BANGLI | TATKALA.CO — Petani Jeruk Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli didorong untuk mulai memanfaatkan limbah buah jeruk menjadi pupuk organik padat. Langkah ini dalam upaya mewujudkan pertanian jeruk yang mengimplementasikan konsep produksi bersih dan meminimalisasi penggunaan pupuk anorganik.
Hal tersebut disampaikan oleh Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si saat dikonfirmasi di Bangli, Selasa (27/6/2023).
Kelompok Tani Mekar Sari saat hendak mencampur limbah tanaman dan sayuran dengan limbah jeruk / Foto: Ist
Anom Sulistiawati mengakui, upaya sosialisasi pengolahan limbah jeruk menjadi pupuk organik padat telah dilakukan dan diimplementasikan kepada Kelompok Tani Mekar Sari melalui program kemitraan masyarakat.
“Limbah jeruk diolah menjadi pupuk organik dengan cara mengombinasikannya dengan limbah ternak serasah tanaman hijau, seperti kirinyuh, gamal dan lamtoro. Pupuk organik padat bersumber dari bahan organik dapat dibuat dengan memanfaatkan EM4 ataupun MOL (mikroorganisme lokal),” jelas Sulistiawati.
Limbah jeruk / Foto: Ist
Menurut Kaprodi Agroteknologi, FP-Unwar itu, pupuk organik padat mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis. Keunggulan tersebut antara lain: kandungan unsur haranya cukup tinggi dan kandungan mikroorganisme juga sangat tinggi.
“Pembuatan pupuk organik padat yang terjadi melalui proses fermentasi, kandungan zat hara dan senyawa-senyawa organik yang dikandungnya, dengan cepat dapat diserap oleh tanaman,” pungkasnya.[T][Jas/*]