SEBUAH mobil mengalami kecelakaan di jalur Kintamani menuju Penuktukan-Tejakula, Rabu siang, 17 Januari 2024. Diduga sopir tak menguasai medan, apalagi jalur yang melewati Desa Siakin itu memang dikenal cukup berat.
Peristiwa kecelakaan itu terjadi di wilayah Banjar Dinas Batu Lumbang, Desa Penuktukan. Tepatnya di sebuah tikungan. Berdasar berita di media massa, rem mobil itu diduga blong, dan sopir tak bisa menguasai kendaraan hingga terbalik.
Berita tentang kecelakaan itu ramai ditulis di media massa dan media sosial, karena yang berada dalam mobil yang celaka itu adalah Calon Anggota DPD RI Dapil Bali yang juga mantan Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, bersama istrinya, Ida Ayu Selly Fajarini.
Jika tak menyangkut orang penting, barangkali kecelakaan itu akan dianggap biasa-biasa saja apalagi tak ada korban jiwa. Tapi, karena berita yang ramai itu, banyak orang bertanya-tanya, di manakah jalur Kintamani menuju wilayah Tejakula yang melewati Desa Siakin itu?
Jika kita melewati Jalan Raya Kintamani-Singaraja, begitu sampai di tikungan Pura Pucak Penulisan atau Pura Tegeh Kahuripan, kita akan menemui pertigaan. Untuk menuju Singaraja, kita belok kiri untuk tetap berada di jalur jalan besar. Namun untuk menuju Desa Penuktukan, Tejakula, via Desa Siakin, kita bisa lurus, agak menanjak.
Bagi Anda yang ingin menuju kawasan desa-desa di Tejakula, ketika tiba di pertigaan itu, kita memang perlu berhenti sejenak. Meski ada penanda arah, menuju Desa Sukawana lurus, dan menuju Singaraja belok kiri, namun penanda arah dan tulisan ini kurang begitu jelas dan tidak akan mendapat perhatian. Apalagi sekarang zaman GPS.
Untuk menuju desa-desa di kawasan Kecamatan Tejakula, Buleleng, kini memang bisa melalui beberapa jalur. Pertama, jalur Kintamani-Sukawana-Siakin-Penuktukan, dan kedua, jalur Kintamani -Madenan.
Pertigaan Pura Pucak Penulisan, awal dari jalur Kintamani-Sukawana-Siakin-Penuktukan-Tejakula
Jalur Kintamani-Siakin Penuktukan, bisa dimulai dari masuk, atau lurus dari arah Kintamani, di sebelah Pura Pucak Penulisan. Dan untuk menuju jalur Kintamani-Madenan, kita harus belok kiri dari arah Kintamani dan tetap berada di jalur jalan besar. Nanti, setelah beberapa menit, kita akan bertemu jalur Kintamani-Madenan.
Jalur Kintamani-Siakin-Penuktukan medannya lebih berat, dan memerlukan tingkat kehati-hatian ekstra untuk bisa smpai di Jalan Raya Singaraja-Amlapura atau di kawasan Kecamatan Tejakula. Sementara jalur Kintamani-Madenan, meski tetap harus hati-hati karena banyak tikungan, namun jalannya lebih lebar dan lebih landai
Jika dari arah Kintamani kita pasang GPS dengan Pin Tujuan Tejakula maka kita akan cenderung diarahkan ke jalur jalur Kintamani-Siakin-Penuktukan yang diawali dari pertigaan Pura Pucak Penulisan.
Jalur Kintamani-Sukawana-Siakin-Penuktukan ini memang indah. Jalur ini bisa disebut jalur kenangan, yaitu mengenang bagaimana kedekatan sosial masyarakat di desa pesisir di wilayah Tejakula dengan desa-desa di bukit di wilayah Kintamani.
Dulu, orang-orang dari Sukawana dan Siakin terbiasa turun jalan kaki ke Penuktukan untuk keperluan berdagang dan membeli sesuatu. Begitu juga sebaliknya. Banyak orang dari Desa Les dan Desa Penuktukan di Tejakula, saling kenal dengan orang-orang di wilayah Siakin dan Sukawana. Namun zaman berubah, kegiatan saling mengunjungi lewat perdagangan atau sekadar silaturahmi itu makin jarang dilakukan. Barangkali karena warga tak perlu lagi jauh-jauh untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari, ditambah, barangkali orang makin malas jalan kaki.
Namun setelah jalur yang menghubungkan dua wilayah di dua kabupaten yang berbeda itu diperbaiki dan diaspal, orang di bagian atas di Sukawana dan orang di bagian bawah di Desa Les dan Penuktukan di Tejakula kembali saling mengunjungi untuk mengenang keakraban masa lalu. Jika dulu jalan kaki, kini mereka bisa berkendara menggunakan motor atau mobil. Maka itulah jalur itu disebut jalur kenangan.
Pemandangan di jalur Kintamani-Sukawanan-Siakin-Penuktukan-Tejakula
Dengan jarak kurang lebih 8 Kilometer, siapa pun orang dari wilayah Bali Selatan yang melewati Kintamani untuk menuju Tejakula, akan memilih jalur ini. Jalur kenangan ini memang sudah teraspal cukup baik sampai di ujung perbatasan utara Siakin menuju Desa Les-Penuktukan.
Badan jalan yang relatif sempit memang mengharuskan pengendara untuk selalu awas dan sudah terbiasa berkendara di medan khas perbukitan menuju daerah pantai.
Memasuki wilayah Penuktukan-Les Buleleng, medan memang semakin menurun dan kondisi jalan agak rusak. Aspal disambung dengan jalan semen. Jalur akan terus menurun kurang lebih 4 Km selepas aspal hotmix sampai ujung batas Siakin-Penuktukan.
Puluhan pelancong baik berkendara roda dua dan empat harus berjuang untuk tiba dengan aman di Jalan Raya Singaraja-Amlapura di Desa Penuktukan. Terlebih kendaraan dengan mode matic memang bukan jodoh jalur ini. Rem Blong sampai ketidaktahuan pengemudi terhadap medan yang akan dilalui menjadi kisah di jalur kenangan ini.
Menikmati pemandangan di sekitar jalur Kintamani-Sukawana-Siakin-Penuktukan-Tejakula
Jika badan Jalan diperlebar dan aspal diperbaiki mungkin sekali ini akan menjadi jalur paling cantik di Bali. Kalau sekarang ini mungkin hanya cocok untuk kendaran manual dan mobil 4 X 4 dan angkutan barang saja. Tapi bagi warga lintas batas Kintamani dan Tejakula ini adalah jalur yang paling membantu bagaimana kenangan mereka akan hubungan baik antara dua wilayah itu kembali terjarit, tak hanya pada masa lalu tapi juga masa kini.
Suatu hari nanti, jika Rai Mantra terpilih jadi anggota DPD RI, dan ingat pada kejadian naas di jalur ini, barangkali ia akan berjuang agar jalur Kintamani-Siakin-Penuktukan ini diperbaiki, diperlebar, sehingga keindahan pemandangannya akan benar-benar bisa dinikmati pengendara tanpa khawatir kecelakaan. [T]
Editor: Adnyana Ole