15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Logika Duka

Angga WijayabyAngga Wijaya
December 2, 2023
inPuisi
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Logika Duka

LOGIKA DUKA

Sudah di mana air matamu, kekasih?
Kota yang kejam menghujam cinta

Hingga tiada tersisa barang sedikitpun
Engkau menjadi begitu keras bak batu

Cintaku akan menghancurkan keras itu
Hingga engkau kembali bersinar juga

Masa lalu membawamu tidak pulang
Bertahan di pulau ini bersama diriku

Kita akan pulang lagi ke kotamu dulu
Maafkan apa yang terjadi waktu dulu

Aku ingin engkau memeluk ibumu
Dari rahimnya engkau ada di sini

Jangan membawa duri di hatimu
Nanti engkau tertusuk diri sendiri

Peluklah aku dalam hening pagi
Sebelum deru kota mengepung

Kita akan bersama waktu lama
Jutaan tahun kerinduan kita jua

2023

KABAR DARI KOTA

Langit kota temaram, membuat mendung
pada hati kita yang buram oleh keadaan.

Doa-doa terus bergema, suaranya amat tenang
seperti obat penenang bagi jiwa-jiwa tertekan

Kopi di gelas tinggal setengah, memberi
Semangat makin hilang pada senja hari.

Uang dicari susah payah, lalu dihabiskan
membeli barang tak perlu, demi gengsi diri
sebagai manusia kota. Bayar belakangan,
kita semua diajari berhutang sedari muda.

Anjing lapar, kucing lapar, sapi-sapi kulihat
berkumpul di tempat sampah bukan pada
padang rumput yang kini menjadi hotel.

O, perubahan pasti terjadi! Keabadian itu
hanya dongeng orang tua zaman dahulu!

Aku ingin pergi meninggalkan kemegahan
yang tampak penuh kepalsuan. Gambar
di tembok kota seperti protes dalam hening.
Ada yang salah dengan kita, entah apa itu!

Bus berjalan dengan penumpang gamang
dengan nasib mereka. Meninggalkan desa
demi janji manis masa depan tertinggal
di kotak pesan kekasih mengajak pergi.

Puisi ingin aku baca di taman kota, pasar,
kantor pemerintahan–pada mereka
yang kehilangan diri juga nurani.
Didengar atau tidak bukan urusanku.
Suara hati kita kini hilang oleh hidup.

2023

SEORANG TUA MENULIS DI KAFE

Kutemui dia di kafe tengah kota, kami bicara puisi. Ia penulis tua yang sejak muda suntuk dengan aksara. Kami berteman di media sosial—dari sana ia membaca puisi-puisi yang kutulis dan kusebarluaskan. Hampir setiap hari ia bekerja dari kafe itu, dari pagi hingga tengah hari tiba.

“Puisi-puisimu mengingatkanku pada Georg Trakl, penyair Austria yang mati muda–bunuh diri,”kata lelaki tua itu padaku,

“Aku tahu dia, dari buku puisi terjemahan,” jawabku.

Kawanku belum tahu, kami punya duka dan luka sama. Aku dan penyair yang ia sebut. Bahkan, kejadian kelam masa kecil juga pernah aku alami.

Bedanya, aku tidak bunuh diri, meski pernah terlintas. Luka itu membuat penyakit jiwa puluhan tahun lamanya. Dirawat di rumah sakit jiwa, bolak-balik ke psikiater, mengharuskan minum obat dalam waktu tidak sebentar. Jatuh-bangun, akhirnya kini bisa pulih—kembali merasakan hidup.

Puisi menyelamatkanku dari kegilaan.

Aku mulai dikenal banyak orang. Itu sedikit banyak membuat keberadaanku diakui. Kubayangkan, jika diberi umur panjang, aku akan terus menulis hingga tua—seperti kawanku.

Kelam jiwa berganti terang. Matahari kurasakan berbeda; cahayanya kini tidak menyakitkan.

Kawanku mengingatkan aku pada penyair itu. Penyair dengan luka pada puisi-puisinya.
Menulis luka dan menulis suka, itu yang kulakukan sekarang.

2023

GELOMBANG GUNUNG

Diombang-ambing kehidupan, ombak
pernah menyeret diriku ke samudera.

Mencoba naik dengan susah-payah,
amat sulit kurasakan. Tangan-Mu lah
kutemui, mengangkat tubuh ini kembali.

Kini aku berada di gunung. Jauh sekali
dari keramaian kota. Ketenangan hati.

Adakalanya aku turun ke kota, menyapa
orang-orang dan keluarga baru kukenal.

Di gunung, aku merasa kecil. Tak ada
kesombongan seperti saat masa dahulu.

Gulung-gemulung, gelombang tetap ada.
Hanya saja kini kuhadapi dengan tenang.

Naiknya diri ini tak lepas dari hidayah
Biarlah aku tenang lepas dari ketakutan.

2023

ANGIN RIBUT

Di luar hujan turun. Hampir sepanjang
malam. Disertai angin ribut. Siapa ribut?
Angin. Mereka ribut di saat orang-orang
tertidur, dalam buaian mimpi juga selimut.

Kucing di kamar berkejaran. Ribut juga.
Tak apa, itu sifat alami binatang; terjaga
di malam hari. Bagaimana jika kita seperti
mereka? Psikiater bilang itu skizofrenia.

