(Mahasiswa S2 Ilmu Managemen Undiksha; Mahasiswa S1 Ilmu Hukum; Case Manager RSU Kertha Usada; Ketua Diklat RSU Kertha Usada; Direktur Operasional Klinik Utama Teratai Dharma Medika, Founder Budiarsana Foundation)
Salah satu kebahagiaan dalam hidup adalah seorang bunda yang bisa menyusui si kecil. Rata-rata perempuan melahirkan 2 anak di Indonesia pada masa reproduktifnya menurut data BPS tahun 2020. Namun Air Susu Ibu/ASI yang keluar pada awal-awal fase kelahiran anak seringkali tersendat. Padahal hal itu adalah momen krusial dan penting bagi si kecil dan bundanya.
ASI yang keluar rata-rata pada 3-4 hari setelah melahirkan. Sebelum itu kolostrum yang muncul lebih awal. Kolostrum mengandung antibodi untuk melindungi si kecil. Karena pentingnya ASI maka ketika belum keluar, banyak orang tua yang kepikiran dan stress karena takut si kecil kekurangan cairan.
Daun Katuk/ Sauropus androgynous berwarna hijau gelap mengandung klorofil yang berfungsi untuk system sirkulasi dan peremajaan sel. Ibu menyusui yang meminum ekstrak Daun katuk 2-3 kali sehari dapat mempengaruhi hormon prolaktin sehingga produksi ASI meningkat 70%. Kandungan alkaloid dan sterol dalam daun katuk meningkatkan ASI dengan cara meningkatkan metabolisme glukosa (Tiara dan Muchtaridi, 2018; Soraya dan Tara, 2016). Kandungan zat besi daun katuk lebih besar dibandingkan daun papaya dan daun singkong. 400 mg/hari dapat membantu ibu dalam mengatasi permasalahan produksi ASI (Rosdiana dan Irmawati, 2021).
Selain dengan daun katuk, kita juga bisa mengkombinasikan dengan massage payudara, relaksasi, terus berikan kesempatan si kecil netek di payudara, dan support dari seluruh anggota keluarga sangat mempengaruhi produksi ASI. Makanan terbaik untuk bayi baru lahir adalah ASI. Support ibu post melahirkan dan konsumsi daun katuk. [T]