INI MEREKA SUNYI TIMPONAN
Hutan diam
Anak-anak beranjak dari Kota Ragu
Susuri panjang jalan muram
Meninggalkan segala gelisah-curiga
Sedia diri digamit dingin alam
Tubuh-tubuh kering mereka
Sedikit mau basah di sini
Membasuh kotor debu kota
Berenang berani selami sunyi
Selama hutan diam.
Anak-anak berlindung; hilang bentuk dalam kabut
Mereka berpicing mata. Ingin bebas dari segala
Merenggut dari riuh dunia juga manusia
Pulang nanti tiada sawan lagi diburu
Lalui lembah-lembah hening hutan. Tenang
Jiwa yang peluru menggapai-gapai seluruh
Menembus antara badai kalah dan menang
Ragu di kota kepalang menunggu. Geram.
Tapi anak-anak kini jiwanya dingin belantara
; kelak saat kembali ke kota
Mereka ambil peduli. Enggan menyapa-sahut.
O, ragu, Kau masih ketawa?
Timponan, 2024
DENTING
Denting jam akan memekik
di antara genting
malam-malam buta. Unuk memberi pesan
kepadamu
sebelum terpejam:
“Asa. Merupa kabut tipis. Merupa bening subuh.
Jangan kaulari-menepis. Jangan berenang-mengeruh.”
Mimpi: kerdip lampu terakhir sepanjang gelap
Menjaga mimpi. Apa kau mampu?
Kau nampak tak mau tahu. Mimpimu terlampau jauh
dan sepi
dan kosong
dan asing
Sendiri.
2024
SEDUHAN IBUNDA
nasib yang lusa
samar-samar tergeletak.
pada pematang hari
kau hanya duduk
berkedip dan sedikit gumam kecil. luput dari kamar atau rasa kantuk; diri pun lampau
berjaga selama
menenggak kopi tanpa gula
seduhan ibunda.
o, riak sungai hati
adalah kelampauan; menyela napas
induk burung mengandang
pulang.
memeluk anak-anak
halang
sedu; hilang
sedan.
Maret 2024
SATU KAMAR SAJA
aku pun engkau dikepung hening. hanya berdua saling mencengkeram dalam terbaring. di satu kamar ini saja. tanpa kasur, pintu dan jendela. adalah matamu yang
menjelma kerdip lampu. sedang jantungku bebunyian
pengganggu irama waktu. di satu kamar ini saja.
Mataram, 2023
SURAT DARI DADA
Seseorang dengan
kerisauan yang riak
menghempas ke batas
taman dadanya; ia
yang saban petang ‘kan
menemu sepotong surat
putih kemilau. terdampar
di tepi danau dan berisi
pertanyaan:
“Di antara yang sudah
sudi & mau datang
menjemput,
akankah lebih dulu
Cinta—atau Maut
pilu merenggut?”
2023
- BACApuisi-puisilain di tatkala.co