Ada keributan yang berbahaya: pikiran.
Hanya dalam tidur dia diam. Itu pun jika
tidak bermimpi, atau mengigau tak jelas.
Ah, pikiran, tidak pernah mati. Aneh.

Meditasi bisa membuat kita sadar akan
gerak-gerik pikiran. Seperti menonton film,
adegan silih-berganti. Jangan terpengaruh,
tetap perhatikan keluar-masuknya nafas.

Dalam hening, ada yang teramat ribut,
di lubuk sanubari: keinginan. Ingin ini,
ingin itu. Tak habis-habis, sepanjang usia,
tak pernah terpuaskan. Seperti birahi kita.

Angin mereda. Juga rasa gelisah di hati.
Puisi kadang seperti permainan kata-kata.
Tangan seperti digerakkan sesuatu.
Entah apa. Tapi jangan merasa hebat.
Itu biasa. Kepolosan kian sulit dicari.

2022

KUCING-KUCING LAPAR

Di beranda, aku melihat langit terang
oleh sinar rembulan. Lukisan semesta.
Ini hari menjelang purnama, biasanya
aku sulit tidur. Entah apa sebabnya.

Kukira aku banyak pikiran. Ternyata tidak.
Ada bahasa sunyi, dalam diam malam.
Ia seperti mengajakku bicara. Lapar
yang dirasakan tiga kucing peliharaan

Saat kubuka pintu, mereka amat senang.
Piring kosong segera aku isi dry food. Aha!
Mereka makan dengan lahap. Aku senang.

Ternyata mereka bisa bicara. Aku teringat
cerita masa kecil, tentang nabi mencintai
binatang, bisa bercakap-cakap dan mengerti
bahasa mereka. Kepekaan sungguh ajaib,
kurasa. Bising dunia menelan segala niskala.

2022

PENYAIR MERINDUKAN KOTA-KOTA

Melukis kota-kota dunia, penyair itu tidak tidur semalaman.
Ia selalu berpesan, “aku baru bisa dihubungi siang hari,
saat itu aku terbangun.” Sudah lama ia mengidap insomnia.

Praha, begitu ingin ia kunjungi. Kebetulan ada perempuan
penyair di Eropa. Imajinasi kini tak hanya dimiliki lelaki.
Keliaran tak mengenal jenis kelamin. Karya perempuan itu
lebih liar. Puisi-puisinya banyak disukai di negeri ini.

Tubuh perempuan menyeruak di ingatannya.
Ribuan puisi ia tulis bersama mereka. “O, cintaku!
Dimanakah kalian kini? Bolehkah kutelepon
sebentar, aku merindukan saat kita menyusuri
kota, mampir ke cafe dan berdendang
puisi. “O, para kekasih sejati!”

Kematian juga sering kali ia tulis. Sentimentil, seakan manusia
tak boleh mati. Mungkin memang begitu. Semua ia tumpahkan
dalam lukisan, juga puisi-puisi. Kota-kota ia genggam erat,
ia simpan dengan doa; entah kapan, pasti ia akan berkelana
jauh, menemui mimpi-mimpi dan kerinduan penyair kelana.

2022

SERENADE PAGI

Di toko modern, penyair itu memesan kopi.
Dia bangun dini hari, ingin menikmati pagi.

Jalanan gelap, lampu-lampu dipadamkan.
Pengemudi memacu kencang kendaraan.

Tadi dia sempat merapikan buku-bukunya.
Hendak dijual semua untuk penuhi hidup.

Istrinya tak suka ia mencintai buku-buku.
Tak mendatangkan uang tidak berguna.

Dia suka kalau penyair itu banyak menulis.
Perlu membaca jika ingin mewujudkan itu.

Logika sering memusuhi perasaan penyair.
Membuat mereka sering berselisih paham.

Penyair itu ingin berpisah dengan istrinya.
Istrinya menolak tidak mau meninggalkan.

Ada yang mesti diperjuangkan selama ini.
Pergi bukan jawaban yang bijaksana kini.

Mereka hanya perlu memperbaiki cintanya
Memahami bahwa semua akan baik saja.

Di meja ia teringat istrinya masih terlelap.
Dibelinya roti coklat juga susu lalu pulang.

2023

MUSIK MEDITASI

Ketenangan itu hanya sesaat, sebelum
akhirnya suara-suara ramai kembali.

Dini hari aku kerap terbangun. Di beranda
kamar duduk sendiri. Sunyi sekali kurasa.

Jalanan kian ramai di pagi hari. Kendaraan
lalu-lalang entah kemana. Mereka yang tahu.

Musik kamar sebelah dimulai sore hari.
Hiburan bagi para perantau di kota ini.

Meditasi sudah lama tidak lagi kulakukan.
Kecemasan kerap kali datang tiba-tiba.

Dari komputer, musik meditasi mengalun.
Pikiranku tetap kesana-kesini bagai kera.

Dulu kota-kota adalah hutan sangat luas
Mataku terpejam mencari keheningan itu.

2022

  • BACA puisi-puisi lainnya
Puisi-puisi GM Sukawidana | Narasi Imajiner Memasuki Ruang Kosong Snerayuza
Tags: Puisi
Previous Post

Pinjam Dulu Seratus!

Next Post

Hadiah Ole | Cerpen Nurjaya PM

Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

Next Post
Hadiah Ole | Cerpen Nurjaya PM

Hadiah Ole | Cerpen Nurjaya PM

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co