GURATGURIT 2024 menjadi perayaan sederhana yang spesial, sebab tahun ini secara resmi Gurat Institute dalam naungan payung Komunitas Budaya Gurat Indonesia (KBGI) telah menginjak usia 10 tahun, tema event GURATGURIT 2024 pun telah disepakati tahun lalu dengan hal-hal yang berkaitan dengan arsip, pengarsipan dan pengembangan arsip sehingga dirumuskan dan disepakati pula sebuah judul tema sekaligus sebagai judul pameran yaitu Milpil Arsip.
GURATGURIT konsisten sejak digelar pertama kali mempergunakan istilah-istilah lokal di dalam penamaan sesi-sesinya, bermain dengan terminologi yang tidak terlalu berat atau dengan kata lain mempergunakan istilah Bali lumrah.
Hal itu dilakukan, selain sebagai identitas yang dibangun di dalam GURATGURIT sekaligus dalam upaya membumikan kelokalan Bali, sebagai bentuk oposisi penggunaan istilah seram pasang tempel frasa kata Jawa Kuna ala kampus atau pemerintahan sebagaimana fenomena hari-hari ini yang makin membuat bingung, di lain sisi juga sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum I Gede Gita Purnama Arsa Putra atau Bli Tilem a.k.a Bli Bayu yang turut andil di dalam perumusan dan perhelatan GURATGURIT pertama di tahun 2022.
Edisi Logotype Spesial di GURATGURIT 2024
Satu dekade Gurat Institute, Komunitas Budaya Gurat Indonesia meluncurkan logotype dengan merekonstuksi aksara Kawi Kwadrat tipe Gunung Kawi, Tampaksiring. Ya, Gurat Institute kali ini memandang arsip dari berbagai sisi, tidak hanya rekaman visual, audio visual ataupun suara sebagai dokumen yang dinyatakan dengan istilah arsip, bahwa situs-situs cagar budaya yang bertebaran di Bali juga sebagai arsip dalam lingkup monumen hidup atau living monument.
Kuratorial Nyejer Karya Milpil Arsip | Arsip Gurat Institute 2024
Display Milpil Arsip di Nonfrasa Art Gallery | Arsip Gurat Institute 2024
Sebagai sebuah capaian artistik monumental kebudayaan, aksara Kawi Kwadrat atau aksara Kadiri Kwadrat adalah puncak peradaban aksara dekoratif Nusantara yang juga berkembang pada abad ke-XII di Bali, meski berdasar pada aksara Jawa Kuna standar, akan tetapi pengembangannya memiliki sentuhan rasa artistik yang kuat dan hal inilah yang menyebabkan aksara Kawi Kwadrat menjadi aksara yang menantang untuk dipelajari.
Gurat Institute mencoba merekonstruksi font Kawi Kwadrat Gunung Kawi dengan mencoba berlembar-lembar sketsa awal, hingga diputuskan final sebagai sebuah logotype edisi satu dekade Gurat Institute menggurat prasasti di dalam dunia seni dan budaya visual Indonesia.
Ngorta Geles Tentang Arsip dan Pengembangannya
Ngorta Geles pada GURATGURIT 2024 berlangsung dalam tiga sesi dan dua lokasi. Sesi pertama edisi Ngorta Geles #13 pada tanggal 28 Juli 2024 pukul 13.00 Wita menghadirkan pembicara I Nengah Januarta dan dipandu oleh Sekar Pradnyandari berlokasi di Ruang Antara Studio. Bli Januarta membawa buku-buku yang relevan terhadap judul Ngorta Geles yaitu ‘Pengembangan Arsip Bali Dalam Fotografi’, ia bercerita tentang bagaimana fotografi berperan sewaktu masa kolonial Belanda di Bali yang dipotret oleh fotografer yang mementingkan moment dan juga fotografer yang expert di dalam dunia fotografi melalui setting adegan, elemen-elemen fotografi di analisis dan dijabarkan. Pembicaraan lanjut pada apa yang dikerjakan olehnya melalui Kacunduk Institute dengan menganalisis sekaligus konfirmasi-konfirmasi atau riset pendalaman melalui refrensi-refrensi terkait moment di dalam foto-foto. Selain itu ia menunjukan pengembangan arsip fotografi melalui sistem map yang dielaborasikan dengan site-site foto tersebut diambil pada masa lalu.
