9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Televisi untuk Mariyam

Made WiryabyMade Wirya
April 14, 2024
inEsai
Televisi untuk Mariyam

Foto: Made Wirya

AWAL tahun 1998. Ketika nilai dolar bergerak naik dan kekuasaan rezim despotik Soeharto di ujung tanduk, saya menempati rumah mungil 21 meter persegi. Rumah yang saya dapatkan dengan cara mencicil tiap bulan, dengan cicilan sebesar sepertiga gaji saya. Gaji yang tidak begitu besar. Karena perusahaan tempat saya bekerja sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Rumah pertama saya itu mimpi indah yang menjadi kenyataan. Bagaimana tidak, sejak kecil saya tidak pernah punya kamar pribadi, alih-alih rumah. Tapi saat itu saya mampu memiliki rumah sendiri. Rumah yang baru sanggup saya cicil setelah bekerja selama 13 tahun. Dengan persekot sebesar Rp 2,5 juta, dari hasil menjual sepeda motor satu-satunya.

Kenangan indah? Tidak. Tidak ada kenangan indah jika sebelum akhir bulan gaji sudah habis. Pahit. Karena berbagai kebutuhan sehari-hari dan membantu ibu. Saya harus bermain akrobat setiap akhir bulan, agar kehidupan bisa berjalan.

Menjelang menikah pada April 1998, saya membeli televisi Sony 14″ dengan cara kredit di koperasi karyawan. Kotak ajaib itu menjadi satu-satunya benda berharga di dalam rumah.

Setelah menikah kondisi finansial rumah tangga kami relatif stabil, karena ada tambahan penghasilan dari istri. Saya bisa membeli sepeda motor bekas dengan harga murah, untuk transportasi ke kantor.

Apakah kami bahagia? Tidak. Tepatnya, saya tidak tahu. Saya hanya menjalani kehidupan yang kadang masih terseok-seok.

Setahun kemudian anak pertama saya lahir. Kami butuh ART untuk menjaga anak. Atas bantuan kerabat mertua, kami mendapat ART yang ternyata sangat sayang pada anak kami.

Mariyam nama perempuan beliau itu. Dia berasal dari keluarga buruh tani miskin.

“Saya ingin membeli televisi untuk Emak,” katanya, pada suatu malam ketika dia sedang menonton sinetron.

“Saya kasihan Emak, jika ingin melihat televisi harus ke rumah tetangga,” lanjutnya setengah bergumam.

Dua bulan kemudian, saya mampu membeli televisi lagi. Televisi yang sudah menghibur keluarga kami selama hampir 3 tahun itu saya berikan kepada Mariyam. Kami membawa ke desanya, sekalian mengantar mudik menjelang lebaran.

Mariam menikah setelah ikut kami selama 7 tahun. Kami sekeluarga datang ke pernikahannya. Tentu saja kami sangat kehilangan, utamanya anak sulung saya. Tapi kehidupan harus tetap berjalan. Sejak itu kami sangat jarang bertemu lagi.

Sebelas tahun lalu Mariam beserta anak dan suaminya berkunjung ke rumah kami. Kebetulan mereka datang ke hajatan kerabatnya yang tinggal di Gresik. Setelah itu, kami kehilangan kontak. Saya dengar mereka masih mendompleng di rumah mertua Mariyam.

Kemarin sore, ketika saya sedang mencari angin di beranda rumah kami di desa, ada Taruna warna hitam berjalan pelan di depan rumah. Setelah berhenti, sopirnya, lelaki berumur sekitar 45 tahun,  keluar kemudian membuka pintu pagar. Disusul perempuan dewasa dan dua gadis remaja.

“Maaf, siapa ya?”

“Saya Mariyam, Pak.”

Saya perhatikan wajah perempuan itu. Ternyata benar! Mariyam! Usia telah menggerus ingatan saya.

Saya segera memanggil seisi rumah agar keluar menyambut mereka. Dua anak saya dan ibunya segera berhamburan di beranda. Kami melepas kangen.

Saya menangis saat Mariyam berkisah tentang berbagai peristiwa saat dia masih bersama kami.  Bagaimana pun juga dia ikut membesarkan anak sulung saya.

“Televisi pemberian Bapak masih saya simpan,” ujarnya.

Mariam menyampaikan, dia dan suaminya membuka usaha pembuatan kandang ayam. Usahanya cukup maju sehingga mereka bisa membeli sepetak tanah dan membangun rumah ala kadarnya. Televisi pemberian saya itu, katanya, masih aktif meskipun sesekali butuh perbaikan.

Rumah mereka ternyata hanya sekitar 15 kilometer dari rumah kami di desa. Esoknya kami sekeluarga berkunjung ke sana.  Rumah tumbuh yang sangat sederhana dan belum selesai dibangun.

Menurut suami Mariyam, tanahnya seluas 200 meter persegi. Sepertiganya untuk bangunan rumah. Halaman belakang rumah untuk memelihara ayam aduan. Sedangkan halaman depan berfungsi sebagai bengkel kerja. Bambu berbagai ukuran untuk bahan membuat kandang ayam, bertumpuk di bawah pohon waru yang rindang.

“Itu televisinya, Pak,” kata Mariam seraya mengarahkan telunjuknya di pojok ruang tamu.

Saya kembali menangis.[T]

BACA esai-esai lain dari penulisMADE WIRYA

Mencoba Meninggalkan Kemelekatan
Di Peti Kopi, Kita Bisa Minum Kopi ala Barista dengan Harga Terjangkau
Dengan Bersepeda, Hidup Saya Berjalan Lambat
Anak-Anak yang Diasuh Jalanan
Nasi (Hampir) Basi dan Kisah Tragis Mbok Paerah
Mbah Klunthung dan Dua Bibit Kelengkeng
Perempuan Setengah Buta Penjual Pepaya di Pasar Bendo
Tags: cerita harukehidupanrenungan
Previous Post

Mari Merayakan Ketut Marya dan Igel Jongkok di Tabanan, 26-28 April 2024

Next Post

Muaythai Masuk Desa Sepang

Made Wirya

Made Wirya

Lahir dan besar di Surabaya. Penulis dan filmmaker. Suka bertualang

Next Post
Muaythai Masuk Desa Sepang

Muaythai Masuk Desa Sepang

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co