DARI SUNGAI KEPADA BATU
kau mengigau jauh di hulu
aku kilau yang memanggil-manggil selalu
sebelum hujan meninggalkan cium paling biru
ada pagi yang tak pernah sampai
mengaji keriuhan batu, ketika rindu berguru
jauh ke mabuk tunggu, lalu sepasang nama
tiba-tiba terpahat, mengekalkan cemburu
bisukan matahari dalam pelukmu,
meski puisi-puisi dirampas percuma
menjelma berita kematian di hari minggu
beri aku sekilas jawab, atau cahaya
yang mengambil seluruh cinta
meski kata-kata telah diucapkan percuma
dan tak seorang pun menangkap keajaibannya
ruangkopi, minggu, 2023
ODE BUAT DELLA
senin menjemputmu, mengajak kembara
ke pelataran musim, anak-anak mengaji cahaya
kau tiba dengan kamus-kamus terbenam jauh di kepala
bicaralah, meski hari-hari digempur keriuhan
meski anak-anak meninggalkan separuh diri mereka
di kolong tempat tidur, menolak penghujan aksara
dan angka-angka berderet sepenuh suka
kau masih akan terus tiba, duduk di pelataran musim
bersama anak-anak mengaji cahaya,
membawa mereka dalam kalimat berbunga
“seorang penyair datang dengan sekeranjang cinta
dan rayuan mawar, terima saja ia
sebagai bagian dari hidup manasuka,
biarkan ia menjelma doa-doa bahagia
di akhir pekan yang menolak tamasya”
ruangkopi, minggu, 2023
PUKUL DUA PULUH
hatimu adalah gemuruh
ketika bintang-bintang padam
dan menunjuk cinta yang jatuh
malam pun retak
ketika doa mengucap
bersama harum kehancuran
pada puisi. bintang-bintang
berkubur tanya tanpa spasi
tanpa percakapan malaikat
yang penuh basa-basi
ruangkopi, minggu, 2023