Ngorta Geles 15 bersama Aris | Arsip Gurat Institute 2024
Ngorta Geles #14 menghadirkan I Wayan Suarmaja, seorang tokoh muda sekaligus Koordinatos Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali. Sesi ini menjadi sesi ke-2 pada tanggal yang sama dan dimulai setelah sesi diskusi bersama Nengah Januarta selesa, Suarmaja di moderator oleh saya sendiri, hehehe. Tema yang dibicarakan adalah ‘Lontar di Bali dan Fenomena Pengarsipan, ia banyak bercerita tentang pengalaman dirinya maupun pengalaman teman-teman yang terlibat di dalam identifikasi, konservasi, digitalisasi lontar di seluruh Bali.
Berbagai pengalaman unik terkait fenomena pengarsipan lontar terjadi di masyarakat, lontar tenget atau sakral adalah yang paling heboh sebab saking sakralnya hingga tidak pernah atau jarang di buka, apalagi di baca sehingga baru pertama membuka peti penyimpanan lontar hasilnya malah menyaksikan lontar yang rusak, hancur dimakan ngengat, tikus, kencing kecoa. Pengalaman lainnya adalah adanya masyarakat yang kesurupan ketika akan dibuka lontarnya, atau lontar sakral yang digadang-gadang adalah prasasti perjalanan leluhur akan tetapi setelah dibaca ternyata lontar berisi catatan hutang. Memang unik kelakuan masyarakat Bali terhadap pengarsipan lontar yang mereka warisi.
Ngorta Geles 14 bersama Wayan Suarmaja – Arsip Gurat Institute 2024
Ngorta Geles 13 bersama Nengah Januarta | Arsip Gurat Institute 2024
Ngorta Geles #15 menghadirkan Kharisma Adi (Aris) dari Kolektif Serbuk Kayu, Surabaya yang melakukan residensi di Gurat Institute. Dipandu oleh Made Susanta Dwitanaya, Aris mempresentasikan temuan dan risetnya tentang pewarna alam pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024 di Nonfrasa Art Gallery. Aris selama dua minggu berkeliling bersama Made Susanta Dwitanaya untuk bertemu dan belajar langsung dengan tokoh-tokoh pelukis maupun tokoh adat di suatu desa terkait dengan bahan baku pembuatan warna, selain itu ia mencoba mempergunakan bahan-bahan yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat Bali misalkan bunga kamboja, bunga gumitir, hingga bahan warna untuk lukis Wayang Kamasan semisal daun tarum yang mengasilkan warna indigo yang ditemukan formulanya oleh Made Sesangka di Kamasan, Klungkung. Aris membuat berbagai tabel perbandingan warna, semacam membuat moodboard dalam desain visual.
Nyejer Karya Milpil Arsip yang Hectic!
Gurat Institute harus berterima kasih kepada perempuan-perempuan hebat yang bertindak sebagai kurator Nyejer Karya atau pameran, mereka adalah Savitri Sastrawan, Penawati, Sekar Pradnyandari, dan Paramita. Sesuai dengan judul pamerannya yaitu Milpil Arsip, mereka benar-benar mengumpulkan dan mengkonsepkan display pameran, membangun isu sekaligus mampu menjembatani audiens dengan arsip perjalanan selama satu dekade perjalanan Gurat Institute, mereka bertindak sebagaimana kurator dan bekerja secara professional.
Display Milpil Arsip di Nonfrasa Art Gallery | Arsip Gurat Institute 2024
Pameran ini sebenarnya hadir dari tawaran pihak Nonfrasa Art Gallery sejak tahun lalu yang memberikan Gurat Institute ruangan untuk dapat dipergunakan sebagai pameran, pada perbincangan tahun lalu akhirnya mengarah ke pameran arsip di bulan Juli tahun 2024. Dengan adanya support awal berupa ketersediaan ruang melalui tawaran itu akhirnya para kurator mulai merancang konsep ruang sebagai tata display, beberapa kali rapat kecil terjadi di Ruang Antara Studio untuk membicarakan perihal pameran mulai dari arsip apa saja yang akan dihadirkan hingga alur audiens masuk ke dalam dunia Komunitas Gurat Institute melalui display.
