SEPERTI BIASA dari tahun ke tahun semarak perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia sudah dimulai dari tanggal pertama menginjak bulan Agustus. Bahkan perayaan biasanya sudah dipersiapkan dari bulan- bulan sebelumnya.
Begitu juga kali ini, perayaan 17 Agustus dilakukan dimana-mana, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, begitu pula dari desa- desa sampai kota- kota besar maupun kecil.
Namun ada yang berbeda dengan perayaan sederhana di Rumah Belajar Gebang, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali.
Rumah Belajar Gebang adalah aebuah tempat belajar yang berdiri sejak tahun 2019. Jangankan mempersiapkan perayaan sebulan sebelumnya, bahkan sampai mendekati Hari H anak-anak di rumah belajar itu belum memikirkan sesuatu.
Ide akhirnya muncul tanggal 15 Agustus. Persiapan dilakukan hari itu juga, dan pelaksaan dilakukan tanggal 16 Agustus dengan sangat- sangat sederhana (mata sambil bekaca- kaca menulis kata “sederhana” ).
Ya namanya perayaan sederhana tidaklah mungkin dipersiapkan berbulan-bulan. Kami hanya mengadakan lomba-lomba untuk anak-anak. Klise, namun penuh makna.
Dari 25 orang jumlah anak-anak di rumah belajar itu, yang hadir 20 orang. Lima orang lainya masih ada kesibukan, katanya.
.
.
Acara pun dimulai dengan kegiatan baris berbaris dan seperti biasa mereka harus mulai berhitung untuk memastikan berapa jumlah anak yang hadir. Setiap anak berhak mengikuti satu sampai dua lomba yang diantaranya ada lomba meperkenalkan diri dalam bahasa Inggris, lomba makan kerupuk, lomba estapet kotak, lomba wajah karet dan lomba lari kelereng.
Jadi ada 5 jenis lomba secara keseluruhan, mengingat keterbatasan yang sangat terbatas baik dari panitia yang merangkap secara kebetulan hanya saya sendiri. Dan anggaran dana yang minim dan tidak bersumber dari sponsor ataupun pihak ketiga, keempat dan kelima, maka juara yang dicari cukup sampai juara satu dan dua saja.
Hadiahnya pun sangat simple, hanya satu buah buku tulis dan itupun sama antara juara satu dan juara dua, jadi yang membedakan hanya perasaan bangga mereka yang lebih ketika mendapat juara satu.
.
.
Acara pun berjalan sangat lancar dan tanpa kendala apapun. Setelah liburan sekolah kemarin selama kurang lebih satu bulan lamanya anak- anak bisa nerkumpul kembali dan masih dengan semyuman dan harapan yang sama seperti sebelumnya.
Kegembiraan mereka membuat saya semakin semangat untuk melanjutkan apa yang sudah selama ini dilakukan bersama anak- anak. Seperti halnya kutipan dari Mahatma Gandhi, “Belajarlah seperti akan hidup selamanya, hiduplah sperti akan mati esok.”
Pastinya ada mimpi saya begitu juga anak- anak yang pejabat- pejabat yang katanya mewakili rakyat di negeri ini tidak tahu dan mungkin tidak mau tau karena sibuk mengurus bansos dan konsituenya. Ah… jadi ke sana arahnya.
.
.
Seperti halnya dengan perayaan HUT RI ke-78 yang sangat sederhana begitu juga tulisan ini amatlah sederha, cukup untuk bisa dimengerti saja tak mewah pastinya.
“Kalau kita melangkah mungkin ada hasil, Tapi jika kamu tidak melangkah, sudah pasti tidak ada hasil” – Mahatma Gandhi.
– MERDEKA-
- BARA artikel lain tentang DESA TEMBOK