PROSES PEMBELAJARAN dalam Kurikulum Merdeka tidak saja diarahkan untuk meningkatkan kompetensi siswa tetapi juga memberikan keterampilan tambahan kepada siswa, salah satunya membangun jiwa kewirausahaan siswa melalui Proyek Penguatan Profil Pancasila (P5).
P5 dilaksanakan untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui penciptaan Pelajar Pancasila. Kemendikbudristek telah menentukan beberapa tema P5 yang dapat diimplementasikan pada jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK.
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk memperkuat upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang dibuat berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilakukan secara fleksibel dalam hal muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaannya. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang secara terpisah dari intrakurikuler.
Salah satu tema dalam P5 adalah tema kewirausahaan. Pada tema Kewirausahaan, siswa akan mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal, masalah yang muncul dalam pengembangan potensi tersebut, dan kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat (diramu dari berbagai sumber)
Kewirausahaan tidak hanya penting bagi orang dewasa tetapi juga harus dan perlu dipersiapkan sedini mungkin untuk dijadikan bekal ketika dewasa kelak.
Perbedaan tujuan utamanya adalah bahwa orang dewasa menggunakan pengetahuan ini sebagai langkah untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi perekonomian mereka, serta menghasilkan uang secara langsung. Sementara manfaat bagi anak-anak dan remaja sendiri lebih kepada proses pembelajaran dan menata kepribadian mereka di luar dari pembelajaran normal yang diajarkan oleh guru, orang tua, maupun tutor tambahan melalui pelatihan.
Jiwa kewirausahaan diberikan sejak dini untuk menciptakan wirausahawan muda yang kreatif dan mampu berinovasi untuk membaca peluang bisnis yang menjanjikan. Siswa diberikan keterampilan berwirausaha sejak dini sehingga mental siswa dalam melakukan wirausaha sudah terpatri sejak awal. Siswa akan memiliki kesiapan dalam mengahadapi hambatan dan kegagalan dalam berwirausaha.
Selama ini, banyak siswa yang memenangkan lomba karya tulis ilmiah. Kemenangan itu tidak ditindaklanjuti sehingga kemenangan tersebut hanya sebuah pengakuan yang tertulis dalam sertifikat dan terabadikan dengan piala.
Mengapa hasil kompetisi itu tidak ditindaklanjuti sehingga hasil kajiannya bermanfaat bagi siswa. Dari ajang kompetensi, hasilnya dapat dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan.
Jiwa kewirausahaan pada tingkat SD dan SMP dapat dilakukan dengan memberikan keterampilan kepada anak untuk mengubah barang bekas menjadi karya seni yang bernilai ekonomis. Memanfaatkan barang bekas menjadi mainan. Memberikan keterampilan kepada siswa membuat kuliner yang dikreasikan. Hasil kuliner tersebut dijajakan pada saat hari pasar di sekolah.
Melalui kreativitas yang tinggi, anak-anak akan mengeksplorasi kreasi mereka untuk membuat gagasan dalam menciptakan terobosan baru.
Dengan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar,anak bisa mendapatkan akses serta ruang yang terbuka untuk mengasah ketajaman kreativitasnya, maka sejak dini anak akan dididik untuk lebih produktif dan tidak konsumtif untuk bekal menjadi mandiri kelak.[T]
- BACA artikel lain dari penulis SUAR ADNYANA