Setelah disepakati akhirnya tim kurator mulai bekerja, ada yang mencari arsip digital berupa foto dan video perjalan komunitas GuRAT Institute, ada juga yang mengumpulkan katalog pameran yang pernah ditangangi oleh anggota-anggota komunitas, ada juga mengumpulkan buku-buku yang pernah diterbitkan, selain itu mereka dibantu Vincent Chandra merekam para pendiri komunitas dalam format audio visual mengenai inisiasi lahirnya Gurat Institute dan apa saja suka-duka selama 10 tahun dan bagaimana kemungkinan-kemungkinan kedepannya sebagai sebuah komunitas yang bergerak dalam ranah seni dan budaya rupa.
Poster Nyejer Karya – Milpil Arsip GURATGURIT 2024 Pindah ke Kulidan Space dari Nonfrasa
Pada masa mendekati display, hal yang cukup mengejutkan terjadi, Savitri Sastrawan selaku koordinator kurator mengabari bahwa terjadi gelagat aneh dari pihak Nonfrasa Art Gallery yaitu ada rencana untuk memangkas jangka waktu pameran yang telah disepakati, hal ini disebabkan bahwa Nonfrasa Art Gallery beralasan akan mengadakan showcase karena akan ada kunjungan-kunjungan orang penting dalam medan seni rupa Indonesia berkunjung, sontak Savitri Sastrawan menggali informasi dan mengajukan keberatan sebab segala hal telah direncanakan terutama display arsip yang tidak mudah untuk dilakukan.
Nampaknya terjadi diskusi yang alot antara tim kurator dengan Nonfrasa Art Gallery sehingga dicapai kesepakatan bahwa pembukaan pameran diundur beberapa hari dan proses display dimaksimalkan selama dua hari sampai larut malam. Tim kurator bekerja keras memaksimalkan kerja mereka dibantu oleh kawan-kawan Lingkar Gurat yang dapat membantu sebisa mereka, lewat kerja keras itu maka pameran dapat dibuka pada tanggal 30 Juli 2024.
Display ulang Milpil Arsip di Kulidan Space | Arsip Gurat Institute 2024
Terdapat dua alur utama dalam pameran, yang pertama adalah alur ketika Komunitas Gurat Institute masih sebatas inisiatif atau embrio dari tahun 2013 hingga tahun 2014 yang resmi ditetapkan sebagai tahun berdiri sampai periode 2019 ketika komunitas ini belum mempunyai ruang tetap untuk berkumpul (pra-ruang), alur yang kedua adalah ketika komunitas ini telah memiliki ruang (pasca ruang) yang atas kebaikan I Wayan Suja memberikan hak guna pakai Ruang Antara Studio di Banjar Tubuh, Batubulan sebagai tempat basecamp hingga kini.
Setelah berjalan beberapa hari, tepatnya malam di hari Kamis, 8 Agustus 2024 dan pukul menunjukan 01:12 Wita Savitri Sastrawan mengirim pesan via WA group Gurat Institute. Ia memiliki perasaan yang aneh sekaligus terjadi sesuatu dengan pameran Milpil Arsip di Nonfrasa Art Gallery. Ia berfirasat bahwa Nonfrasa Art Gallery tidak berlaku jujur dan terbuka di dalam komunikasi yang menyebabkan karya-karya Milpil Arsip Gurat Institute telah diturunkan dan diganti oleh karya lainnya secara sepihak, dengan kesal ia meminta kawan-kawan Gurat Institute terutama Made Susanta Dwitanaya untuk mengecek pagi harinya ke Nonfrasa Art Gallery dan benar saja bahwa semua karya dalam Nyejer Karya Milpil Arsip telah diturunkan dan digantikan dengan karya-karya lain tanpa adanya komunikasi dengan pihak kurator ataupun Komunitas Gurat Institute.
