APA yang dilakukan mahasiswa jika ke Danau Tamblingan? Bisa berkemah, bisa sekadar jalan-jalan, bisa juga menanam pohon.
Danau Tamblingan di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, memang tempat yang asyik untuk berkemah. Pinggiran danau yang lapang dengan rumput hijau adalah tempat yang baik untuk mendirikan tenda.
Jika tak ingin berkemah, mahasiswa bisa jalan-jalan mengelilingi danau, bersama pacar atau teman, sekadar menghirup udara sejuk, sekaligus melepaskan beban setelah didera tuga-tugas kuliah yang terasa berat.
Ada juga mahasiswa yang datang ke Danau Tamblingan untuk menanam pohon. Ini tentu tugas mulia. Jika pohon sudah besar, mahasiswa bisa datang lagi, suatu saat nanti untuk berkemah, atau sekadar jalan-jalan.
Danau Tamblingan memang danau yang masih alami. Udaranya mamsih sejuk, pohon-pohon di hutan masih rimbun, dan air danau masih begitu jernih.
Danau Tamblingan adalah salah satu tujuan destinasi wisata yang popular di Bali, terutama bagi mahasiswa.
Penebaran bibit ikan | sumber foto: Panitia pelaksana
Danau dengan ketinggian 1.217 Mdpl dari atas permukaan laut itu, membuat udara di sana cukup dingin ditambah dengan tumbuhan yang masih terjaga membuat danau tersebut begitu memanjakan mata.
Suatu pagi yang cerah di hari Sabtu, 8 Juni 2024, tampak kumpulan mahasiswa sedang menghangatkan badan di bawah sinar mentari. Pada hari itu matahari bersinar terang, namun tubuh-tubuh manusia di sana menggigil kedinginan. Coba tebak, apakah mereka berkemah, jalan-jalan atau menanam pohon?
“Kami ke sini menanam pohon,” kata seorang mahsiswa.
Mahasiswa itu adalah mahasiswa program Studi Pariwisata Budaya dan Keagamaan STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Mereka terketuk hatinya untuk melakukan kegiatan penghijauan kembali dan juga melakukan penebaran bibit ikan di danau purba itu.
Mereka menanam 25 pohon dengan jenis bunga sandat dan pohon cempaka. Pohon itu ditanam di bibir danau. Kemudian sebanyak 4 katung plastik bibit ikan dengan jenis nila dan karper ditebar di danau yang memiliki kedalam 90 meter itu.
Kenapa mereka menanam?
Seiring perkembangan zaman, tentu pohon-pohon yang di sana sudah memasuki usia tua, sehingga diperlukan adanya perawatan atau penanaman pohon kembali. Kalau tidak dilakukan penanaman kembali maka cepat atau lambat Danau Tamblingan akan kehilangan keasriannya.
Penanaman pohon sandat | sumber foto: panitia pelaksana
Tidak hanya pohonnya saja sebenarnya yang perlu dilestarikan. Namun juga penghuni danau juga perlu untuk diperhatikan seperti ikan yang ada di danau, burung-burung yang ada di sana dan lainnya.
Apalagi danau itu menjadi sumber penghidupan untuk warga lokal di sana. Dimulai sebagai tempat wisata dan reakreasi berupa tempat kemping, memancing, praweding, selain itu juga wilayah Tambilangan juga sangat disucikan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya pura yang ada wilayah itu.
Putu Sukardana selaku Sekretaris Desa yang mewakali Kepada Desa dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa air yang ada di Danau Tambilngan merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat munduk secara khusus berada di daerah Tamblingan ini.
“Danau Tamblingan ini adalah sumber mata air bagi wilayah di sekitar Buleleng sampai Tabanan, sehingga keberadaan air dan ekosistemnya perlu terus terjaga,” ujarnya
Ia juga berharap agar ketika ada kegiatan serupa jumlah ikannya diperbanyak, hal ini karena wilayah Tamblingan dijadikan sebagai tempat rekreasi memancing.
Kepala Program Studi Pariwisata Budaya dan Keagamaan, Kadek Wiramarta, M.pd mengatakan bahwa Buleleng saat dan setelah pandemi banyak mendapatkan keuntungan karena banyak wisata yang sifatnya privat atau belum termajah yang cocok dikunjungi saat pandemi
“Menurut saya Buleleng saat pandemi itu diuntungkan, hal ini karena orang-orang saat itu tentu memelukan destinasi wisata yang sepi untuk mencari kesunyian. dan Buleleng ada di pasar itu karena banyak objek wisata yang belum terjamah oleh manusia,” katanya.
Wiramarta mengatakan, objek wisata Danau Tamblingan sangat bangus, karena disini sudah ada pontensinya dimulai dari alamnya sangat memanjakan mata. Dan jalan masuknya saja yang perlu diperbaiki. Serta sumber daya manusia yang harus ditingkatkan. [T]
Reporter: Gede Agus Eka Pratama
Penulis: Gede Agus Eka Pratama
Editor: Adnyana Ole
Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) ditatkala.co.