29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Majejahitan, Meditasi ala Perempuan Bali

Winar RamelanbyWinar Ramelan
July 18, 2024
inEsai
Majejahitan, Meditasi ala Perempuan Bali

Ilustrasi diolah tatkala dari Canva

RASANYA, setiap perempuan Bali sangat akrab dengan kata “jejahitan” dan “majejahitan”. Jejahitan adalah bentuk fisik dan majejahitan adalah proses membuat atau mencipta.

Tentu saja mereka akrab, karena sedari kecil mereka sudah terbiasa melihat yang namanya jejahitan dan menyaksikan proses majejahitan yang dilakukan di lingkungan rumahnya. Entah oleh ibu, nenek, bibi atau malah oleh kakaknya—bahkan kadang tetanggannya yang diundang untuk membantu membuat jejahitan ketika akan ada upacara

Jejahitan bagi orang Bali, terutama yang beragama Hindu, tentu sebuah keharusan untuk melengkapi ritual keagamaan, terlepas bisa atau tidak bisa membuat jejahitan.

Majejahitan adalah proses menciptakan pelengkap sesaji yang bisa dibuat dari beragam bahan. Bisa dari bahan janur, ental, slepan atau daun kelapa yang tua, dari daun pisang—bahkan daun pisang kering yang disebut kraras pun bisa dipakai. Sekarang yang lagi trend yaitu jejahitan dari busung gibung atau janur Sulawesi.

Tentu bahan-bahan tersebut bisa dibuat menurut kegunaannya sesuai dengan petunjuk tetua yang memang paham tentang bebantenan. Jadi tidak asal membuat, karena dalam membuat prasarana upacara atau untuk persembahyangan sehari hari-hari pun tidak boleh asal atau semau-maunya sendiri. Semua ada aturan mainnya.

Memang tidak bisa dimungkiri, proses majejahitan kadang terasa seperti doktrin. Karena mencakup kedisiplinan dan juga pakem.

Tetapi bagi sebagian perempuan Bali, majejahitan menjadi laku yang menyenangkan. Mereka bisa mengeksplor jiwa seninya dengan menciptakan reringgitan yang beragam hingga membuat jejahitannya terlihat indah.

Bahkan ketika majejahitan mereka seakan sedang meditasi, pikirannya tenang dan fokus. Khusyuk dan menyatu pada apa yang diinginkan, yaitu mempersembahkan yang terbaik untuk Sang Hyang Widhi. Tanpa menghitung untung atau rugi akan waktu, tenaga, dan materi yang telah dikeluarkan.

Tentu saja para perempuan itu tidak serta merta langsung bisa majejahitan. Ada tahapan yang dilaluinya. Awalnya melihat, seiring berjalannya waktu lantas ikut-ikutan, lalu disertakan untuk turut serta, jadilah kebiasaan yang terpola, akhirnya menjadi penggerak.

Majejahitan pun tentu ada proses tahapannya. Ketika masih kecil, perempuan Bali diajari membuat yang sederhana, seperti tangkih dan celemik, dan menghaturkan saiban. Tangkih dan celemik diisi apa, setelah diisi dengan bahan, namanya menjadi apa, dan dipersembahkan waktu kapan serta dipersembahkan pada siapa. Jadi, rasa keingintahuan anak-anak terjawab semua. Itu dilakukan saat mengajak anak-anak untuk turut serta dalam proses keagamaan.

Seiring berjalannya waktu pula, mereka (perempuan Bali) diajari membuat yang lebih rumit dan semakin rumit dan beragam untuk dipergunakan sesuai waktu dan kebutuhan.

Bagi orang Bali, terlebih perempuan, majejahitan menjadi semacam ritual ibadah. Karena beragama tidak hanya di tempat ibadah. Itu bisa dilakukan dengan menyiapkan kelengkapannya dahulu sebelum akhirnya dipersembahkan.

Majejahitan akhirnya menjadi disiplin tindakan dalam keseharian. Sedari kecil, remaja, dewasa, hingga lanjut usia tak terlepas dari majejahitan, baik melihat atau melakukan.

Saat usia sudah lanjut, tentu ini memberi keuntungan tersendiri, karena tetap bisa melanjutkan kesibukan yang menyenangkan dengan majejahitan. Bisa membantu anak-anak jika mereka tak sempat majejahitan karena kesibukan bekerja.

Pula bisa berkumpul di banjar atau pura saat ngayah yang tentu saja tetap bisa bersosialisasi, bertemu kawan, bisa bertutur dan tertawa—orang Bali bilang ngorta dan mekedekan. Bahkan, kalau mau lebih daripada itu, majejahitan bisa menjadi ladang bisnis yang menjajikan karena usia senja sudah tidak lagi terikat dengan pekerjaan kantoran.

Tetapi, kalau pun tak bisa atau tak sempat majejahitan untuk membuat jejahitan, jangan berkecil hati. Karena sekarang di pasar sudah banyak tersedia, kalau mau kita tinggal membelinya. Atau tinggal telepon tukang banten dan memesan segala yang dibutuhkan dan minta di antar ke rumah. Tinggal transfer, beres, upacara pun terlaksana.[T]

Transformasi Tradisi dari Penggunaan “Semat” ke “Staples” dalam “Majejaitan”
Memikirkan Perempuan Bali di Tengah Budaya Patriarki
Menilik Perempuan Penulis di Bali Hari Ini
Tags: hinduJejahitanmajejahitanmeditasiPerempuan Bali
Previous Post

Pameran Roman Muka: Membaca, Memaknai, dan Menemukan Kembali Segala Rupa Ekspresi Sandang Nusantara

Next Post

“Bek”, Novel Terbaru Mahfud Ikhwan, akan Dibedah dan Didiskusikan di Galerikertas Studiohanafi

Winar Ramelan

Winar Ramelan

Lahir di Malang 05 Juni, kini tinggal di Denpasar. Menulis kumpulan puisi tunggal dengan judul Narasi Sepasang Kaos Kaki. Puisinya dimuat di berbagai media lokal dan nasional

Next Post
“Bek”, Novel Terbaru Mahfud Ikhwan, akan Dibedah dan Didiskusikan di Galerikertas Studiohanafi

“Bek”, Novel Terbaru Mahfud Ikhwan, akan Dibedah dan Didiskusikan di Galerikertas Studiohanafi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co