Ketegangan pun sempat terjadi baik itu digroup WA maupun di Nonfrasa Art Gallery yang diwakilkan oleh Made Susanta Dwitanaya, dengan demikian, keputusannya adalah tim kurator serta Komunitas Gurat Instatute membawa Nyejer Karya ke Kulidan Space milik Komang Adiarta di Desa Guwang, dengan komunikasi yang dilakukan oleh tim kurator akhirnya seluruh karya dipajang dan ditata ulang di ruangan Kulidan Space pada tanggal 10 Agustus 2024 siang, sebab sore harinya berlangsung acara Marbar Buku yang terjadwal oleh Gurat Institute berkolaborasi dengan Cemeti Institute Yogyakarta.
Marbar Buku ‘Mengingat 25 Tahun Reformasi’
Acara Marbar Buku adalah peluncuran buku sekaligus bedah buku yang berjudul ‘Mengingat 25 Tahun Reformasi, acara ini berlangsung di Kulidan Space dan yang bertindak sebagai pembicara adalah Savitri Sastrawan, Dito Yuwono dan Slinat.
Marbar Buku Mengingat 25 Tahun Reformasi di Kulidan Space | GURATGURIT 2024
Buku ini adalah kumpulan tulisan dan karya-karya seni yang telah dipamerkan sebelumnya dengan judul yang sama, pada buku ini kita diajak untuk menjelajahi cerita-cerita reformasi maupun pasca reformasi tahun 1997-1999 di Indonesia melalui ragam bentuk informasi yang bersifat publik maupun yang bersifat privat, pada buku ini juga adalah sebuah catatan kehadiran anak-anak muda sebagai bentuk refleksi menggali masa lalu, kehadirannya pada masa kini dan memintal masa depan dalam bentuk kritis. Usai acara Marbar Buku juga dilanjutkan dengan sesi kurator tour Nyejer Karya Milpil Arsip GURATGURIT 2024 yang telah dipindahkan dari Nonfrasa Art Gallery ke Kulidan Space, berakhirnya sesi kurator tour juga menjadi penanda bahwa GURATGURIT 2024 telah ditutup secara resmi.
Epilog
GURATGURIT 2024 adalah sebentuk refleksi Gurat Institue, Komunitas Budaya Gurat Indonesia yang telah berjalan selama satu dekade. Terdapat banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam rentang waktu 10 tahun, yang awalnya diniatkan sebagai bentuk komunitas dengan menitik beratkan pada riset dan kuratorial pameran oleh I Wayan Seriyoga Parta, I Wayan Nuriarta, I Made Susanta Dwitanaya, Dewa Gede Purwita, dan I Nyoman Adi Selamet Darmawan berkembang menjadi sebuah lembaga independent dari dukungan Nyoman Erawan, Willy Himawan, I Wayan Sujana Suklu, Rizky Zaelani hingga berkembang lebih luas dengan bergabungnya kawan-kawan seperti Asok Nagara, alm. I Gede Gita Purnama Arsa Putra, Savitri Sastrawan, Sekar Pradnyandari, Penawati, Ketut Nugi, Ida I Dewa Ayu Dwiyanti, Vincent Chandra, Yusuf Faisal (Ucup), Paramita, Gusade, Acok, Dek Wira, dan terbentuk pula Kawan Lingkar Gurat yang selalu mendukung KBGI.
Penutupan Nyejer Karya | Milpil Arsip GURATGURIT 2024 di Kulidan Space
Lebih dari itu, melalui rahim Gurat Institute kemudian lahir Gurat Art Project yang menangani gelaran pameran serupa event organizer hingga membuka payung besar yaitu Komunitas Budaya Gurat Indonesia yang menaungi sekaligus menggandeng kelompok profesi seni seperti Pro-Docs (Video-Film), Penawar Racun (Art Handler), O.Prasi (Komunitas Prasi/Lontar), dan tentu saja tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada keluarga I Wayan Suja serta Ruang Antara Studio atas support ruang basecampnya.
Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu di dalam GURATGURIT 2024 – Milpil Arsip, sampai jumpa lagi dalam GURATGURIT 2025. Puput samapta, Tlas. [T]
Pohmanis, 16 Agustus 2024
Official Logotype GURATGURIT 2024 – Arsip Gurat Institute 2024