MENJELANG Hari Raya Idul Adha 1444 H, Presiden Joko Widodo berkurban seekor sapi ke Masjid Agung Jami Singaraja, Buleleng, Bali—sebuah masjid bersejarah dan tertua di Buleleng yang berada di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Kampung Kajanan, Kabupaten Buleleng, Bali, Indonesia.
Sapi kurban dengan bobot seberat 644 kilogram itu, merupakan salah satu sapi Bali jantan yang dibeli dari seorang peternak di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, bernama I Ketut Sewen.
Ketut Sewen menjelaskan, agar sapi Bali, khususnya yang jantan, dapat memiliki bobot besar seperti ini, perlu adanya proses pemeliharaan yang tidak asal-asalan. Setiap hari ia memberi makan sapinya sebanyak dua kali, antara jam sebelas hingga jam satu siang dan kembali diberi makan pada jam lima sore.
Untuk pakannya sendiri, Ketut Sewen memberikan rumput gajah dan tambahan batang pohon pisang yang sudah dipotong sedemikian rupa. Sehingga, sapi jantan tersebut dapat besar seperti sekarang.
Untuk biaya pendidikan
Pada saat ditemui, Ketut Sewen mengutarakan perasaan bahagianya ketika mengetahui sapinya akan dibeli oleh orang nomor satu di Indonesia untuk dijadikan kurban.
Awalnya orang Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali datang menemuinya dan melakukan pengecekan kesehatan sapinya sekaligus memberitahukan bahwa Presiden Jokowi akan membeli sapi itu untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha.
I Ketut Sewen bersama sapinya / Foto: Dok Kardian
“Setelah beberapa hari, Tim Kepresidenan datang, meminta saya untuk menandatangani berita acara pembelian sapi dari Presiden Jokowi,” terang Ketut Sewen, melanjutkan ceritanya.
Namun, setelah menandatangani berita acara tersebut, sebagai seorang peternak biasa, Ketut Sewen masih merasa ragu. Ia masih takut dengan sistem pembayarannya. Takut rugi dan uangnya tidak diberikan. Akhirnya, setelah penjelasan panjang dari pihak, Ketut Sewen bisa merasa lega dan sangat bersyukur karena sapinya terjual.
Ketut Sewen yang sedari kecil sudah menjadi seorang petani dan peternak, seperti mendapat durian runtuh ketika sapinya terjual, terlebih lagi pembelinya adalah Presiden Jokowi—orang yang sangat dihormati oleh seluruh penduduk Indonesia.
Dan hasil dari penjualan sapi tersebut akan digunakan untuk membantu biaya pendidikan cucunya, yang kebetulan saat ini masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan satunya lagi sedang menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.
Dengan harga empat puluh delapan juta rupiah, sapi jantan berumur empat tahun tersebut resmi terjual dan diserahkan kepada pihak Masjid Agung Jami Singaraja, Buleleng, Bali, pada tanggal 30 Juni 2023—yang selanjutnya akan disembelih untuk kurban dan dibagikan kepada warga sekitar.
Penuh toleransi
Tak mengherankan memang, jika orang nomor satu di Indonesia itu memilih menyumbang kurban sapi kepada Masjid Agung Jami Singaraja. Sebab, masjid ini memang memiliki sejarah toleransi agama yang indah.
Masjid yang berada tidak jauh dari Pantai Pelabuhan Buleleng itu merupakan peninggalan Raja Buleleng, A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong—putra dari A.A. Panji Sakti, Raja Buleleng I. Menariknya, A.A Ngurah Jelantik merupakan penganut agama Hindu Bali yang taat.
Ringkasnya, Masjid Jami Singaraja adalah bukti nyata toleransi agama di Buleleng. Lihatlah, pintu gerbang Masjid Jami, itu juga merupakan hadiah dari Raja Buleleng. Konsep arsitektur yang digunakan pada bangunan masjid tersebut juga menggabungkan dua kebudayaan, antara kebudaayaan Hindu dan Islam.
Jika kita lihat dari sejarah berdirinya Masjid Agung Jami Singaraja—yang merupakan salah satu bentuk saksi bisu toleransi beragama pada masa silam—, proses pembelian sapi kurban Presiden Jokowi juga syarat akan toleransi. Pasalnya, sapi itu dibeli dari seorang peternak sapi beragama Hindu.
Hal tersebut bisa dibilang merupakan salah satu bentuk indahnya rasa saling melengkapi antar umat beragama di Pulau Bali pada hari raya yang suci ini.
Dalam rangka hari raya Idul Adha 1444 Hijriah ini, Presiden Jokowi menyumbang 38 ekor Sapi untuk disalurkan ke setiap provinsi yang ada di Indonesia.[T]
Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.