagai lintas disiplin ilmu sehingga mereka bisa ambil bagian dalam lingkar sosial yang luas, tidak melulu di asrama. Itu semua akan terwujud kalau ada kesetaraan, tanpa diskriminasi. Dunia menajdi ruang aman untuk mereka.

Imajinasi atau impian untuk menghadirkan masyarakat dan lingkungan yang setara, paling sederhana adalah membuka ruang-ruang perjumpaan sesering mungkin untuk mereka. Mempertemukan mereka dengan banyak orang, diskusi buku, menyimak pentas musik, film, bahkan teater dan tari. Dari pertemuan-pertemuan itu, akan menimbulkan rasa ingin tahu lalu saling tahu, saling sapa, saling mengerti dan terjadilah penerimaan, kemudian diharapkan mereka bisa berkarya bersama.

Itu seperti yang saya alami. Saya bukan berlatar belakang aktifis difabel. Saya adalah orang yang diasuh oleh sastra. Melalui sastra akhirnya saya mengenal lebih dekat lalu belajar dari teman-teman difabel netra bagaimana cara merawat hidup, merawat harapan. Dunia mereka terbatas, itu jelas. Tetapi imajinasi dan daya juang mereka tak terukur.

Akhirnya saya harus berterima kasih kepada teman saya yang pernah menanyakan apa manfaat membaca sastra selain sebagai hiburan. Sebab pertanyaan itu terus saya renungkan, saya cari jawabannya hingga saat ini. Saat sastra membawa saya di banyak tempat yang sebelumnya hanya berada dalam ruang imajinasi. [T]

BACA artikel lain terkaitSINGARAJA LITERARY FESTIVAL 2024

Tribute to Cok Sawitri: Sitayana, Jirah, dan Percakapan-Percakapan Lainnya
ŚRI TATTWA: DEWI ŚRI & MPU KUTURAN — Merayakan Spirit Kesejahteraan Umat Manusia untuk Melawan Nafsu Kuasa Para Raksasa
Membaca Arsip Pertanian, Membentang Benang Kearifan: Teropong Mitos, Manuskrip, dan Ritus
Parfum Berbahan Rempah: Kearifan Sastra Bermotif Panji yang Belum Banyak Digali
Sains & Fiksi, Puncak Kelindan Fakta dan Imajinasi
Tags: apresiasi sastrasastraSingaraja Literary FestivalSingaraja Literary Festival 2024
Previous Post

Tribute to Cok Sawitri: Sitayana, Jirah, dan Percakapan-Percakapan Lainnya

Next Post

Wiku Tapini

Indah Darmastuti

Indah Darmastuti

Penulis , pendiri Difalitera

Next Post
Wiku Tapini

Wiku Tapini

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co